Usus memliki peran penting dalam menjaga sistem kekebalan tubuh. Sejumlah penelitian menemukan adanya hubungan antara ketidakseimbangan dalam mikrobioma usus dan gangguan autoimun.
Kesehatan usus penting dijaga dengan cara mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat. Namun ternyata terdapat beberapa minuman yang kerap diminum masyarakat namun tidak baik untuk kesehatan usus.
Dilansir dari detikFood yang menukil Eat This Not That, terdapat beberapa minuman yang tidak baik dikonsumsi terlalu sering karena mengandung gula yang lebih tinggi, pemanis buatan, terlalu banyak keasaman, atau bahan lain yang dapat mengganggu ketenangan usus dan pencernaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Catat! 5 Menu Sarapan Ini Bikin Perut Buncit |
Berikut ini 10 minuman terburuk untuk kesehatan usus:
1. Teh manis
Menurut pakar nutrisi Toby Amidor, minuman yang buruk untuk kesehatan usus adalah minuman yang ditambahkan pemanis seperti lemonade dan es teh manis.
"Sebuah studi yang diterbitkan tahun 2020 menemukan bahwa diet tinggi gula dapat meningkatkan peradangan dan mengubah keseimbangan antara mikrobioma usus 'baik' dan 'buruk', yang dapat menyebabkan konsekuensi kesehatan," kata Amidor.
Jika Anda mendambakan minuman dingin dan manis, pilihlah jus buah yang manis secara alami.
2. Jus manis
Konsumsi jus buah atau sayuran memang menyehatkan, namun akan menjadi tidak sehat apabila ditambahkan gula.
"Minuman yang sebagian besar terbuat dari gula tambahan tanpa nilai gizi dapat mengubah keseimbangan mikrobioma usus untuk mendukung bakteri 'jahat'," kata Amidor.
Maka dari itu, apabila ingin meminum jus buah atau sayuran, sebaiknya jangan ditambahkan gula. Pasalnya, jus mengandung vitamin, mineral, dan fitonutrien yang diperhitungkan dalam asupan buah dan sayuran harian yang direkomendasikan.
3. Minuman berenergi
Minuman berenergi sering dikonsumsi orang-orang untuk menghilangkan kepenatan. Namun ternyata itu merupakan kebiasaan yang tidak baik.
Menurut nutrisionis Lauren Harris-Pincus minuman energi dengan kafein tinggi dapat menyebabkan gastritis, peradangan, peningkatan motilitas usus, dan diare. Pincus menjelaskan bahwa kelebihan kafein dapat menyebabkan lambung mengeluarkan lebih banyak asam dari biasanya, yang dapat memperburuk gejala refluks.
"Itu juga dapat menyebabkan kegugupan dan meningkatkan kecemasan yang dapat memperburuk gejala pada orang dengan sindrom iritasi usus besar (IBS)."
4. Kopi
Minuman berkafein seperti kopi adalah stimulan yang meningkatkan motilitas usus yang berarti dapat mempercepat saluran pencernaan. Efek stimulan ini dapat memicu diare yang akhirnya menyebabkan dehidrasi.
Selain itu, kafein bersifat diuretik ringan dapat menyebabkan lebih sering buang air kecil. Kafein juga dapat meningkatkan kecemasan dan stres, lebih sulit tidur, dan memperburuk gejala pada orang yang memiliki sindrom IBS atau penyakit radang usus (IBD).
Food and Drug Administration (FDA) merekomendasikan konsumsi kafein maksimal 400 miligram setiap hari, atau sekitar 3 cangkir. Namun, pengaruh kafein kepada tiap orang berbeda-beda.
Minum kopi dalam jumlah sedang dapat memberikan manfaat kesehatan yang signifikan, namun apabila minum terlalu banyak dapat menyebabkan masalah usus.
5. Soda
Pada penderita IBS atau IBD yang minum banyak gula rafinasi, seperti soda dapat menyebabkan gangguan pencernaan karena gula tidak terserap dengan baik ke dalam usus. Hal itu menyebabkan air ditarik ke dalam saluran pencernaan dan ke dalam usus untuk mengencerkan dan membuang kelebihan gula, yang dapat menyebabkan tinja dan diare.
Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi minuman ringan bersoda dapat meningkatkan risiko kanker pankreas.
6. Minuman Berkarbonasi
Sejumlah penelitian mengaitkan konsumsi minuman berkarbonasi dengan gangguan pencernaan. Seperti sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Nutrition, Metabolism & Cardiovascular Diseases, menemukan bahwa ada kemungkinan hubungan antara minuman berbuih dan tekanan di perut. Akan tetapi sebagian besar potensi tekanan terjadi setelah minum 300 mililiter atau lebih.
Penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi gula yang lebih tinggi dapat mengubah mikrobioma usus secara negatif, membuatnya tidak seimbang dan rusak, sehingga menyebabkan masalah kesehatan lebih lanjut.
7. Alkohol
Minum alkohol terlalu banyak seperti, bir, koktail, atau segelas anggur bisa memengaruhi mikrobiota yang menyebabkan ketidakseimbangan bakteri di usus dengan pertumbuhan bakteri jahat.
"Ketidakseimbangan ini menyebabkan peradangan," jelas Joan Salge Blake, seorang profesor nutrisi di Universitas Boston.
Lebih lanjut, Dr. Salge Blake menjelaskan bahwa penyalahgunaan alkohol kronis juga dapat merusak sel-sel yang melapisi usus, yang memungkinkan bakteri dan racun yang dihasilkan bocor ke aliran darah.
Menurut Pedoman Diet 2020-2025 untuk orang Amerika, takaran minum (alkohol) sedang didefinisikan sebagai maksimal satu gelas per hari untuk wanita dan dua gelas per hari untuk pria. Satu gelas minuman didefinisikan sebagai 12 ons cairan bir, lima ons cairan anggur, dan 1,5 ons cairan minuman keras 80 seperti rum atau vodka.
8. Teh Berkafein
Teh yang mengandung kafein, seperti teh hijau dan hitam, bisa meningkatkan keasaman di perut dan bisa menyebabkan mulas pada beberapa orang. Selain itu, teh berkafein memiliki masalah yang sama seperti saat konsumsi kopi.
Jika menyukai teh, bisa dengan meminum teh herbal atau tanpa kafein. Teh peppermint memiliki manfaat pada pencernaan, hal itu dibuktikan dengan beberapa penelitian pada hewan dan beberapa penelitian pada manusia dan menunjukkan bahwa itu dapat menghilangkan rasa sakit dan membantu membuat perut nyaman.
9. Minuman Cokelat
Pada beberapa orang, konsumsi minuman coklat dapat menyebabkan refluks asam. Jika mengalami refluks asam lebih dari dua kali seminggu, kemungkinan didiagnosis menderita refluks asam yang lebih parah yang dikenal sebagai penyakit gastroesophageal reflux (GERD).
Dikutip dari Academy of Nutrition & Dietetics, GERD dapat diperburuk apabila orang tersebut mengonsumsi makanan tertentu, termasuk cokelat serta dapat memicu kekambuhan. Sebaiknya hindari minuman coklat apabila GERD semakin parah, demi kesehatan usus.
10. Minuman Berpemanis Buatan
Seseorang biasanya meminum minuman nol kalori yang menggunakan pemanis buatan, seperti aspartam dan sukralosa saat sedang diet. Namun bahan-bahan tersebut berpotensi menimbulkan gejala gastrointestinal yang tidak nyaman seperti perut kembung, kembung, dan diare bagi sebagian orang.
Beberapa penelitian menemukan bahwa pemanis buatan dapat menyebabkan ketidakseimbangan mikrobioma usus. Jika seseorang sensitif dengan pemanis buatan, baiknya memilih meminum air putih atau air soda beraroma yang tidak mengandung pemanis buatan.
Soda probiotik juga bisa menjadi pilihan untuk menggantikan minuman diet favorit.
(asm/alk)