Dinas Pendidikan (Disdik) Sulawesi Selatan (Sulsel) mengaku ada masalah pada sistem saat pengumuman penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang dianggap ada keanehan. Hal itu membuat kelulusan pendaftar tiba-tiba berubah sehingga keluarga calon siswa protes.
Kepala Disdik Sulsel Iqbal Najamuddin mengatakan pada pengumuman pertama ada masalah pada perangkingan PPDB. Menurutnya pengumuman tersebut tidak memenuhi petunjuk teknis (juknis) PPDB yang telah ditetapkan.
"Karena begini, waktu pengumuman pertama itu ada memang salah pembacaan perangkingan sistem yang tidak memenuhi dengan petunjuk teknisnya," ujar Iqbal saat dikonfirmasi detikSulsel, Minggu (25/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iqbal menjelaskan pengumuman itu semestinya terintegrasi dengan sekolah pilihan kedua atau ketiga ketika calon siswa tidak lulus di sekolah pilihan pertama. Namun hal itu tidak terjadi sehingga ia khawatir ada calon siswa yang tidak tercover.
"Misalnya kan di sekolah pertama harusnya dia mendapatkan perangkingan di sekolah keduanya, cuman kemarin tidak terjadi itu. Makanya itu yang kita benahi kembali karena kita takutkan ada anak-anak yang tinggi nilainya mungkin tidak diterima di sekolah pertama tapi di sekolah kedua dia paling tinggi tapi dia tidak masuk," paparnya.
"Ini yang tidak boleh sebenarnya karena ini menyalahi juknis makanya kita benahi supaya pengumuman sesuai dengan petunjuk teknis karena kita dzalimi anak-anak yang tinggi nilainya tapi tidak lulus," sambungnya.
Iqbal pun menyebut permasalahan saat pengumuman itu sudah diatasi. Pengumuman terbaru PPDB jalur zonasi diakuinya sudah bisa dilihat kembali mulai Minggu (25/6) kemarin.
"Jadi sudah ada pengumuman di linknya, pengumuman resmi hari ini (Minggu) sudah bisa dilihat," bebernya.
Atas kejadian itu, Iqbal juga meminta maaf. "Saya sendiri minta maaf terkait dengan hal ini (ada pendaftar lulus tiba-tiba berubah), pengumuman resmi memang sebenarnya hari ini sudah dibenahi," ujarnya.
Pengumuman tuai protes di halaman selanjutnya.
Keluarga Pendaftar Protes
Salah satu calon siswa bernama Ariel Anugrah Sachid sempat dinyatakan lulus namun namanya tiba-tiba hilang sehari kemudian. Keluarga Ariel menganggap ada keanehan sehingga melayangkan protes.
Kakak Ariel, Nurjannah menuturkan pada hari pertama pengumuman pada 23 Juni nama adiknya muncul sebagai calon siswa yang lulus di SMK Negeri 3 jalur zonazi pada pukul 07.00 Wita. Selanjutnya pada pukul 10.00 Wita sistem PPDB tidak dapat diakses.
"Di jam 10 pagi itu di tanggal 23 sistem PPDB itu down, dan tiba-tiba nama tidak muncul semua, nama setiap sekolah tidak muncul," tuturnya kepada detikSulsel, Minggu (25/6).
Setelah sistem bermasalah, Nurjannah mengaku langsung mendatangi operator sekolah untuk melakukan pendaftaran ulang. Namun dia diminta menunggu lantaran sistem masih belum bisa diakses hingga sore hari.
"Dia bilang pihak sekolah jangan ki dulu dulu karena ini belum resmi. Tunggu ki jam 1 siang, kita masih menunggu. Sampai jam 1 tidak ada kabarnya, disuruh lagi menunggu sampai jam 5. Setelah jam 5 tidak ada juga kabarnya saya coba telepon call center-nya PPDB yang ada di website tapi tidak ada jawaban, saya coba DM akun Instagram PPDB juga tidak ada jawaban," ungkapnya.
Sehari setelahnya, sistem PPDB sudah bisa diakses kembali sehingga Nurjannah mengecek kelulusan adiknya. Namun nama adiknya sudah tidak pernah muncul di sistem hingga hari ini.
"Dan di tanggal 24 besoknya jam 10 itu sistemnya mulai bagus saya cek namanya adek ku kembali, kenapa tidak ada namanya padahal di hari pertamakan lulus, di hari kedua tidak muncul namanya sampai hari ini," cetusnya.
Karena itu, Nurjannah menilai ada keanehan mengenai hilangnya nama adiknya dalam pengumuman PPDB, setelah sebelumnya dinyatakan lulus. Sebab, adiknya itu sempat masuk zonasi sekolah dengan jarak 805 meter dari rumahnya. Sementara ada calon siswa yang jaraknya 980 meter justru dinyatakan lulus.
"Kenapa tiba-tiba namanya adik ku hilang bahkan lucunya digantikan dengan jarak 980 sampai 1.000 meter. Sedangkan jarak antara rumah ke sekolah itu adik saya 805 meter sampai 908 meter, jauh sekali jaraknya," terangnya.
"Saya tidak tahu digantikan atau digeser. Tapi di sistem PPDB itu ada jarak siswa ke sekolah itu sekian, sedangkan jarak rumah ku ke sekolah cukup dekat ji," sambungnya.