Kapan Hari Tasyrik? Ini Jadwal, Amalan, serta Larangannya

Kapan Hari Tasyrik? Ini Jadwal, Amalan, serta Larangannya

Urwatul Wutsqaa - detikSulsel
Kamis, 29 Jun 2023 22:00 WIB
Ilustrasi kalender
Ilustrasi (Foto: detikcom/Dikhy Sasra)
Makassar -

Hari tasyrik tidak lepas dari perayaan Hari Raya Idul Adha. Lantas, kapan hari tasyrik Idul Adha 2023?

Dilansir dari laman NU Online, merujuk pada tiga hari setelah Hari Nahar (10 Dzulhijjah). Hari tasyrik adalah hari-hari di mana umat muslim diperkenankan menyembelih hewan kurban.

Jadwal Hari Tasyrik Idul Adha 2023

Berdasarkan hasil dari sidang isbat pada Minggu, 18 Juni 2023 pemerintah menetapkan 1 Dzulhijjah jatuh pada Selasa, 20 Juni 2023 sehingga hari tasyrik akan jatuh pada tanggal:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

  • 11 Dzulhijjah 1444 H = 30 Juni 2023
  • 12 Dzulhijjah 1444 H = 1 Juli 2023
  • 13 Dzulhijjah 1444 H = 2 Juli 2023

Sementara itu, hari tasyrik berdasarkan penetapan Muhammadiyah sedikit lebih awal.

Berdasarkan Maklumat Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2023 tentang penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah 1444 H, 1 Dzulhijjah jatuh pada Senin, 19 Juni 2023. Penetapan tersebut mengacu pada hasil hisab wujudul hilal Lembaga Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah pada Januari 2023 lalu.

ADVERTISEMENT

Dengan demikian, maka hari tasyrik berdasarkan ketetapan Muhammadiyah akan jatuh pada tanggal 29 Juni-1 Juli 2023.

Amalan Hari Tasyrik Idul Adha 2023

Saat hari tasyrik, terdapat beberapa amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan. Nah, berikut ini amalan-amalan yang dapat dikerjakan saat hari tasyrik menurut beberapa ulama:

1. Memperbanyak Takbir

Imam Bukhari meriwayatkan hadits perihal amal pada Hari Tasyrik. Ia mengutip pandangan Ibnu Abbas ra. perihal perintah dzikir pada hari-hari tertentu yang dipahami sebagai hari tasyrik di Surat Al-Baqarah ayat 203.

وقال ابنُ عَبَّاسٍ وَاذْكُرُواْ اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَّعْدُودَاتٍ أَيَّامُ العَشْرِ والأَيَّامُ المَعْدُوْدَاتُ أَيَّامُ التَّشْرِيْقِ وكَانَ ابنُ عُمَرُ وأَبُو هُرَيْرَةَ كَانَا يَخْرُجَانِ إِلَى السُّوقِ فِي أيَّامِ العَشْرِ يُكبِّرَانِ، ويُكَبِّرُ النَّاسُ بِتَكْبِيْرِهِمَا وكَبَّرَ مُحَمَّدٌ بْنُ عَلِيٍّ خَلْفَ النَافِلَةِ

Artinya: "Ibnu Abbas ra. mengatakan, 'Sebutlah nama Allah (zikirlah) pada hari tertentu,' (Surat Al-Baqarah ayat 203). 'Hari 10 dan hari-hari tertentu adalah Hari Tasyrik.' Sahabat Ibnu Umar dan Abu Hurairah ra. keluar ke pasar pada hari 10 sambil bertakbir. Orang-orang pun ikut bertakbir karena takbir keduanya. Muhammad bin Ali juga bertakbir setelah shalat sunnah," (HR Bukhari).

Imam Bukhari dalam bab ini juga mengutip sahabat Ibnu Umar dan Abu Hurairah yang bertakbir pada Hari Tasyrik. Ia juga meriwayatkan Muhammad bin Ali yang bertakbir setelah melaksanakan shalat sunnah.

Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani mengutip pandangan serupa sebagaimana hadits riwayat Imam Bukhari perihal anjuran takbir selesai shalat. Kali ini ia mengutip pandangan Imam Abu Hanifah perihal pembacaan takbir seusai shalat pada Hari Tasyrik.

وكان أبو حنيفة يذهب بالتشريق في هذا إلى التكبير في دبر الصلاة

Artinya: "Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa amal pada Hari Tasyrik adalah takbir setelah shalat," (Al-Asqalani, 2004 M/1424 H: II/525).

