Jenazah Ditandu 15 Km, Camat Minta Pemkab Mamasa Perbaiki Jalan Desa Salukona

Sulawesi Barat

Jenazah Ditandu 15 Km, Camat Minta Pemkab Mamasa Perbaiki Jalan Desa Salukona

Abdy Febriady - detikSulsel
Rabu, 31 Mei 2023 15:04 WIB
Jenazah pria bernama Salo (60) ditandu warga sejauh 15 kilometer di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar).
Jenazah pria bernama Salo (60) ditandu warga sejauh 15 kilometer di Kabupaten Mamasa, Sulbar. Foto: Dok. Istimewa
Mamasa -

Jenazah pria bernama Salo (60) di Desa Salukona, Kecamatan Tabang, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar) terpaksa ditandu sejauh 15 kilometer lantaran akses jalan di lokasi rusak parah. Camat setempat meminta Pemkab Mamasa untuk turun tangan memperbaiki jalan tersebut.

"Harapan kita kalau bisa dua-dua bisa berjalan, selain menggunakan dana desa juga intervensi dari kabupaten, diambil sepotong-sepotong dari dana kabupaten yang selebihnya dana desa," kata Camat Tabang Soleman kepada detikcom, Rabu (31/5/2023).

Soleman mengaku kondisi jalan di Desa Salukona sebagian besar masih rusak. Kondisi tersebut membuat warga kerap kesulitan mendapat layanan kesehatan sehingga harus ditandu saat ingin ke rumah sakit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selama ini kalau ada orang sakit mesti ditandu karena belum bisa dilalui roda empat. Memang terlalu jauh itu dari ibu kota," tuturnya.

Dia menyebut usulan perbaikan jalan di Desa Salukona kerap masuk dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Hanya saja kata dia pemerintah desa masih fokus pada pembenahan wilayah di sekitar ibu kota pedesaan.

ADVERTISEMENT

"Kan di Salukona itu masih banyak sekali perintisannya, sehingga belum disentuh untuk peningkatannya. Ibu kotanya dulu yang dibenahi selama ini, mungkin ke depan untuk selanjutnya masuk di situ, bertahap," tutup Soleman.

Dikonfirmasi terpisah, Plh Kadis PUPR Mamasa Alexander mengungkapkan kendala yang dihadapi Pemkab Mamasa saat ini. Dia menyebut status jalan desa termasuk dalam wilayah kawasan hutan.

"Yang pasti kita tidak bisa buka jalan karena harus seizin kehutanan baru bisa, karena kita tidak boleh membuka jalan yang masuk kawasan. Terkhusus masalah yang viral ini," ujar Alexander dikonfirmasi terpisah.

"Saya kira solusinya bagi pemerintah sangat sulit, karena mereka tinggal di kawasan hutan," sambungnya.

Meski demikian, Alexander mengaku komitmen Pemkab Mamasa untuk meningkatkan infrastruktur jalan di seluruh wilayah pedalaman agar dapat dijangkau kendaraan roda empat, selama pembangunan tersebut tidak menentang aturan.

"Perinsip pemerintah kita akan mempercepat (pembangunan) infrastruktur di seluruh pelosok . Sedapat mungkin semua daerah di desa bisa terjangkau kendaraan roda empat, asalkan kita tidak melabrak aturan," paparnya.

Untuk diketahui, jenazah almarhum Salo terpaksa ditandu warga sejauh 15 kilometer lantaran akses jalan dari rumah almarhum tidak dapat dilalui kendaraan. Warga pun berbondong-bondong menandu jenazah tersebut menuju mobil ambulans.




(afs/hmw)

Hide Ads