Perempuan di Lutim Desak Pemerintah Hapus Konsesi PT Vale di Kebun Merica

Perempuan di Lutim Desak Pemerintah Hapus Konsesi PT Vale di Kebun Merica

Ahmad Al Qadry - detikSulsel
Senin, 12 Jun 2023 20:50 WIB
Potret penolakan warga terhadap rencana perluasan tambang PT Vale Indonesia Tbk di Blok Tanamalia, Luwu Timur. Dokumen Istimewa
Foto: Potret penolakan warga terhadap rencana perluasan tambang PT Vale Indonesia Tbk di Blok Tanamalia, Luwu Timur. Dokumen Istimewa
Luwu Timur -

Perempuan Pejuang Loeha Raya di Luwu Timur (Lutim), Sulawesi Selatan (Sulsel) menolak rencana PT Vale melakukan aktivitas tambang di kawasan konsesi pegunungan Lumereo atau blok Tanamalia. Penolakan tersebut diwarnai dengan aksi membentangkan spanduk di aliran sungai kebun merica di Desa Rante Angin dan pesisir Danau Towuti di Desa Loeha.

"Pada dasarnya semua perempuan di 5 Desa ini tidak ingin kebun mereka diambil dan dirusak oleh siapapun," kata salah seorang massa aksi, Ana kepada detikSulsel, Senin (12/6/2023).

Desa yang terlibat penolakan yakni Loeha, Masiku, Rante Angin dan Bantilang dikarenakan merusak jalan dan sumber pemasukan mereka yakni bertani merica. Ana mengatakan aksi mereka dilakukan atas dasar kekhawatiran masa depan anak mereka dan sadar betul perkebunan merica yang telah mereka nikmati hasilnya tidak dapat digantikan dengan apapun bahkan dengan uang kompensasi yang terus disebarkan oleh perusahaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bahkan jika dibanding dengan uang kompensasi yang diusulkan perusahaan tidak sebanding dengan kehilangan lahan merica kami," kata Ana.

Potret penolakan warga terhadap rencana perluasan tambang PT Vale Indonesia Tbk di Blok Tanamalia, Luwu Timur. Dokumen IstimewaFoto: Potret penolakan warga terhadap rencana perluasan tambang PT Vale Indonesia Tbk di Blok Tanamalia, Luwu Timur. Dokumen Istimewa

Ana menegaskan seharusnya pemerintah daerah Lutim dan CEO PT Vale mendengar keinginan masyarakat. Dia menegaskan warga sudah sejahtera dari hasil perkebunan merica.

ADVERTISEMENT

"Presiden dan CEO PT Vale Febriany Eddy harus mendengar apa yang diinginkan oleh masyarakat di Loeha Raya. Masyarakat terutama perempuan di Loeha Raya dan Mahalona akan terus berjuang dan menghapus konsesi PT Vale Indonesia di pegunungan Lumereo atau blok Tanamalia. Karena ini merupakan hak kami untuk hidup sejahtera dan hak kami masyarakat untuk bekerja dengan tenang," katanya.

Seorang perempuan lainnya, Hasna mengatakan penolakan ini juga merupakan bentuk kekesalan pada kegiatan eksplorasi dan rasa khawatir akan masa depan kebun para petani merica di area Blok Tanamalia.

"Kami tidak akan berhenti berjuang sampai kebun kami dikeluarkan dari konsesi tambang. Kami yakin jika pertambangan masuk, maka masyarakat dan ibu-ibu di sini mau makan dari apa," kata Hasna.

Menurutnya, dengan berkebun merica kondisi perekonomian mereka terus membaik dan dianggap mampu menopang keberlangsungan pendidikan anaknya.

"Selama ini merica lah yang buat kami bisa menyekolahkan anak, membangun rumah, membeli mobil. Jika merica hilang, maka anak anak kami juga terancam putus sekolah," tambah Hasna.

detiksulsel telah mencoba mengkonfirmasi pihak PT Vale terkait tuntutan para petani merica tersebut, namun hingga saat ini belum ada respons.




(hmw/ata)

Hide Ads