Personel tim SAR gabungan telah meninggalkan lokasi jatuhnya pesawat SAM Air di hutan Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan. Mereka kembali ke Wamena usai enam korban berhasil ditemukan.
"Pada pukul 08.45 WIT helikopter Caracal milik TNI terbang menuju lokasi menjemput 12 personel yang telah melaksanakan evakuasi terhadap korban pesawat SAM AIR," kata Kepala Seksi Operasi dan Siaga SAR Jayapura Marinus Ohoirat, Rabu (28/6/2023).
Dari 12 personel SAR gabungan tersebut terdiri dari enam anggota Paskhas (Kopasgat) dan enam Basarnas. Penjemputan 12 personel tersebut dilakukan dengan dua tahap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tim pertama dijemput 8 orang dan heli kembali lagi ke lokasi untuk menjemput 4 personel lain," ujarnya.
Marinus mengatakan ke-12 personel yang diturunkan ke lokasi jatuhnya pesawat SAM Air dalam kondisi sehat. Saat ini mereka telah tiba di Bandar Udara Wamena.
"Saat ini total 12 personel telah tiba di Bandara Wamena dalam keadaan sehat walafiat," paparnya.
Untuk diketahui tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi enam korban pesawat SAM Air yang jatuh di hutan Yalimo pada Selasa (27/6). Proses menuju lokasi membutuhkan waktu 5 hari lantaran terkendala cuaca dan medan yang sulit dilalui.
Keenam korban tersebut atas nama pilot Kapten Hari Permadi, kopilot Levi Murib, Bartolomeus, Ebeth Halerohon, Dormina Halerohon, dan Kilimputni. Korban dievakuasi ke RS Bhayangkara Jayapura.
Saat ini korban pesawat nahas tersebut telah berada di ruang jenazah RS Bhayangkara Jayapura untuk dilakukan proses identifikasi. Proses ini diperkirakan menghabiskan waktu satu atau dua hari.
"Kalau bisa satu, dua hari bisa. Maksud saya satu, dua hari itu dengan kita mengenali, selama tidak rusak, kalau kondisinya memungkinan bisa secepatnya," kata Kabiddokes Polda Papua Kombes dr. Nariyana kepada wartawan, Selasa (27/6).
Nariyana menambahkan pihak tim DVI Polda Papua bakal menggunakan tiga metode. Pertama melalui sidik jari, lalu gigi, dan DNA. Namun tim akan berusaha secepat mungkin melakukan proses identifikasi ini.
"Pertama dari sidik jari, kedua nanti dengan gigi, ketiga dengan DNA. Prosesnya sekarang ini kita kerja itu cepat karena budaya kita melayani mereka secepatnya, komitmen," pungkasnya.
(afs/hmw)