Seorang siswi berhijab asal Indonesia bernama Ria pingsan saat mengikuti festival olahraga di sekolahnya di Jepang. Rekan sekolahnya pun kompak membentuk barisan menutupi Ria lantaran penutup auratnya mesti dilepas sementara untuk mendapat penanganan.
Dilansir dari detikEdu, peristiwa itu viral di media sosial lewat video yang diunggah Abdurrahman di channel Youtube-nya Lombok Japan Family. Abdurrahman yang merupakan ayah dari Ria menceritakan kesaksiannya atas sikap pelajar Jepang tersebut.
"Waktu itu saya lihat murid yang pertama kali bikin barisan itu temen deketnya Ria yang bernama Yuina Chan," ungkap Abdurrahman kepada detikEdu, Kamis (22/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abdurrahman mengatakan putrinya saat itu sedang tidak memakai hijab dengan maksud bisa mendapat udara saat kondisinya tengah terkapar. Rekannya pun kompak membuat barisan melingkar menutup Ria.
"Setelah itu teman yang lain juga ikut serentak bikin barisan dan karena merasa kurang kelihatan wali kelas manggil yang grup kuning untuk ikut baris," paparnya.
Dia mengaku tidak menyangka pelajar Jepang yang merupakan rekan Ria dengan sigap melindungi anaknya. Perbuatan siswi-siswi tersebut membuatnya terharu.
"Sangat terharu sampai meneteskan air mata karena nggak nyangka dengan aksi guru dan teman-temannya yang menutupi Ria," ungkap Abdurrahman.
Abdurrahman menganggap kejadian itu membuktikan jika toleransi di Jepang sangat tinggi. Menurutnya, siswa di Jepang memang diajarkan soal pendidikan karakter atau disebut Doutoku Kyouiku.
"Contoh pelajaran Doutoku seperti dikasih tema gambar orang yang satu kasih pinjam sapu tangan dan yang satu tidak kasih pinjam," terang Abdurrahman.
Abdurrahman mengakui jika dia bersama istri turut menanamkan nilai-nilai pendidikan dari Doutoku dalam kehidupan sehari-harinya.
"Selain doutoku juga anak-anak juga dididik oleh orang tua di rumah. Istri saya juga paling ditakuti sama anak-anak ketimbang saya," terangnya.
Menurut Abdurrahman, rata-rata orang Jepang memikirkan perasaan orang lain di atas perasaannya sendiri. Warga Jepang akan memikirkan perasaan orang lain lebih dulu semisal saat memberikan sebuah hadiah.
"Bahkan uniknya kalau orang Jepang memberikan hadiah atau sesuatu itu kadang susah karena takutnya barang yang diberi tidak menyenangkan dan biasa kalau orang Jepang memberikan hadiah disertakan dengan ucapan tsumaranai mono desukedo yang artinya maaf mungkin barang ini tidak menarik," pungkasnya.
(sar/sar)