.webp)
Allah SWT telah memberi garis rezeki kepada setiap hambanya, baik mereka yang beriman maupun mereka yang lalai dan berbuat ingkar kepada-Nya. Namun, sebaiknya waspada karena ternyata terdapat sejumlah rezeki yang justru mendatangkan azab.
Dilansir dari detikHikmah, rezeki merupakan pemberian dari Allah SWT bagi siapapun yang dikehendaki. Namun Kenikmatan Rezeki ini bisa membawa azab apabila diberikan kepada orang yang kerap lalai dalam ibadah dan bersenang-senang dalam kemaksiatan.
Dalam Islam, rezeki yang bisa mendatangkan azab bisa dikatakan sebagai istidraj. Allah SWT bahkan menyinggung mengenai istidraj melalui firman-Nya yaitu Al-Qur'an tepatnya surah Al Qalam ayat 44 yang berbunyi,
فَذَرْنِيْ وَمَنْ يُّكَذِّبُ بِهٰذَا الْحَدِيْثِۗ سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُوْنَۙ
Arab Latin: "Fażarnī wa may yukażżibu bihāżal-ḥadīṡi sanastadrijuhum min ḥaiṡu lā ya'lamūn (a)."
Artinya: "Biarkan Aku bersama orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al-Qur'an). Kelak akan Kami biarkan mereka berangsur-angsur (menuju kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui."
Selain itu, dijelaskan juga dalam Surah Al-An'am ayat 44 yang berbunyi,
فَلَمَّا نَسُوْا مَا ذُكِّرُوْا بِهٖ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ اَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍۗ حَتّٰٓى اِذَا فَرِحُوْا بِمَآ اُوْتُوْٓا اَخَذْنٰهُمْ بَغْتَةً فَاِذَا هُمْ مُّبْلِسُوْنَ
Arab Latin: "Falammā nasū mā żukkirū bihī fataḥnā 'alaihim abwāba kulli syai'(in), ḥattā iżā fariḥū bimā ūtū akhażnāhum bagtatan fa iżā hum mublisūn(a)."
Artinya: "Maka, ketika mereka melupakan peringatan yang sudah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan pintu-pintu segala sesuatu (kesenangan) untuk mereka, sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa."
Ciri Rezeki yang Mendatangkan Azab
Dikutip dari buku Tasawuf Akhlaki: Ilmu Tasawuf yang Berkonsentrasi dalam Perbaikan Akhlak oleh Dr. H. Abd. Rahman, dijelaskan bahwa tanda pemilik istidraj biasanya merasa selalu bahagia meskipun diterpa kejadian-kejadian aneh. Orang-orang ini mengira bahwa ia mendapatkan rezeki atau karamah karena ia berhak untuk memilikinya.
Lebih lanjut, Dr. H. Abd. Rahman menjelaskan, mereka sering merendahkan sesama, sombong, selalu merasa aman dari azab Allah SWT, serta tidak merasa takut akan kemungkinan hukuman Allah yang bisa menimpanya.
Ciri lain yang dapat diperhatikan sebagaimana disebutkan oleh Quraish Shihab dalam buku Hidup Bersama Al Quran 1, yaitu mereka akan semakin buruk kualitas dan kuantitas ibadahnya karena tidak ikhlas. Mereka juga banyak berbuat maksiat baik kepada Allah SWT maupun sesama manusia.
Setelah mendapatkan rezeki yang banyak, kesenangan hidup, sehat dan tidak pernah celaka, maka bisa jadi itu sebuah istidraj baginya.
Allah SWT juga berjanji akan menariknya dalam kebinasaan seperti dijelaskan dalam firman-Nya surah Al Mu'minun ayat 55-56:
اَيَحْسَبُوْنَ اَنَّمَا نُمِدُّهُمْ بِهٖ مِنْ مَّالٍ وَّبَنِيْنَ ۙ نُسَارِعُ لَهُمْ فِى الْخَيْرٰتِۗ بَلْ لَّا يَشْعُرُوْنَ
Artinya: "Apakah mereka mengira bahwa Kami memberikan harta dan anak-anak kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami segera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? (Tidak), tetapi mereka tidak menyadarinya."
Demikianlah penjelasan mengenai ciri rezeki yang mendatangkan azab. Semoga dapat menambah wawasan kita dan membuat kita dapat terhindar dari istidraj. Naudzubillah min dzalik.
(urw/urw)
