Partai NasDem menanggapi keinginan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) naik kereta bareng Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Ketua DPP NasDem Willy Aditya menilai keinginan SBY itu adalah spirit bersama membangun Indonesia.
"Ya namanya mimpi ya, kan kita hidup di dunia nyata no problem. Toh satu kereta itu bisa dibayangkan tetap satu spirit membangun Indonesia lah ya," ujar Willy kepada wartawan di Makassar, Rabu (21/6/2023) malam.
Willy mengatakan untuk membangun Indonesia tidak hanya dengan satu kelompok saja. Menurutnya, membangun Indonesia merupakan kepentingan bersama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Membangun Indonesia itu tidak cukup hanya 1 partai 2 partai, 1 koalisi 2 koalisi. Kita harus bersama-sama untuk memajukan politik kebangsaan kita," ucapnya.
"Ini yang buat sesak pikir seolah-olah yang bertanggung jawab soal ini hanya partai penguasa saja. Semua kita bertanggung jawab," tambahnya.
Lebih lanjut Willy berbicara soal Anies Baswedan. Dia mengatakan mantan Gubernur DKI Jakarta itu sudah mengantongi nama cawapres.
"Cawapresnya mas Anies tentu sudah ada di kantong mas Anies kapan mau dideklarasikan kita cari bulan baik, hari baik artinya sudah ada lah tinggal bagaimana kita juga harus melihat, politik kan butuh surprise butuh presisi," ujar Willy.
"Di kita adalah blok politik koalisi yang pertama kali mengumumkan capres. Dari pak Prabowo, pak Ganjar, pertama disampaikan kan Anies itu untuk capres, untuk cawapres kita agak sedikit alon-alon asak lakon," tambahnya.
Willy menjelaskan timnya sampai saat ini terus bekerja untuk kemenangan Anies di pilpres. Timnya pun telah menyusun banyak agenda untuk Anies.
"Saya anggota tim 8 yang day to day bekerja. Fine fine ajah tidak ada masalah. Kemarin kami rapat tim 8 sebelum mas Anies berangkat haji pamitan kita sudah menyusun agenda banyak hal," ungkap Willy.
"Bahkan ada beberapa agenda deklarasi di beberapa wilayah secara bersamaan. Jadi sekarang kita turunkan setelah koalisi nasional ini beberapa daerah kita buat sekber sampai ke tingkat kecamatan," tambah Willy.
Baca selengkapnya soal mimpi SBY di halaman berikutnya...
Mimpi SBY
Sebelumnya diberitakan, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bercuit soal mimpinya. SBY bermimpi soal Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Dilansir dari detikNews, SBY mencuitkan hal tersebut di akun Twitternya, @SBYudhoyono, Senin (19/6) siang. Cuitan ini disampaikan langsung oleh SBY karena diberi tanda *SBY*.
Dalam cuitannya, SBY bermimpi suatu hari nanti Jokowi mendatanginya ke Cikeas. Dia dan Jokowi lalu menjemput Megawati di kediamannya untuk selanjutnya berangkat ke Stasiun Gambir.
"Saya bermimpi, di suatu hari Pak Jokowi datang ke rumah saya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Ibu Megawati di kediamannya. Selanjutnya kami bertiga menuju Stasiun Gambir," kata SBY.
Mimpi itu berlanjut dengan ketiganya sudah ditunggu Presiden ke-8 RI di Stasiun Gambir. Sang presiden yang akan dipilih di 2024 ini kemudian berbincang-bincang sebelum memberikan tiket kereta api untuk ketiga tokoh tersebut.
"Di Stasiun Gambir, sudah menunggu Presiden Indonesia Ke-8 & beliau telah membelikan karcis kereta api Gajayana ke arah Jawa Tengah & Jawa Timur. Karena masih ada waktu, sejenak kami berempat minum kopi sambil berbincang-bincang santai," kata SBY.
SBY, Jokowi, dan Megawati, dalam cuitan SBY, selanjutnya naik kereta api dan menyapa rakyat sepanjang perjalanan. Kereta api tersebut ternyata berhenti di Solo dan ketiganya berpisah ke tempat tujuan masing-masing.
"Setelah itu, kami bertiga naik kereta api Gajayana yang siap berangkat ke tujuan. Di perjalanan, kami menyapa rakyat Indonesia dengan hangat. Rakyat yang pernah kami pimpin dengan penuh kesungguhan hati. Memimpin bangsa yang tak pernah sepi dari tantangan," kata SBY.
"Sampai di Solo, Pak Jokowi dan saya turun dari kereta. Pak Jokowi kembali ke kediamannya, saya terus ke Pacitan dengan bus. Sedangkan Ibu Megawati melanjutkan perjalanan ke Blitar utk berziarah ke makam Bung Karno," imbuh sang Presiden ke-6 RI itu.