Sebanyak 5.000 ekor babi di Toraja Utara (Torut), Sulawesi Selatan (Sulsel) mati gegara diserang virus Africa Swine Fever (ASF) atau flu babi. Pemkab Torut mulai kewalahan mencegah penyebarannya lantaran belum ada vaksin.
"Hari ini sudah tembus 5.000 babi yang mati di Toraja Utara, setiap hari itu selalu bertambah. Kami terus dapat laporan sampai saat ini," kata Kepala Dinas Peternakan Toraja Utara Lukas Pasarai kepada detikSulsel, Senin (12/6/2023).
Lukas menuturkan penularan virus ASF sangat masif. Pihaknya hanya bisa mengimbau warga melakukan pencegahan karena vaksin untuk virus itu belum ada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mulai kewalahan karena kasus setiap harinya bertambah banyak. Ini virus cepat sekali menyebar dan masih belum ada vaksinnya, jadi kami hanya melakukan pencegahan terus," paparnya.
Penyebaran virus ASF juga didukung karena lalu lintas babi ternak masih terjadi. Padahal pihaknya sudah melakukan pembatasan distribusi babi antardaerah.
"Kemudian banyak warga masih mendatangkan babi dari luar daerah, kemarin saja kami hentikan 2 truk yang mengangkut babi sebanyak 100 ekor. Pengantaran sering lewat jalur tikus karena tidak ada petugas di sana," ungkap Lukas.
Seorang peternak babi bernama Lukas mengaku mengalami kerugian akibat wabah ASF. Lukas mengaku sudah 2 bulan terakhir dirinya tidak lagi bisa menjual babi-babinya di Pasar Hewan Bolu.
"Sangat rugi. Kita diberitahu kalau tidak bisa jual babi di Pasar Bolu itu kan akhir April kemarin, jadi sudah 2 bulan ini tidak menjual babi di sana. Tidak ada pemasukan," ujar Lukas.
Lukas juga mengeluhkan lambannya penanganan pemerintah untuk menanggulangi penyebaran penyakit ASF. Terbukti kata dia, hingga saat ini pemerintah belum juga memberikan vaksin ASF ke daerah yang terdampak.
"Lambat sekali, waktu PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) kemarin itu cepat sekali. Tidak ada sampai ribuan begini ternaknya yang mati, tapi kenapa ASF ini lamanya ada vaksin. Sayang saja, babi saya itu ada 80 ekor, setengahnya sudah mati biar anaknya mati semua," imbuhnya.
Sebelumnya, Pemkab Tana Toraja juga melaporkan ada 300 babi mati karena virus ASF. Situasi ini mengancam populasi babi di wilayah tersebut sebanyak 346.710 ekor.
"Ini sangat berbahaya karena mengancam populasi babi kita, ada 346.710 populasi babi yang ada di 19 Kecamatan," kata Kabid Peternakan Dinas Pertanian dan Peternakan Tana Toraja Octavianus Sonda, Senin (5/6).
Octavianus menerangkan babi yang tertular virus ASF mengancam babi ternak yang sehat. Pasalnya vaksin untuk pencegahan virus tersebut juga belum ada.
"Sekarang belum ada vaksin untuk babi, jadi untuk mencegah virus ASF kami hanya membagikan disinfektan ke peternak," pungkasnya.
(sar/asm)