Warga di Tana Toraja (Tator), Sulawesi Selatan (Sulsel) dibuat geram pemerintah setempat yang tidak kunjung memperbaiki jalan rusak di Kecamatan Simbuang-Mappak sejak 17 tahun silam. Warga bersama mahasiswa lantas menggelar unjuk rasa melempari kantor Bupati dengan lumpur yang diambil langsung dari lokasi jalan rusak.
Massa melakukan aksi di halaman kantor Bupati Tana Toraja, Senin (29/5) pukul 12.00 Wita. Para pengunjuk rasa mengawali aksinya dengan membakar ban sambil berorasi.
Tidak mendapat respons, pendemo mulai melemparkan lumpur ke arah pintu utama kantor Bupati Tana Toraja. Massa bahkan menuliskan narasi 'disegel' di pintu kantor menggunakan lumpur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini lumpur langsung kami bawa dari daerah kami Simbuang Mappak. Saya ingin mengajak Bupati dan Wakil Bupati merasakan apa yang kami rasakan selama ini," kata koordinator aksi Sandi Karese di lokasi, Senin (29/5).
Sandi mengaku aksi yang dilakukan warga bersama mahasiswa tersebut karena kondisi jalan di Kecamatan Simbuang dan Mappak sudah rusak sejak 2006 silam. Masyarakat di dua kecamatan tersebut menderita lantaran kondisi jalan yang berlumpur.
"Sudah lama sekali jalan kami rusak, sejak 2006 berarti 17 tahun. Kondisinya itu berlumpur kita tidak pernah lihat aspal atau pun beton di sana karena memang 2 kecamatan ini pelosok," ungkapnya.
Sandi mengungkapkan sepanjang 15 kilometer jalan di daerah tersebut rusak parah. Kondisi ini membuat perekonomian masyarakat tidak maksimal akibat kesulitan menjual hasil mobil.
"Dampaknya mobilitas kami di sana terisolir, hasil bumi terhambat dan sama sekali tidak berjalan ekonomi," paparnya.
Padahal lanjut dia, hasil bumi dua kecamatan tersebut sangat melimpah mulai dari kopi, padi, cengkeh, vanili hingga sayur-sayuran. Namun hasil pertanian itu tidak bisa membuat masyarakat sejahtera karena infrastruktur jalan yang rusak parah.
"Tanah kami di sana sangat subur, hasil bumi seperti kopi, padi, cengkeh, vanili dan sayur-sayuran itu tidak membantu perekonomian dan kesejahteraan masyarakat karena jalan rusak ini," imbuhnya.
Sandi menilai Bupati Tana Toraja Theofilus Allorerung dan Wakil Bupati Zadrak Tombeg sebagai pembohong. Pasalnya masyarakat sempat dijanji jalan di dua kecamatan tersebut akan diperbaiki sebelum mereka terpilih bupati dan wakil bupati.
Pemda Tana Toraja bahkan sempat menjanjikan anggaran Rp 3 miliar untuk memperbaiki Jalan Simbuang dan Mappak. Namun hingga saat ini, Pemda baru mengucurkan dana sebesar Rp 1 miliar.
"Bupati dan Wakilnya pembohong. Ini sudah tahun ke berapa mereka menjabat tapi tidak ada realisasi janjinya," tuturnya.
Dia mengklaim Pemda Tana Toraja hanya fokus membenahi area perkotaan. Sementara jalan yang berada di pelosok daerah sulit dilalui masyarakat lantaran rusak parah.
"Sudah puluhan jalan masyarakat di sana rusak. Bupati ini hanya fokus di kota saja, tidak pernah melirik keadaan kami di pelosok," pungkasnya.
(afs/hmw)