Tim SAR gabugan menghentikan pencarian bocah laki-laki bernama Rahmat Kasim (13) di Kabupaten Pohuwato, Gorontalo yang dilaporkan hanyut terseret arus di muara sungai. Basarnas memilih tidak memperpanjang operasi pencarian setelah 7 hari bekerja.
"Tetap belum dapat (korban) kami tutup pencarian korban, sampai saat ini pada (hari ketujuh)," ujar Kepala Basarnas Gorontalo Heryanto saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (1/6/2023).
Heryanto mengatakan pihaknya mengalami kendala angin timur sangat kencang hingga berombak dalam pencarian korban. Pihaknya juga mengalami kesulitan saat menyelam ke dalam air yang keruh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Air laut naik) berombak sekitar 2 meter, sebelumnya juga kami kemarin turun ada kendalanya air kabur berwarna cokelat, sehingga menghalangi pandangan tim," ujar Heryanto.
"Ini muara sungai berdekatan dengan laut sehingga arus di permukaan dan dasar laut itu berbeda, ini juga cukup menyulitkan, terakhir di hari ke tujuh cuaca dan arus yang tidak bersahabat," sambungnya.
Lebih lanjut, Heryanto menyebut pencarian korban dilakukan ke arah barat sampai tanjung panjang. Selain itu pencarian juga dilakukan dengan menyisir di sekitar bibir pantai.
"Kami (mencari korban) mengarah ke arah barat sampai tanjung panjang, ada juga dua cara yakni penyelaman di sungai dan laut. Sementara dari pagi tadi sampai sekarang tim SAR gabungan sedang mencari korban menyisir di sekitaran laut," sebutnya.
Heryanto menyebut penghentian proses pencarian telah disampaikan kepada keluarga korban. Pencarian akan dilakukan kembali jika ditemukan tanda-tanda keberadaan korban.
"Terakhir pihak keluarga telah mengikhlaskan dan selanjutnya akan dilakukan pemantauan, jika terdapat tanda-tanda korban ditemukan maka Ops SAR dapat diusulkan untuk dibuka kembali," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Bocah laki-laki bernama Rahmat Kasim (13) di Kabupaten Pohuwato, Gorontalo dilaporkan hilang terseret arus di muara sungai. Insiden itu terjadi di Desa Bulili, Kecamatan Duhiadaa, Pohuwato pada Kamis (25/5) sekitar pukul 14.30 Wita.
Korban awalnya diajak ayahnya bernama Arifin Kasim (44) untuk mengambil air di pinggir sungai. Ayah korban tidak bisa menolong sebab tidak bisa berenang.
"Ya bapaknya ini tak memiliki keahlian berenang, dia juga sempat bantu ulurkan dua tangannya. Bapak korban saat kejadian itu berteriak, menangis minta tolong sama warga sekitar," kata Kepala BPBD Pohuwato Abdul Mutalib Dunggio saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (27/5).
(ata/ata)