Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Toraja Utara (Torut), Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat 784 orang mengidap gangguan jiwa selama tahun 2023. Orang dalam gangguan jiwa itu (ODGJ) dipicu faktor ekonomi.
"Hingga Juni 2023 ini sebanyak 784 ODGJ di Toraja Utara, itu data real time ya, cukup banyak," kata Kepala Dinkes Toraja Utara Elisabeth kepada detikSulsel, Jumat (9/6/2023).
Elisabeth mengungkapkan ratusan warga itu masuk kategori ODGJ karena berbagai permasalahan ekonomi dan sosial. Permasalahan yang menimpa mereka sulit dikontrol sehingga kejiwaan mereka terganggu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kasus ODGJ ini dipicu dari beban hidup, ekonomi, sosial, ketidakmampuan untuk mengelola emosi sehingga mengalami stres berat dan kesehatan mentalnya terganggu," ungkapnya.
Menurutnya dari 784 ODGJ di Toraja Utara, 10 persen di antaranya remaja. Tak hanya itu, kurangnya rumah singgah untuk menangani ODGJ tersebut membuat kasus terus meningkat.
"Sekitar 10 persen (remaja). Kami juga minim rumah singgah, SDM Psikiater kami hanya 1 orang. Ini juga membuat penanganan ODGJ sedikit lamban," ujar Elisabeth.
Elisabeth menambahkan, 784 ODGJ tersebut sudah dirawat di berbagai fasilitas kesehatan masyarakat. Ada yang dirawat di puskesmas, RSUD Lakipadada Tana Toraja dan RS Dadi Makassar.
"Ada yang dirawat puskesmas, ada di RSUD Lakipadada dan ada juga dirujuk di RS Dadi Makassar," tambahnya.
Pihaknya akan konsen dalam penanganan dan pencegahan ODGJ di Toraja Utara. Dinkes Kesehatan Toraja Utara mengaku sudah membentuk tim untuk penanganannya.
"Kami sudah bentuk tim untuk penanganan dan pencegahan ODGJ ini dan sudah menjadi konsen kami," pungkasnya.
(sar/hmw)