16 Sapi Mati Mendadak di Barru gegara Terserang Jembrana-Keracunan

16 Sapi Mati Mendadak di Barru gegara Terserang Jembrana-Keracunan

Muhclis Abduh - detikSulsel
Selasa, 06 Jun 2023 16:15 WIB
Petugas kesehatan hewan Dinas Pertanian Barru melakukan vaksin ke anak sapi untuk mencegah terjangkit penyakit.
Petugas kesehatan hewan Dinas Pertanian Barru melakukan vaksin ke anak sapi untuk mencegah terjangkit penyakit. Foto: Dok. Istimewa
Barru -

Sebanyak 16 ekor sapi di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan (Sulsel) dilaporkan mati mendadak. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Barru menduga sapi tersebut terkena penyakit jembrana hingga mengalami keracunan.

"Kalau laporan hasil investigasi yang kami terima sejauh ini, ada sekitar 16 (sapi mati mendadak)," ungkap Kabid Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Barru Syahrir kepada detikSulsel, Selasa (6/6/2023).

Syahrir menjelaskan tim dokter kesehatan hewan telah turun melakukan investigasi di Desa Mattirowalie, Kecamatan Tanete Riaja. Pasalnya di desa tersebut dilaporkan terdapat sejumlah sapi yang mati mendadak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemarin teman-teman sudah ke lokasi Desa Mattirowalie melakukan investigasi serta melakukan diagnosa penyakit," bebernya.

Sementara itu, dokter hewan di Dinas Pertanian Barru Ahmad Nuzuluddin Kadri menambahkan, berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan, 16 hewan tidak mati secara mendadak. Namun didahului dengan tanda-tanda sakit sebelum mati.

ADVERTISEMENT

"Kalau hasil investigasi kami di lapangan kemarin, ada sekitar 16 sapi tapi bukan mati mendadak, melainkan didahului dengan tanda tanda sakit dan ada juga anak yang mati sebelum waktunya dilahirkan," imbuhnya.

Dia menegaskan, ditemukan diagnosa awal sapi peliharaan warga mati karena penyakit jembrana dan keracunan.

"Dari beberapa keterangan peternak yang memang sapinya mati, gejala yang diberikan dan hasil pengamatan terhadap sisa sapi yang ada di peternak diagnosa sementara kami mengarah ke penyakit jembrana dan keracunan," tuturnya.

Untuk mengantisipasi bertambahnya jumlah sapi yang mati, pihaknya untuk sementara waktu memberi tindakan pengobatan dengan memberikan vitamin dan antibiotik.

"Karena diagnosa sementara kami juga adalah jembrana selain keracunan tadi, jadi tindakan pengobatan sementara kami berikan vitamin dan antibiotik," terangnya.

Nuzuluddin mengungkapkan telah dijadwalkan vaksinasi ke sejumlah desa yang memiliki banyak ternak sapi. Namun sementara waktu vaksin yang digunakan berupa vaksin PMK, sebab vaksin jembrana belum ada stok baru yang mereka terima.

"Kami sudah mengirimkan surat jadwal vaksinasi ke Desa Libureng, Mattirowalie dan Lompo Riaja. Nantinya dalam kegiatan tersebut sekalian akan dilakukan pemberian vaksin PMK lanjutan karena vaksin jembrana masih belum kami terima, akan juga dilakukan pemberian vitamin, antibiotik dan desinfeksi," pungkasnya.




(afs/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads