Fakta-fakta Miris Inses di Bukittinggi, Ibu Setubuhi Anak Saat Bapak di Rumah

Sumatera Barat

Fakta-fakta Miris Inses di Bukittinggi, Ibu Setubuhi Anak Saat Bapak di Rumah

Tim detikSumut - detikSulsel
Sabtu, 24 Jun 2023 15:49 WIB
Word incest printed and defined in the English dictionary
Foto: Getty Images/iStockphoto/brazzo
Bukittinggi - Warga Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar) dibuat geger kasus inses ibu dan anak yang diungkap oleh Wali Kota Bukittinggi Erman Safar. Terungkap, inses tersebut terjadi sejak lama.

Dirangkum dari detikSumut, Sabtu (24/6/2023), berikut fakta-fakta miris inses di Bukittinggi, ibu setubuhi anak sejak SMA:

1. Inses Ibu Setubuhi Anak Sejak SMA

Erman awalnya melakukan Sosialisasi Pencegahan Pernikahan Anak di rumah dinas Wali Kota Bukittinggi, Rabu (22/6/2023). Saat itu jugalah dia mengungkap ada kasus inses ibu dan anak di Bukittinggi.

"Anak kita, dari usia SMA. Dia dari SMA sampai usia 28 tahun berhubungan badan dengan ibu kandungnya," kata Erman Safar, seperti dikutip dari detikSumut.

Pernyataan Erman tersebut seketika membuat peserta sosialisasi melongo. Namun Erman melanjutkan kasus inses di Bukittinggi itu sedang ditangani serius Pemkot Bukittinggi.

2. Anak Disetubuhi Ibu Dikarantina

Erman menceritakan bahwa hubungan terlarang antara ibu dengan anak kandung itu sudah berlangsung lama. Sang anak kini sudah dikarantina.

"Dia sekarang sedang kami karantina. Sedang kami karantina, warga kita," kata Erman.

"Dia dari SMA sampai usia 28 tahun berhubungan badan dengan ibu kandungnya. Percaya? Dunia sudah tua," katanya.

3. Bapak Ada di Rumah Saat Hubungan Terlarang Terjadi

Erman mengungkap fakta miris lainnya dengan kejadian tersebut. Pasalnya, peristiwa inses itu justru terjadi saat keluarga sedang utuh.

"Bapaknya ada. Ada bapaknya di rumah. Satu rumah. Coba bayangin, dunia sudah tua," katanya lagi.

Erman lantas menggarisbawahi pentingnya menjaga dan melindungi anak-anak dari potensi eksploitasi dan kekerasan seksual yang merusak masa depan mereka.

"Dalam upaya mencegah kasus serupa terjadi di masa mendatang, Pemerintah Kota Bukittinggi berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang isu pernikahan anak di bawah umur serta menguatkan upaya perlindungan anak," jelas dia.

4. Respons Polisi

Kapolresta Bukittinggi Kombes Yessi Kurniati mengaku selama ini tidak pernah mendengar adanya laporan terkait kasus tersebut. Namun dia akan berkoordinasi terlebih dahulu bersama wali kota yang mengeluarkan pernyataan itu.

"Kami perlu proses dulu. Kami dalami. Selama ini tidak ada laporan. Kami komunikasikan dengan Pak Wali dan dalami persoalan ini," ujar Yessi kepada wartawan, Kamis (22/6).

Kapolres menjelaskan penyelidikan akan dimulai dilakukan setelah pihaknya mendapatkan informasi yang lebih jelas terkait peristiwa ini.

5. Sosiolog Ungkap 3 Faktor Pemicu Inses

Sosiolog Universitas Negeri Padang (UNP) Erianjoni menyebut inses ibu dan anak adalah fenomena langka. Kebanyakan kasus ini melibatkan ayah dan anak dalam bentuk eksploitasi seksual.

"Kejadian yang di Bukittinggi adalah termasuk yang langka untuk konteks Sumbar, karena (inses) antara ibu dan anak laki-laki dan itu telah berlangsung tahunan. Ini gejala sosial yang sangat ironi di tengah banyaknya berbagai varian masalah penyimpangan seksual di Ranah Minang saat ini," kata Erianjoni kepada detikSumut, Jumat (23/6).

Eri lantas mengungkap ada tiga hal yang menyebabkan terjadinya peristiwa itu. Pertama, bisa disebabkan persoalan hiperseks, dimana hasrat seksual si ibu yang tinggi dan tidak puas oleh si ayah.

"Hasrat seksual si ibu bisa saja tergolong hiperseks, sehingga ketidakpuasan oleh si ayah sehingga anak menjadi sasaran untuk pemuas," katanya.

Faktor kedua, kohesi sosial yang salah, karena kedekatan yang berlebihan menyebabkan hilangnya sekat sosial yang membatasi hubungan tersebut dan ketiga, disebabkan disfungsi peran ayah dalam menjalankan fungsi proteksi atau perlindungan anggota keluarganya dari berbagai problem hidup.

"Dari relasi sosial yang salah itu atau hubungan sosial yang terlarang tersebut lama kelamaan berbentuk dalam hubungan simbiotik atau saling membutuhkan antara ibu, yang butuh kepuasan seksual dan anak yang butuh kasih sayang dan uang untuk pemenuhan gaya hidup,"katadia.


(hmw/hmw)

Hide Ads