Sebanyak 1.000 ekor babi milik warga dilaporkan mati akibat penularan virus ASF (African Swine Fever) di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar). Pemerintah tengah melakukan upaya pencegahan agar virus ASF tidak semakin meluas.
"Yang mati kurang lebih 1000 ekor," kata Kepala UPTD Puskeswan Mapilli, drh Isnaini Bagenda saat dijumpai wartawan, Sabtu (17/6/2023).
Menurut Isnaini penularan virus ASF yang menyebabkan kematian ternak babi, paling banyak terjadi di Kelurahan Sulewatang dan Kelurahan Darma, Kecamatan Polewali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Kelurahan Darma populasinya sekitar 500 ekor, Sulewatang juga. Di dua kelurahan ini yang betul-betul populasinya habis," bebernya.
Isnaini mengungkapkan, virus ASF mulai mewabah pada Maret hingga Mei. Virus ASF pertama kali mewabah di Kelurahan Sulewatang.
"Ini matinya (babi) dari bulan tiga sampai kemarin bulan lima, mereka (peternak) tidak lapor. Wabah pertama muncul di Sulewatang, mereka tidak lapor, dianggap penyakit biasa, lalu berpindah ke wilayah Jambu Tua (Darma), " ungkapnya.
Lebih lanjut Isnaini mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai cara untuk mencegah virus semakin mewabah. Selain memberikan pengobatan medis termasuk desinfektan, peternak juga diimbau melakukan pengobatan secara tradisional.
"Penanganan sebelum merebak kita sudah lakukan pengobatan, karena masih laporan satu-satu mati. Kita lakukan penanganan, disinfeksi yang utama, karena ASF disebabkan virus. Kita juga membagikan desinfektan ke kandang-kandang, melakukan pengobatan medis dari dinas termasuk menyarankan pengobatan tradisional," terangnya.
Diakui Isnaini, pihaknya sempat kesulitan mengendalikan penyebaran virus yang baru mewabah di daerah ini.
"Ternyata sulit sekali dikendalikan karena ini penyakit baru masuk di sini. Sehingga yang kami lakukan adalah disposal, yakni penanganan bangkai dengan baik sehingga meminimalkan penyebaran virus dan kematian," ucap Isnaini.
Isnaini menegaskan virus ASF tidak menular kepada manusia termasuk binatang lain. Dia menyebut penularan virus dapat menular melalui makanan.
"Tidak menular ke manusia, penularanya hanya ke babi saja. Penyebarannya lewat aeorosol, lewat makanan dan lewat sisa makanan. Dari sisa makanan yang dimuntahkan menjadi kotoran lalu dimakan lagi, menjadi virus," tutupnya.
(ata/sar)