Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya (PBD) mengungkap penyebab sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) di Kota Sorong, Papua Barat Daya meluber hingga ke bahu jalan nasional. Menurutnya hal itu disebabkan karena akses jalan menuju sanitary renville masih dalam pengerjaan.
"Terjadi tumpukan sampah karena akses jalan masuk dari jalan nasional ke sanitary renville sedang dalam pembangunan," jelas Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kehutanan dan Pertanahan Provinsi Papua Barat Daya Julian Kelly Kambu kepada detikcom, Senin (19/6/2023).
Kelly mengatakan truk sampah tidak bisa masuk ke sanitary renville lantaran jalan yang sedang dikerjakan. Ia menyebut tumpukan sampah hingga ke jalan nasional bukan hal yang disengaja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Truk sampah tidak bisa masuk hingga ke sanitary renville karena akses jalan lagi dikerjakan. Tumpukan sampah itu juga tidak disengaja," ungkapnya.
![]() |
Atas nama pemerintah, Kelly meminta maaf kepada masyarakat yang terganggu saat melintasi jalur tersebut. Menurutnya, sampah tersebut seharusnya tidak boleh sampai ke bahu jalan.
"Kami mohon maaf kepada masyarakat yang melintasi jalur itu. Saat ini dalam pengerjaan jalan mudah-mudahan 6 bulan ke depan selesai," ujarnya.
"Itu memang jalan nasional tidak boleh ada penumpukan sampah di bahu jalan. Minimal harus 10 meter dari bahu jalan," tambahnya.
Kelly mengungkap pembangunan akses jalan menuju sanitary sudah direncanakan sejak tahun 2019. Namun, karena dilanda Covid-19 akhirnya anggaran dialihkan.
"Dana yang direncanakan untuk bangun jalan itu termasuk yang dikurangi saat Covid-19, sehingga tahun 2023 ini mulai pekerjaan dari Balai Prasarana dan Pemukiman," imbuhnya
Kelly menyebut jarak bahu jalan nasional ke sanitary renville sekitar 300 atau 500 meter dengan luas TPA sekitar 10 hektar.
"Kami mohon kesabaran jadi kita sama-sama mencari solusi. Kami tetap prioritas untuk bagaimana penanganan dan pengurangan sampah," tutupnya.
Sebelumnya, seorang pengendara truk, Jai mengaku sangat terganggu dengan tumpukan sampah hingga ke bahu jalan. Apalagi baunya sangat menyengat.
"Sangat ganggu sih, terutama untuk pengguna mobil, kalau ada pecahan beling dan mengenai ban mobil, bocor, bengkel jauh lagi. Dan, udara juga (terganggu)," kata Jai kepada detikcom, Jumat (16/6).
Jai mengaku setiap hari beraktivitas melewati jalan tersebut. Menurutnya, seharusnya pemerintah memindahkan TPA tersebut minimal 1 kilometer dari bahu jalan.
"Saya kan supir angkut material, melewati jalan nasional ini. Masa jalan nasional sampah banyak di pinggiran begini. Saya harap, tumpukan sampah ini bisa dipindahkan agar jangan terlalu terlihat. Karena semua pejabat lewat sini, mungkin dinas terkait bisa kasih mundur (TPA) nya," ungkapnya.
(ata/ata)