BNN Ungkap Laut Arafuru Masuk Daftar Perairan Rawan Penyelundupan Narkoba

Papua Barat Daya

BNN Ungkap Laut Arafuru Masuk Daftar Perairan Rawan Penyelundupan Narkoba

Juhra Nasir - detikSulsel
Selasa, 23 Mei 2023 13:03 WIB
Pelepasan patroli laut di Pelabuhan Sorong, Papua Barat Daya.
Foto: Pelepasan patroli laut di Pelabuhan Sorong, Papua Barat Daya. (Juhra Nasir/detikcom)
Sorong - Badan Narkotika Nasional (BNN) RI mengungkap Laut Arafuru termasuk 1 dari 8 wilayah rawan penyelundupan narkoba di Indonesia. BNN melaporkan Perairan Arafuru dan sejumlah perbatasan selalu menjadi target operasi penyelundupan narkoba.

"Di Papua, Perairan Arafuru dan perairan di perbatasan negara tetangga menjadi target operasi," ungkap Kepala BNN RI Komjen Petrus Reinhard Golose usai membuka kegiatan Operasi Laut Interdiksi di Pelabuhan Pelinda Kota Sorong, Papua Barat Daya, Selasa (23/5/2023).

Petrus mengatakan jalur laut terus mendominasi upaya penyelundupan narkoba ke RI. Selain Laut Arafuru, 7 wilayah perairan RI yang dianggap rawan, yakni Laut Sulawesi, Selat Makassar, Kepulauan Seribu, Kepulauan Riau, Perairan Riau, Sumatera Utara, hingga perairan Aceh.

"Wilayah-wilayah tersebut diketahui merupakan laut dan perairan yang rawan disalahgunakan sebagai jalur peredaran gelap narkotika di Indonesia. 95 persen sabu masuknya melalui laut, sementara untuk ganja peredarannya dalam negeri," paparnya.

Pihaknya juga akan menyelidiki narkoba jenis ganja yang masuk di wilayah Papua. Menurutnya ganja paling banyak beredar di wilayah tersebut.

"Kami juga meneliti jenis ganja yang masuk ke Papua. Di Papua bukan hanya ganja tetapi sabu meski tidak terlalu banyak. Karena yang paling banyak adalah ganja yang masuk," tambah Petrus.

Petrus menambahkan operasi laut berlangsung sejak 23 Mei-6 Juni 2023. Sebanyak 202 personel gabungan diturunkan baik jajaran TNI, Polri hingga Bea Cukai.

"Tujuan operasi interdiksi laut ini karena kecenderungan peredaran narkotika melalui perairan," tutur Petrus.


(sar/hmw)

Hide Ads