Ibnu Bathal yang juga mensyarahkan Shahih Bukhari mengutip pendapat Mahlab. Menurutnya, amal utama pada Hari Tasyrik adalah pembacaan takbir sebagaimana lafal takbir yang dianjurkan. Bahkan menurutnya, zikir takbir pada Hari Tasyrik lebih utama daripada shalat sunnah.

وقال المهلب العمل فى أيام التشريق هو التكبير المسنون، وهو أفضل من صلاة النافلة

Artinya: "Al-Muhallib mengatakan, 'Amal pada Hari Tasyrik adalah pembacaan takbir yang disunnahkan. Itu (takbiran) lebih utama dari shalat sunnah,'" (Ibnu Bathal, Syarhu Shahihil Bukhari libni Bathal, [Riyadh, Maktabatur Rusyd: tanpa tahun], juz II, halaman 561).

2. Memperbanyak Tahlil, Tahmid, dan Takbir

Ibnu Hajar Al-Asqalani pada akhir pembahasan amal pada hari tasyrik mengutip riwayat hadits yang menganjurkan umat Islam untuk membaca tahlil, tahmid, dan takbir.

وقد وقع في رواية بن عمر من الزيادة في آخره فَأَكْثِرُوْا فِيْهِنَّ مِنَ التَّهْلِيْلِ وَالتَّحْمِيْدِ وَالتَّكْبِيْرِ

Artinya: "Pada riwayat Ibnu Umar ada tambahan kalimat di akhir, 'Perbanyaklah tahlil, tahmid, dan takbir pada Hari Tasyrik,'" (Al-Asqalani, 2004 M/1424 H: II/529).

3. Mengerjakan Jenis Amal Ibadah Lainnya

Al-Asqalani mengutip pendapat Ibnu Abi Jamrah. Menurutnya, Islam tidak menentukan amal atau dzikir tertentu pada Hari Tasyrik. Menurutnya, amal apapun asal dilakukan pada hari tasyrik tetap lebih utama daripada amal yang sama di luar hari tasyrik.

وقال بن أبي جمرة الحديث دال على أن العمل في أيام التشريق أفضل من العمل في غيره

Artinya: "Ibnu Abi Jamrah mengatakan, 'Hadits ini menunjukkan bahwa amal apapun pada Hari Tasyrik lebih utama daripada amal yang sama di luar Hari Tasyrik,'" (Al-Asqalani, 2004 M/1424 H: II/527).

Pada prinsipnya, hari tasyrik memang waktu istimewa untuk ibadah sehingga apapun amal ibadahnya asal dilakukan pada waktu-waktu yang istimewa maka ganjarannya juga istimewa. Hadits riwayat Imam Bukhari di atas menunjukkan bahwa Allah mengistimewakan waktu-waktu tertentu, sebagaimana Dia mengistimewakan tempat-tempat tertentu.

وأن الغاية القصوى فيه بذل النفس لله وفيه تفضيل بعض الأزمنة على بعض كالأمكنة

Artinya: "Tujuan tertinggi dari hadits ini adalah penghambaan diri sepenuhnya kepada Allah. Hadits ini juga menjadi dalil pengutamaan waktu-waktu tertentu dalam ibadah dibanding waktu lainnya, sebagaimana pengistimewaan tempat-tempat tertentu," (Al-Asqalani, 2004 M/1424 H: II/528).

Larangan di Hari Tasyrik

Selai dianjurkan untuk mengerjakan beberapa amalan, rupanya juga terdapat larangan di hari tasyrik. Adapun larangannya yaitu berpuasa.

Masih dari sumber yang sama, dijelaskan bahwa berpuasa di hari tasyrik hukumnya haram.

Keharaman berpuasa di hari tasyrik ini dijelaskan dalam kitab Fathul Mu'in oleh Syekh Zainuddin Al-Malibari.

تتمة: يحرم الصوم في أيام التشريق والعيدين

Artinya, "Pelengkap: puasa pada hari tasyrik dan dua hari raya id haram," (Syekh Zainuddin Al-Malibari, Fathul Mu'in pada Hasyiyah I'anatut Thalibin, [Daru Ihyail Kutubil Arabiyah/Isa Al-Babi Al-Halabi: tanpa tahun], juz II, halaman 273).

Nah, demikianlah penjelasan mengenai jadwal hari tasyrik, amalan yang dianjurkan, serta larangannya. Semoga bermanfaat ya, detikers!




(urw/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads