Khotbah tentang Kenaikan Isa Almasih bisa menjadi referensi bagi pengkhotbah yang akan membawakan ceramah keagamaan saat peringatan hari sakral umat Kristiani tersebut. Khotbah ini bisa menjadi renungan diri atas pengorbanan Isa Almasih hingga dibangkitkan ke surga.
Hari Kenaikan Isa Almasih merupakan hari untuk memperingati peristiwa diangkatnya Isa Almasih atau Yesus Kristus ke Surga setelah 40 hari kebangkitannya. Dalam memperingati peristiwa bersejarah tersebut, kerap dilakukan khotbah sebagai refleksi diri atau renungan.
Berikut ini 5 khotbah tentang Kenaikan Isa Almasih yang telah dihimpun detikSulsel. Simak Selengkapnya!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khotbah Tentang Kenaikan Isa Almasih 1
Tema Liturgis: GKJW Menjadi Saksi Dan Pelayan Kristus Di Tengah Perubahan
Tema Khotbah: Konsisten Bersaksi Dan Melayani Pasca Pandemi
Kisah Para Rasul 1 : 1 - 11
Kisah Para Rasul adalah bagian kedua dari karya penulis Injil Lukas. Dalam Injil Lukas dituliskan segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan oleh Yesus sampai pada hari Ia terangkat ke surga. Sedangkan dalam Kisah Para Rasul dimulai dari saat Yesus terangkat ke surga serta menceritakan tentang penyebarluasan Pekabaran Injil. Yesus telah mempersiapkan para murid untuk tugas perutusan dengan mengajar mereka selama Ia hidup dan saat menampakkan diri sekitar 40 hari setelah kebangkitan-Nya. Sebelum Yesus terangkat ke surga, Ia memberikan tugas kepada para murid yang telah dipersiapkan-Nya itu. Yesus memerintahkan kepada para murid agar menanti di Yerusalem sampai mereka diperlengkapi kuasa oleh Roh Kudus yang akan memberi mereka kuasa menjadi saksi Kristus di Yerusalem (Kis. 2-7), seluruh Yudea dan Samaria (Kis. 8-12) dan sampai ke ujung bumi (Kis. 13-26). Kuasa dari Roh Kudus itu memberikan perubahan baru di dalam kehidupan mereka. Kuasa (Yunani : δυναμισ : dunamis) bukan sekedar kekuatan atau kemampuan akan tetapi kuasa yang berkuasa dan bertindak (bersifat aktif) termasuk kuasa untuk mengusir roh jahat dan menyembuhkan orang sakit. Kuasa dari Roh Kudus ini juga memberikan kekuatan dan kemampuan kepada mereka untuk bersaksi dan menaati perintah serta pengajaran dari Yesus. Para murid menjadi saksi yang otentik, karena mereka melihat dan mendengar Yesus bangkit dari kematian.
Efesus 1 : 15 - 23
Surat Efesus ditulis dengan tujuan memberi penekanan bahwa mereka adalah persekutuan orang-orang percaya yang dipanggil keluar untuk bersaksi dan melayani. Efesus 1:15-23 adalah bagian dari doa syukur dan permohonan Paulus untuk kehidupan iman orang-orang Efesus. Paulus bersyukur karena saat mengenal Yesus, orang percaya di Efesus memiliki perubahan di dalam kehidupannya. Mereka semakin kuat di dalam iman secara pribadi sekaligus mereka memahami bahwa mereka dipilih dan dipanggil sebagai saksi Kristus, sehingga mereka juga memiliki kasih kepada sesamanya. Oleh karena apa yang mereka lakukan itu, Paulus menaikkan doa syukur atas keberadaan mereka yang telah menjadi saksi Kristus dan melayani dalam kasih bagi sasama, sekaligus memohonkan supaya mereka senantiasa mendapatkan hikmat dan wahyu agar terus dapat mengenal Kristus dengan benar. Hikmat yang mereka dapatkan akan memampukan mereka untuk memahami pengharapan dalam panggilan Kristus untuk mereka, kemuliaan yang diberikan untuk orang-orang kudus, serta kuasa bagi orang-orang percaya (Ay. 18-19). Dengan itu semua, mereka akan semakin berhikmat untuk terus bersaksi tentang Kristus dan melayani dalam kasih bagi sesama.
Lukas 24 : 44 - 53
Yesus menampakkan diri kepada para murid dan membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci (Ay. 45). Saat pikiran mereka terbuka dan mengerti Kitab Suci, maka ada perubahan dalam kehidupan mereka. Mereka mengerti akan tugasnya, yaitu menyampaikan berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa. Yesus memberikan perintah kepada para murid untuk menjadi saksi-Nya dimulai dari Yerusalem sampai kepada segala bangsa. Akan tetapi sebelum mereka berangkat menjalankan tugas sebagai saksi Kristus, mereka terlebih dahulu harus tinggal di Yerusalem sampai diperlengkapi dengan kuasa Roh Kudus (Yunani: δυναμισ : dunamis). Kuasa yang diterima para murid yang tertulis di ayat 49 sama dengan kuasa untuk para murid yang tertulis pada Kisah Para Rasul 1:8 (karena memiliki akar kata yang sama). Para murid adalah orang Yahudi yang setia, sehingga perutusan mereka awal mulanya masih tetap di Yerusalem sampai mereka dibimbing oleh kuasa yang akan diberikan kepada mereka melalui Roh Kudus. Kuasa yang akan menjadikan mereka kuat dan setia untuk bersaksi akan Kristus dan melayani sesama seperti halnya Kristus. Mereka akan melakukan tugas pelayanan yang besar dan berat, karena akan ada perlawanan yang akan mereka hadapi dan mereka akan mengalami banyak penderitaan. Namun, kuasa itu akan menguatkan mereka dan menjadikan mereka berani, karena kuasa yang mereka terima bersifat aktif.
Setelah memberikan tugas itu, Yesus mengangkat tangan-Nya dan memberkati para murid-Nya. Berkat Tuhan menyatakan penyerahan perutusan-Nya kepada para murid sekaligus janji untuk mendampingi mereka melakukan tugas sebagai saksi-Nya. Para murid sujud untuk menghormati Yesus dan menerima tugas perutusan itu. Para murid tidaklah sedih atas kepergian Yesus ke surga, hal ini tentu berbeda saat kematian-Nya, para murid merasa sangat ketakutan, sehingga bersembunyi di ruang atas sebuah rumah. Mereka penuh kegembiraan kembali ke Yerusalem, karena memahami pemenuhan perutusan Yesus untuk menjadi saksi-Nya dan menantikan karunia yang dijanjikan-Nya, yaitu kuasa yang akan memperlengkapi mereka bersaksi tentang Kristus dan melayani sesama seperti yang diperbuat Kristus.
Benang Merah Tiga Bacaan:
Ketiga bacaan menggarisbawahi tentang perubahan kehidupan manusia setelah mengenal Yesus dan siap menerima tugas perutusan sebagai saksi Kristus dan melayani sesama seperti yang diperbuat Kristus. Para murid telah dipersiapkan sebagai saksi Kristus dengan pengajaran-pengajaran yang diberikan Yesus selama kehidupan-Nya dan melalui penampakan diri-Nya. Pada akhirnya para murid mengalami perubahan hidup dan pemahaman, setelah pikiran mereka dibukakan untuk mengerti Kitab Suci dan menerima janji akan mendapatkan kuasa yang menyertai tugas mereka. Mereka benar-benar siap menjadi saksi dan pelayan Kristus. Orang-orang percaya di Efesus pun mengalami perubahan hidup dan pemahaman setelah mereka mengenal Kristus. Mereka semakin kuat di dalam iman, menjadi saksi Kristus, dan melayani sesama dengan kasih. Pengenalan akan Yesus mengubah kehidupan manusia, sehingga menjadikannya siap untuk menjadi saksi Kristus dan melayani seperti yang diperbuat Kristus.
Pendahuluan
Tiada yang abadi di dunia ini, setiap saat kehidupan manusia berubah dan bahkan tidak bisa mengulang kembali apa yang telah terjadi sebelumnya. Kalaupun diulang pasti tidak akan sama persis, semua sudah berubah. Oleh karena itu, Heracletos, seorang filsuf Yunani kuno mengatakan, "Tidak ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri". Pengenalan kita akan Yesus juga dapat mengubah kehidupan kita. Perubahan besar dalam kehidupan sejak mengenal Yesus dialami oleh seorang polisi bernama Fowler seperti yang disaksikan dalam PKJ.239 dengan judul Perubahan Besar (bisa dinyanyikan bersama jemaat).
Perubahan besar di kehidupanku
sejak Yesus di hatiku;
di jiwaku bersinar terang yang cerlang
sejak Yesus di hatiku.
Refrein:
Sejak Yesus di hatiku,
sejak Yesus di hatiku,
jiwaku bergemar, bagai ombak besar
sejak Yesus di hatiku.
Lagu ini ditulis oleh seseorang bernama Rufus. Rufus adalah seorang pendeta asal Ohio dan melayani di Christian Church Disciples of Christ. Lagu ini dia buat pada tahun 1914, ketika ia dan istrinya Margaret Dragoo kehilangan seorang anak mereka yang bernama Herschel. Lirik lagu ini kemudian digubah oleh Charles H. Gabriel dan pada tahun berikutnya diperdengarkan pada sebuah kebaktian "Billy Sunday". Dan pada saat yang sama, ada seorang polisi bernama Fowler mengikuti kebaktian tersebut, kemudian ia memutuskan untuk menerima dan mengikut Yesus. Selanjutnya terjadi "perubahan ajaib", yaitu ratusan rekan Fowler yang sesama polisi datang dan menerima Yesus Kristus dalam hidup mereka, bahkan keluarga mereka. Di dalam lagu tersebut nyata termaktub sebuah pengakuan bahwa ada perubahan dalam hidupnya ketika ia membiarkan Yesus menguasai hatinya. Dikatakan bahwa jiwanya bersinar terang, jiwanya bergemar bagai ombak besar, jiwanya segar, dan ia riang gembira berjalan terus menapaki kehidupan ini bersama dengan Yesus yang bertahta di hatinya. Kalau kita amati, maka perubahan besar yang dimaksudkan oleh si pembuat lagu bukanlah sebuah perubahan lahiriah yang sifatnya permukaan saja, tetapi sebuah perubahan yang bermula dari hati, bersumber pada jiwa terdalam seseorang yang jiwanya disentuh oleh kasih Yesus.
Isi
Perubahan besar dalam kehidupan sejak mengenal dan mengikuti Yesus dengan setia juga dialami oleh para murid Yesus dan juga orang-orang percaya di Efesus. Yesus telah mempersiapkan para murid untuk tugas perutusan dengan mengajar mereka selama Ia hidup dan saat menampakkan diri sekitar 40 hari setelah kebangkitan-Nya. Sebelum Yesus terangkat ke surga, Ia memberikan tugas kepada para murid yang telah dipersiapkan-Nya itu. Yesus memerintahkan kepada para murid agar menanti di Yerusalem sampai mereka diperlengkapi kuasa oleh Roh Kudus yang akan memberi mereka kuasa menjadi saksi Kristus di Yerusalem (Kis. 2-7), seluruh Yudea dan Samaria (Kis. 8-12) dan sampai ke ujung bumi (Kis. 13-26). Kuasa dari Roh Kudus itu memberikan perubahan baru di dalam kehidupan mereka. Kuasa (Yunani: δυναμισ : dunamis) bukan sekedar kekuatan atau kemampuan, akan tetapi kuasa yang berkuasa dan bertindak (bersifat aktif) termasuk kuasa untuk mengusir roh jahat dan menyembuhkan orang sakit. Kuasa dari Roh Kudus ini juga memberikan kekuatan dan kemampuan kepada mereka untuk bersaksi dan menaati perintah serta pengajaran dari Yesus. Para murid menjadi saksi yang otentik, karena mereka melihat dan mendengarkan sendiri, Yesus yang bangkit dari kematian.
Paulus bersyukur karena saat mengenal Yesus, orang percaya di Efesus memiliki perubahan di dalam kehidupannya. Mereka semakin kuat di dalam iman secara pribadi sekaligus mereka memahami bahwa mereka dipilih dan dipanggil sebagai saksi Kristus, sehingga mereka juga memiliki kasih kepada sesamanya. Oleh karena apa yang mereka lakukan itu, Paulus menaikkan doa syukur kepada Tuhan atas keberadaan mereka yang telah menjadi saksi Kristus dan melayani dalam kasih bagi sasama. Paulus juga memohonkan kepada Tuhan supaya mereka senantiasa mendapatkan hikmat dan wahyu, agar mereka dapat terus mengenal Kristus dengan benar. Hikmat yang mereka dapatkan akan memampukan mereka memahami pengharapan dalam panggilan Kristus untuk mereka, memahami kemuliaan yang diberikan untuk orang-orang kudus serta kuasa bagi orang-orang percaya (Ay. 18-19). Dengan itu semua, mereka akan semakin berhikmat untuk terus bersaksi tentang Kristus dan melayani dalam kasih kepada sesama.
Yesus menampakkan diri-Nya kepada para murid dan membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci (Ay. 45). Saat pikiran mereka terbuka dan mengerti Kitab Suci, maka ada perubahan dalam kehidupan mereka. Mereka mengerti akan tugas mereka, yaitu menyampaikan berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa. Yesus memberikan perintah kepada para murid untuk menjadi saksi-Nya dimulai dari Yerusalem sampai kepada segala bangsa. Akan tetapi sebelum mereka menjalankan tugas sebagai saksi Kristus, mereka terlebih dahulu harus tinggal di Yerusalem sampai diperlengkapi dengan kuasa Roh Kudus (Yunani : δυναμισ : dunamis). Kuasa yang diterima para murid yang tertulis di ayat 49 sama dengan kuasa untuk para murid yang tertulis pada Kisah Para Rasul 1:8 (karena memiliki akar kata yang sama). Para murid adalah orang Yahudi yang setia, sehingga perutusan mereka awal mulanya masih tetap di Yerusalem sampai mereka dibimbing oleh kuasa yang akan diberikan kepada mereka melalui Roh Kudus. Kuasa yang akan menjadikan mereka kuat dan setia untuk bersaksi akan Kristus dan melayani sesama seperti halnya Kristus. Mengingat tugas yang mereka lakukan sangat besar dan berat karena akan ada perlawanan yang akan mereka hadapi dan penderitaan yang mereka alami. Akan tetapi kuasa itu akan menguatkan mereka dan menjadikan mereka berani, karena kuasa yang mereka terima bersifat aktif.
Setelah memberikan tugas itu, Yesus mengangkat tangan-Nya dan memberkati para murid. Berkat Tuhan menyatakan penyerahan perutusan-Nya kepada para murid sekaligus janji untuk mendampingi mereka melakukan tugas sebagai saksi-Nya. Para murid sujud untuk menghormati Yesus dan menerima tugas perutusan itu. Para murid tidaklah sedih atas kepergian Yesus ke surga. Hal ini tentu berbeda saat kematian-Nya, para murid merasa sangat ketakutan, sehingga bersembunyi di ruang atas sebuah rumah. Mereka dengan penuh kegembiraan kembali ke Yerusalem. Mereka memahami pemenuhan perutusan Yesus untuk menjadi saksi-Nya dan menantikan karunia yang dijanjikan-Nya, yaitu kuasa yang akan memperlengkapi mereka bersaksi tentang Kristus dan melayani sesama seperti yang diperbuat Kristus.
Penutup
Dari ketiga bacaan kita jelas sekali bahwa pengenalan yang sempurna akan Yesus dapat mengubah kehidupan para murid dan juga orang-orang percaya di Efesus. Mereka yang dulunya tidak memahami Kitab Suci, akhirnya paham Kitab Suci dan juga segala pengajaran Yesus. Bahkan setelah Yesus terangkat ke surga, mereka terus setia dan penuh keberanian bersaksi tentang Kristus serta melayani sesama seperti yang diperbuat oleh Kristus. Ada perubahan baik dalam kehidupan mereka. Demikian juga yang menjadi panggilan dan tanggungjawab kita sebagai orang percaya. Ada perubahan baik dalam kehidupan kita, karena pengenalan kita akan Yesus.
Membuka Bulan Keksaksian dan Pelayanan, kita diingatkan bahwa kita sebagai orang percaya adalah saksi Kristus yang setia dan pelayan Kristus yang penuh kasih untuk sesama. Akan tetapi yang menjadi tantangan dalam kesaksian dan pelayanan kita saat ini adalah dunia telah berubah sejak pandemi Covid-19 melanda. Iya dunia sedang berubah, dari kondisi yang baik-baik saja menuju pandemi dan sekarang kita berada dalam situasi pasca pandemi.
Di masa pandemi, kita sebagai gereja tidak bisa leluasa bergerak keluar, bahkan harus "memenjara diri" demi memelihara kehidupan diri sendiri dan sesama. Di masa pasca pandemi, kita sebagai gereja menjadi komunitas terluka yang harus keluar dari lubang persembunyian. Akan tetapi di tengah luka dan kerapuhan yang kita alami, kita harus juga menjumpai orang-orang lain yang juga rapuh dan terluka, orang-orang yang membutuhkan pertolongan kita. Lalu bagaimana wujud kesaksian dan pelayanan kita sebagai orang terluka. Kita diingatkan oleh para murid, mereka yang ditinggalkan oleh Yesus untuk naik ke surga. Mereka menghadapinya bukan dengan sedih atau ketakutan, tetapi dengan penuh kegembiraan, karena ada pengharapan, yaitu kuasa yang akan diberikan Roh Kudus atas diri mereka. Demikian juga kita di tengah luka dan kerapuhan, kita memiliki pengharapan pemulihan kehidupan, pemulihan persekutuan, dan pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Pdt.Joas Adiprasetyo dalam bukunya "Gereja Pasca Pandemi, Merengkuh Kerapuhan" menawarkan model gereja proflektif sebagai cara bersaksi dan melayani pasca pandemi. Proflektif adalah keterarahan kepada yang lain (lawan dari reflektif yang selalu terarah pada diri sendiri). Gereja proflektif seperti halnya yang dilakukan para murid setelah Yesus naik ke surga. Alih-alih mereka meratapi kehilangan dan ketakutan mereka, akan tetapi mereka bergembira, bersukacita, dan dengan penuh keberanian bersaksi dan melayani sesama di Yerusalem, Yudea, Samaria, bahkan sampai ke ujung dunia. Di tengah luka dan kerapuhan pasca pandemi, kita tidak lagi meratapi luka, kerapuhan dan kehilangan itu, tetapi memandang kepada pengharapan akan kuasa yang diberikan Yesus melalui Roh Kudus. Kita harus terus konsisten, setia menjadi saksi Kristus serta melayani seperti yang Kristus lakukan. Bahwa ada perubahan kehidupan saat kita mengenal Yesus, dari luka dan rapuh menjadi penuh kuasa dan keberanian untuk bersaksi dan melayani. Selamat menjadi Saksi Kristus dan melayani seperti yang Kristus lakukan. Amin. [cha].
Khotbah Tentang Kenaikan Isa Almasih 2
Judul: Masih Ada Waktu
Tema Liturgis:Merayakan Hidup Dengan Bersyukur
Tema Khotbah: Masih Ada Waktu
Kisah Para Rasul 1:1-11
Kesaksian Lukas dalam teks ini menjelaskan tentang kesaksian kenaikan Yesus ke surga. yang diawali tentang penampakan Tuhan Yesus kepada para murid selama empat puluh hari. Bahkan saat Yesus melarang para murid meninggalkan Yerusalem (ayat 4), para murid merespon dengan bertanya tentang restorasi Israel (ayat 6). Sepertinya kerangka pikir para murid saat itu masih menganggap bahwa Yesus sebagai Mesias-Raja yang akan mengembalikan kejayaan Israel di tengah tekanan penjajahan Romawi. Lalu, Yesus berpesan bahwa para murid akan menerima kuasa, jika Roh Kudus turun di atas para murid dan mereka akan menjadi saksi (ayat 8). Wilayah Yerusalem dan Yudea, merupakan simbol tempat dimana banyak orang sudah percaya Allah tapi hidup keagamaannya tidak jauh berbeda dengan orang pada umumnya. Sedangkan, Samaria dan seluruh bumi, simbol dimana kesaksian disampaikan kepada banyak orang yang belum mengenal Tuhan Yesus.
Efesus 1:15 - 23
Pada bagian pembuka surat Paulus selalu diawali dengan salam yang didalamnya terdapat doa dan harapan Rasul Paulus. Surat ini ditulis Paulus untuk komunitas Kristen dengan tujuan memberi penekanan bahwa mereka adalah gereja-persekutuan orang- orang percaya, yang dipanggil keluar untuk bersaksi dan melayani. Oleh karena itu, untuk bisa melakukan hal tersebut diperlukan kesatuan orang percaya yang telah mendapat anugrah dan pengorbanan sang Kristus. pertanyaan mendasar, bagaimana kita sebagai "gereja" hidup? Dalam teks hari ini, Paulus yang telah mendengar kesaksian iman jemaat tentang Tuhan Yesus dan kasih jemaat kepada semua orang, membuat Paulus selalu bersyukur dan berdoa untuk jemaat supaya mengenal Allah dengan benar (ayat 15-17).
Lukas 24: 44 - 53
Teks bacaan hari ini berkisah tentang penampakan diri Tuhan Yesus kepada para murid dan dilanjutkan sampai pada kisah kenaikan Yesus ke surga. Dalam bacaan, ada dua hal yang menjadi penekanan, pertama: Yesus ingin memberi semangat dan harapan bagi para murid, pasca Yesus di salib. Para murid takut, hilang harapan dan bersembunyi. Kedua, menekankan tentang penggenapan kehadiran Kristus sebagai Mesias harus mengalami penderitaan dan bangkit lagi. Maka Tugas para murid : memberitakan warta tentang pertobatan dan pengampunan dosa untuk seluruh bangsa. Akhirnya, Berkat diberikan Tuhan Yesus saat naik ke surga itulah yang memberikan kekuatan dan harapan.
Benang Merah Tiga Bacaan
Panggilan hidup orang Kristen yang paling mendasar adalah bersaksi dan melayani di tengah-tengah kehidupan di dunia. Sekalipun, seringkali mengalami tantangan, pergumulan, bahkan sampai ancaman yang bisa membuat ragu, putus asa, bahkan takut. Namun, pengorbanan Tuhan Yesus mampu memberi semangat untuk meneladaniNya dan BerkatNya menjadi sumber kekuatan di dalam hidup. Pertanyaannya : Apa dan Bagaimana wujud kesaksian yang nyata dalam hidup kita?
(Ini hanya sebuah rancangan; bisa dikembangkan sesuai konteks jemaat)
Pendahuluan
Bapak, ibu, dan Saudara/l yang terkasih dalam Tuhan Yesus,
Jika kita ditanya, apa yang membuat kita bahagia/sukacita ? tentu jawabannya banyak hal. Ingat kisah seorang pemuda yang sedang jatuh cinta tiba-tiba berubah sangat rajin. Segala pekerjaan dilakukan dengan sukacita tanpa lelah. Tidak seperti sebelumnya, malas. Saat ditanya, apa yang membuat ybs berubah dan bergairah? Dengan penuh semangat dan senyum, ybs menjawab, ia harus melakukan kebiasaan barunya sebagai persiapan, jika menikah dengan gadis yang dicintainya. Ia ingin memberi yang terbaik untuk kekasihnya. Begitu juga semangat dalam bacaan hari ini, untuk memberi yang terbaik.
Isi
Bersaksi atau menjadi saksi bukanlah hal yang mudah dan menyenangkan. Banyak orang menghindar untuk diminta menjadi saksi suatu perkara, karena akan merasa repot dan susah jika bertemu dengan pihak-pihak yang bertentangan. Pergumulan ini juga yang mungkin kita alami sebagai orang Kristen, yang dipanggil untuk bersaksi tentang karya kasih Tuhan Yesus dalam hidup. Berdasar bacaan hari ini ada beberapa hal yang menarik untuk direnungkan bersama :
1. Panggilan Hidup
Kesaksian Lukas tentang panggilan hidup bersaksi, juga berlaku bagi kita yang hidup saat ini. Kita adalah saksi Kristus ditengah dunia yang mengalami berbagai macam persoalan dan tantangan. Ada dua hal yang mendasar yang menjadi panggilan hidup kesaksian kita yaitu : satu, sikap hidup sebagai orang Kristen sesuai dengan firmanNya. Kedua, warta kasih Allah bisa dirasakan oleh sesama. Jika dihubungkan dengan waktu yang ada, maka kehidupan kita di dunia ini terbatas. Dalam Alkitab, waktu bisa diterjemahkan dengan kata chronos dan kairos.
Chronos atau kronologi, adalah waktu yang berjalan dan tidak bisa kembali. Maka, saat panggilan hidup sebagai saksi Kristus ini kita lewatkan maka kita akan menyesal. Kairos adalah waktu Tuhan, dimana kita tidak tahu Allah akan memanggil kita kembali kepadaNya. Jadi, saat masih ada waktu maka dengarkanlah panggilan hidup kita untuk bersaksi dan melayani Tuhan.
2. Pergumulan dan Tantangan
Menyaksikan hidup iman Kristen bukanlah hal yang mudah, tapi penuh tantangan dan dinamika dalam hidup. Ingat seperti para murid, yang sempat mengalami ketakutan, ragu, dan bahkan mengalami putus harapan. Mungkin kita juga pernah mengalami pergumulan iman, seperti hal tersebut. Pertanyaannya, bagaimana komitmen kita untuk mewujudnyatakan kesaksian iman dalam hidup?
3. Hidup Syukur dan Sukacita
Ukuran rasa syukur dan sukacita setiap orang berbeda-beda. Pada umumnya, ukuran syukur dan sukacita diukur karena berlimpahnya materi dan tercapainya target karir dalam hidup. Hal ini berbeda dengan teladan Paulus, bahwa kesatuan orang percaya yang telah mendapat anugrah dan pengorbanan sang Kristus dengan tetap berpegang pada iman itulah yang membuat Paulus bersyukur dan tetap mendoakan Jemaat di dalam doa. Maka, rasa syukur dan sukacita dalam kesaksian iman kita adalah saat kita mau memberikan yang terbaik bagi Allah. Ingat, seperti kisah di awal tentang perubahan sikap pemuda yang ingin memberikan yang terbaik bagi calon pasangan hidupnya. Selama masih ada waktu, maka pemuda tersebut melakukan yang terbaik. Begitu juga bagaimana sikap hidup kita yang penuh dengan rasa syukur mengubahkan hidup kita, mungkin diawal penuh dengan keluhan, putus asa, atau kesedihan. Saat ini, diubahkan dengan penuh syukur, sukacita, dan bahagia karena kita telah mempercayakan hidup kita pada kasih Allah.
Berangkat dari tiga hal tersebut di atas, kiranya kita dalam menyongsong Pentakosta dan bersyukur dengan Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga, semakin menyemangati dan memantapkan langkah kita dalam mewujudkan komitmen hidup dalam bersaksi dan melayani Tuhan. Masih ada waktu untuk mewujudkan syukur dengan bersaksi dan melayani, sehingga waktu-waktu yang kita pergunakan saat ini menjadi lebih bijaksana.
Penutup
Dalam menghayati dan melaksanakan bulan kesaksian Pelayanan tahun 2023 ini kiranya kita ingat :
1. Kenaikan Tuhan Yesus ke surga, menjadi kesempatan kita untuk memanfaatkan waktu yang ada dengan melakukan tugas dan panggilan hidup yang melekat sebagai pengikut Kristus adalah bersaksi dan melayani
2. Banyak pergumulan dan tantangan yang harus dihadapi dalam mewujudkan kesaksian iman di dalam Tuhan Yesus
3. Rasa Syukur dan sukacita di dalam Tuhanlah yang membuat komitmen dalam mewujudkan kesaksian dengan tidak berputus asa dan membawa perubahan sikap dalam hidup
Nyanyian: KJ. 432 : 1, 2
Khotbah Tentang Kenaikan Isa Almasih 3
Judul: Kenaikan Tuhan Yesus
Teks: KIS 1:6-11
Peristiwa kenaikan Tuhan Yesus merupakan peristiwa yang tidak bisa dipisahkan dengan peristiwa lainnya, seperti kelahiran, penderitaan dan kematian di kayu salib serta penguburanNya, kebangkitanNya dari antara orang mati, kenaikanNya, dan kedatanganNya pada kali yang kedua.Dari semua peristiwa tersebut, hanya satu yang belum terjadi, itulah kedatanganNya pada kali yang kedua. Tentang hal ini, kita harus menantikannya.
Berbicara tentang peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ke Surga, itu merupakan peristiwa yang sangat menarik, kenapa? Karena di dalamnya memiliki banyak kebenaran rohani yang sangat memberkati kita sebagai orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus.
Pada saat ini kita akan merenungkan bersama kebenaran mengenai kenaikan Tuhan Yesus
1. Kenaikan Tuhan Yesus menegasakan supaya kita fokus kepada perkara-perkara Surgawi bukan perkara duniawi.
Pada waktu mendekati kenaikanNya ke Surga, murid-murid masih bertanya tentang apakah Yesus mau memulihkan kerajaan bagi Israel, Kis. 1:6
Ini menunjukkan bahwa beberapa murid pikirannya masih fokus pada perkara-perkara duniawi, yaitu bagaimana mereka bebas dari penjajahan bangsa Romawi. Sebagai orang percaya, jangan kita terpengaruh apalagi terikat kepada perkara-perkara duniawi.
Tetapi Yesus kemudian mengarahkan pikiran mereka dari fokus kepada perkara duniawi kepada perkara Surgawi. Bagi Yesus bebas dari perbudakan dosa adalah jauh lebih penting dari pada bebas dari perbudakan bangsa Romawi. Karena hidup dalam perbudakan dosa berdampak sampai pada kekekalan, tetapi perbudakan duniawi sifatnya tidak kekal.
Kalaupun miskin secara materi, itu hanya di bumi dan sifatnya sementara; kalaupun sakit secara fisik, itu hanya di bumi, sifatnya hanya sementara. Tetapi yang terpenting sudah tidak diperbudak dosa lagi, maka ketika meninggalkan dunia ini, akan masuk Surga. Di Surga tidak ada lagi penyakit, kemiskinan, kesusahan.
2. Perkara Surgawi yang dimaksudkan yaitu:berkaitan dengan tugas memberitakan Injil atau menjadi saksi dan membaptis, memuridkan, mengutus, Mat. 28:19-20; Kis.1:7-8
Tuhan Yesus mau kita fokus dengan tugas memberitakan Injil atau menjadi saksi dan membaptis, memuridkan, dan kemudian mengutus lagi.
Kita tidak sekedar menjadi orang percaya setelah seseorang memperkenalkan Yesus bagi kita dan percaya, tetapi setelah kita dimuridkan, kita akan diutus oleh gereja untuk kembali pergi memberitakan injil. Siklus ini yang seharusnya terjadi: pergi - dibaptis - dimuridkan - diutus
Sebagai orang percaya, kita tidak boleh kehilangan gairah berkaitan dengan perkara Surgawi ini. Semua berkat yang Tuhan berikan seharusnya menjadi sarana bagi kita untuk menolong kita untuk mewujudkan perkara Surgawi ini.
Misalnya: jika punya rumah yang cukup besar, untuk menampung 5-12 orang, jadikan tempat komsel; jika punya gaji yang cukup baik, menopang pekerjaan Tuhan seperti pembukaan gereja baru, bantu pendeta yang di pedalaman dst; jika ada mobil, sempatkan untuk menjemput teman untuk datang ke gereja atau ke komsel; dll.
3. Tuhan Yesus menegaskan bahwa la akan menyertai jika kita fokus pada perkara Surgawi.
Di dalam Mat. 28: 19-20 dikatakan bahwa jika kita memberitakan injil, membaptiskan orang yang percaya, memuridkan dan mengutus, Yesus berjanji untuk menyertai kita.
Penyertaan Tuhan Yesus akan dinyatakan secara ajaib, Markus 16:17-18
Itu dialami oleh Paulus, ketika ia memberitakan Injil ada orang yang percaya tetapi setan juga tidak mau diam, tetapi tuhan menyertai Paulus, Kis.16:13-18
Kita melihat bagaimana Tuhan menyertai Paulus yang fokus pada perkara Surgawi: ia pergi memberitakan Injil, memuridkan, dan kemudian mengutus lagi untuk memberitakan Injil. Itu sebanya ada Timotius, Priskila dan Akwila, Titus dll.
Kesimpulan:
Jika kita fokus pada perkara Surgawi, maka ada berkat yang kita akan nikmati di bumi ini semasa kita hidup terutama mahkota yang akan kita terima ketika kita ada di Surga.
Khotbah Tentang Kenaikan Isa Almasih 4
Judul:Peran Perempuan Dalam Karya Keselamatan Yesus
Bahan Alkitab: Markus 16:9-20
Jemaat yang dikasihi Tuhan
Kenaikan Yesus ke Surga menandai akhir kebersamaan Yesus secara fisik dengan murid-murid-Nya di dunia ini. Secara fisik la bersama dengan mereka, dapat dilihat dan dekat dengan mereka. Mengakhiri kebersamaan ini Yesus memberi tugas kepada murid-murid disertai otoritas (kuasa) untuk melaksanakannya.
Markus 16:9-20 memperlihatkan bahwa Yesus yang telah bangkit dan menampakkan diri kepada para murid semakin ditegaskan otoritasnya sebagai yang telah menang ketika la diangkat ke Surga. Dia yang bangkit, Dia jugalah yang naik ke Surga. Sebelum naik ke Surga Yesus yang berkuasa dan menang, memberi penugasan kepada murid-murid-Nya.
Penugasan yang disampaikan dalam ayat 15-18 menyatakan bahwa kuasa yang akan menyertai murid-murid untuk memberitakan Injil adalah mereka akan mengusir setan-setan, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, (ayat 17) mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh (ayat 18). Orang Kristen dan Gereja ada, bukan saja untuk menikmati keselamatan dari Tuhan Yesus, melainkan menjadi saksi-saksi Kristus (ayat 15). Sebagai saksi-saksi Kristus murid-murid-Nya diperlengkapi dengan kuasa. Tanda-tanda (Yun., semeion) ini, yang dilakukan oleh murid Kristus yang sejati, menegaskan bahwa pesan Injil itu benar, bahwa Kerajaan Allah telah datang ke dunia dengan penuh kuasa dan bahwa Kristus yang bangkit dan hidup itu kini ada bersama-sama dengan para pengikut-Nya dan bekerja melalui mereka (ayat 20).
Pemberian kuasa kepada murid-murid yang akan memberitakan injil memberi keyakinan bahwa ada kuasa yang akan menyertai mereka yang diutus sebagai saksi-saksi-Nya. Dalam Mazmur 47 ayat 6-10 kita membaca nyanyian sorak-sorai ketika Allah naik diiringi bunyi sangkakala (ayat 6) karena kenaikan-Nya adalah untuk memerintah sebagi raja atas bangsa- bangsa dan bersemayam di atas tahta-Nya yang kudus (ayat 9). la naik ke Surga dan duduk di sebelah kanan Bapa mengartikan bahwa Dia yang telah naik, sekarang memerintah bersama-sama Bapa di Surga.
Hari kenaikan adalah hari penobatan dan pelantikan Yesus sebagai Raja. Raja yang berkuasa di bumi dan di Surga. Pelantikan Yesus Kristus sebagai raja adalah momen yang harusnya menjadi kebanggaan umat kristiani, sehingga harus disambut dengan antusias (semangat). Sebagai ibu-ibu, coba bayangkan bagaimana antusiasme kita menyambut sebuah acara pelantikan. Pelantikan sebagai kepala sekolah, lurah, camat, kepala dinas, kepala daerah, dll, banyak yang kita siapkan secara antusias. Betapa tidak, ini moment yang luar biasa. Semua ingin hadir untuk menyaksikannya.
Lalu bagaimana dengan pengukuhan Yesus sebagai Raja dan juga pemberian tugas kepada gereja selaku utusan-Nya? O, antusiasme kita tidak seperti melaksanakan acara-acara pelantikan di sekitar kita. Banyak gedung gereja terkesan biasa saja, masih dengan ornamen Paskah 40 hari yang lalu, tidak penuh seperti hari-hari raya gereja lainnya. Padahal ini acara besar, ini hari penobatan Yesus karena Dia disambut di Surga, sempurna sudah semua karya-Nya di bumi. Nyanyian malaikat menyambut Dia di Surga sebagaimana KJ 223 "Nyanyian Malaikat Nyaring Bergema" (yang terinspirasi dari Mazmur 47), tetapi gereja seperti tak bergeming. Padahal ini bukan hari libur biasa. Libur pada hari Kenaikan Yesus menandakan bahwa peristiwa ini mendapat pengakuan secara nasional dan disebut sebagai hari raya. Ironis memang, umat kristiani yang harusnya merasakan penghargaan ini malah mengatur jam ibadah di gereja menyesuaikan dengan acara libur keluarga masing- masing, dengan alasan memberikan kesempatan bagi yang ingin berwisata. Padahal pokok ibadah kita adalah pelantikan Yesus. Setelah Dia bangkit dan menang inilah hari pelantikan dan penobatannya sebagai Raja. Yesus Kristus Kristus yang bangkit mengalahkan dosa dan maut, naik ke Surga, memerintah atas Surga dan bumi bahkan menjamin hidup kekal bagi kita di Surga bersama-Nya. Hari kenaikan Yesus juga mengukuhkan kita sebagai gereja yang telah menerima penugasan pemberitaan Injil yang disertai otoritas dari Dia yang bangkit dan naik ke Surga.
Jemaat Tuhan,
Di Gereja Masehi Injili di Minahasa, Hari Kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke Surga adalah juga Hari Persatuan Wanita Kaum Ibu GMIM. Dalam bacaan ini kita kembali diingatkan akan peranan kaum perempuan dalam memberitakan karya keselamatan Yesus. Para perempuan, termasuk para pemberita mula-mula peristiwa kebangkitan Yesus yang menggembirakan itu. Kehadiran Wanita Kaum Ibu GMIM kiranya akan selalu membawa sukacita melalui kegiatan-kegiatan pelayanan yang dapat membawa seisi keluarga bahkan jemaat semakin taat kepada Tuhan.
Para perempuan mendapat penugasan bersama (dengan kaum pria) dan dengan semua orang percaya untuk memberitakan Injil ke segala penjuru dan Tuhan turut bekerja meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda keselamatan yang menyertainya.
Wanita Kaum Ibu GMIM hendaklah menyambut hari Persatuan ini dengan semangat, seperti ketika terundang mengikuti pelantikan pejabat ataupun di kalangan gereja seperti peneguhan Pelsus. Kita masih mengingat bagaimana kita bersemangat waktu pelantikan itu, bukan? Ingatlah bagaimana kita begitu antusias waktu itu. Mengapa? Karena ada pemimpin baru yang dilantik, ada Pelsus yang diteguhkan, begitu besar rasa sukacita itu.
Setelah peristiwa kenaikan, Yesus duduk di sebelah kanan Bapa dan memerintah dari takhta kemuliaan-Nya di Surga. Kitalah yang akan menjadi utusan-utusan-Nya untuk memberitakan Injil kepada seluruh dunia.
Seperti para murid, hari ini kita memandang Dia yang naik ke Surga. Seperti para murid kita adalah orang-orang yang menanti-nantikan penggenapan janji-Nya bagi kita semua. Dalam kerinduan akan janji Tuhan maka ada hari Pentakosta, hari Ketuangan Roh Kudus yang telah membuktikan penggenapan janji-Nya.
Dengan hari kenaikan Tuhan Yesus kita semakin bersemangat memberitakan Injil karena Kristus yang kita beritakan telah dilantik sebagai Raja, la menang dan berkuasa atas Surga dan bumi. Selamat merayakan Hari Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga. Amin.
Khotbah Tentang Kenaikan Isa Almasih 5
Judul: Tiga Pesan dari Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga
Kami butuh Engkau, Roh Kudus. Kami tidak akan mampu melakukan setiap langkah kehidupan kami tanpa Engkau, Roh Kudus. Terima kasih Bapa, kami bersyukur Tuhan, Engkau sudah memberikan kami seorang Penolong, satu Pribadi Penolong yang memberikan kemampuan, kekuatan, sukacita, jalan- jalan yang ajaib. Terima kasih Bapa.Kami bersyukur Tuhan, kalau kami hari ini boleh ada untuk memperingati kenaikan Tuhan Yesus ke Surga 2000 tahun yang lalu, terima kasih untuk apa yang sudah Kau kerjakan dalam hidup kami. Berkati ibadah di tempat ini, berkati kami setiap pribadi, berikan kami pengertian-pengertian, urapi terus kami, kami butuh pengurapan-Mu, supaya kami mengerti rencana-Mu dalam hidup kami, dan kami boleh mengerti Engkau segera datang menjemput gereja-Mu yang kudus.
Dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Amin.
Shalom, Saudara yang dikasihi Tuhan, saya percaya Saudara semua diberkati dan bersukacita dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Hari ini, tanggal 02 Juni 2011, kita memperingati hari raya orang Kristen yang keempat, kemudian 10 hari ke depan kita akan memperingati hari raya orang Kristen yang kelima yaitu hari raya Pentakosta. Beberapa minggu lalu kita juga telah memperingati kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus. ini semua adalah sebuah rangkaian bagi kita untuk belajar.
Saat memperingati kematian Tuhan Yesus Kristus, Tuhan mengingatkan bahwa kehidupan setiap manusia menuju titik yaitu kematian. Raja Salomo yang penuh hikmat, dalam Pengkhotbah 9, mengatakan nasib semua orang sama yaitu menuju kematian. Kita diingatkan untuk mencari kekekalan, lebil banyak lagi hidup dalam kesungguhan akan Firman Tuhan.
Dalam peringatan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus, kita juga diingatkan bahwa dalam Tuhan Yesus ada pengharapan. yang sakit disembuhkan, jalan yang buntu dibukakan, keluarga yang berantakan dipulihkan, usaha, pekerjaan, dan studi Saudara diberkati. Dalam Yesus ada pengharapan!
Kemudian selama 40 hari, Tuhan menampakkan diri kepada banyak orang. Angka 40 berbicara sesuatu angka yang komplit atau lengkap. Tuhan kita adalah Allah yang sungguh-sungguh penolong bagi kita, tidak setengah- setengah, tapi dari awal sampai akhirnya, Dia pasti menolong kita dengan lengkap.
Hari ini kita memperingati Kenaikan Tuhan Yesus. Ada hal-hal yang sederhana dari pesan-pesan Tuhan yang mengingatkan kita kembali akan kenaikan Tuhan Yesus.
Keempat Injil ditulis oleh 4 orang yang berbeda, dan dari 4 penulis ini ternyata hanya ada satu yang menulis kenaikan Tuhan Yesus, yaitu Lukas. Matius, Markus, dan Yohanes tidak menulis kenaikan Tuhan Yesus Kristus. Ketiganya adalah orang-orang Yahudi dan hanya satu yang non-Yahudi yaitu Lukas.
Lukas 24:50-53, Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ la mengangkat tangan Nya dan memberkati mereka. Dan ketika la sedang memberkati mereka, la berpisah dari mereka dan terangkat ke Surga. Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. Mereka senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah.
Kisah 1:6-11, Maka bertanyalah mereka yang berkumpul disitu: "Tuhan,
maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?" Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa Nya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi. Sesudah la mengatakan demikian, terangkatlah la disaksikan oleh mereka, dan awan menutup Nya dari pandangan mereka. Ketika mereka sedang menatap langit waktu la naik itu, tiba tiba berdirilah dua orang yang berpakaian dekat mereka, dan berkata kepada mereka. "Hai orang-orang Galilea,mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke Surga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke Surga
Isi
1 Tuhan Yesus akan datang segera
Lukas menulis baik dalam Lukas 24:50-53 dan Kisah 1:6-11, bahwa pada waktu itu murid-murid Tuhan Yesus sedang berkumpul dan Tuhan Yesus ada di tengah-tengah mereka. Tiba-tiba ketika ia sedang berkata-kata dengan mereka dan memberkati mereka, la terangkat naik ke Surga. Pesan pertama yang terus diingatkan kepada kita, juga melalui para pemimpin kita, bahwa Yesus akan datang segera. Haleluya!
Saudara yang dikasihi Tuhan, Tuhan sudah naik ke Surga, tapi satu kali kelak dan dalam waktu yang tidak lama lagi, Dia akan segera datang kembali. Tanda-tandanya sudah begitu banyak terjadi hari-hari ini. Dari kondisi di sekitar kita, dunia hari-hari ini, nubuatan-nubuatan Tuhan Yesus sendiri dan dari para nabi mengenai kondisi akhir zaman ini sudah mulai digenapi. Dia akan segera kembali untuk menjemput Saudara dan saya. Persiapkan baik!
Dalam pelayanan kematian, seringkali saya mengingatkan kepada orang orang yang hadir, dan juga kepada kita semua pagi ini, berbicara mengenai Tesalonika 4:15-17,
Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari Surga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.
Orang-orang sering memperdebatkan, bagaimana bentuknya tubuh kemuliaan? Diributkan hingga menjadi bahan perdebatan. Saudara, karena otak kita hanya sebesar bakpao, kita tidak pernah bisa memikirkan apa yang Tuhan lakukan buat Saudara dan saya. Modelnya tubuh kemuliaan itu seperti apa tidak usah kita perdebatkan, tapi satu hal kita tahu, bahwa satu kali kelak kita akan diubahkan dan tinggal bersama dengan Dia selama-lamanya.
Tuhan sudah peringatkan kepada kita setiap gereja Tuhan, mengenai 5 gadis yang bijak dan 5 gadis yang bodoh. Lalu diingatkan lagi bagaimana pada akhir zaman, kalau ada dua orang di ladang, satu orang hilang diangkat dan satu tertinggal, yang sedang memutar batu kilangan, satu diangkat dar ditinggal. Saya merenungkan, apakah hanya ada setengah yang akan diangkat? Apakah dari sekian ribu jemaat hanya ada separuhnya yang diangkat? Ini menjadi sesuatu yang harus kita perhatikan hari-hari ini. Saudara harus sungguh-sungguh di dalam Tuhan, karena Dia segera datang menjemput umat-umat-Nya yang kudus. Karenanya, apa yang harus kita lakukan untuk bertemu kembali dengan Tuhan Yesus? Firman Tuhan dalam 1 Tesalonika 4 berbicara mengenai Rapture, semua yang mati dalam Tuhan akan dibangkitkan dari kubur. Pesan ini ternyata diapit oleh 2 pesan Tuhan, yang pertama dari 1 Tesalonika 4 perikopnya adalah "Nasihat supaya hidup kudus dan yang kedua dari 1 Tesalonika 5 perikopnya adalah "Berjaga-jaga. Saat Tuhan Yesus naik ke Surga, Dia sedang mempersiapkan rumah untuk Saudara dan saya. Kita yang ingin berjumpa dengan Tuhan Yesus Kristus harus hidup sungguh-sungguh, hidup kudus, dan harus berjaga-jaga.
Dalam kisah Kejadian, Allah berkata pada Adam agar mengusahakan dan memelihara taman itu. Pelihara ini dalam bahasa aslinya berarti jaga. Tuhan memerintahkan Adam untuk usahakan dan jaga. Ini menjadi sebuah pesan bagi kita, sama-sama untuk saya juga, Saudara harus memelihara dan mengusahakan dan berjaga-jaga. Berjaga-jaga terhadap apa? Tuhan ingatkan kepada Adam supaya jaga terhadap Iblis, si ular, yang bisa membuat Adam menjadi jatuh. Hari-hari ini kita harus berjaga-jaga, Saudara harus usir keluar ular dan dosa itu dari rumah tangga, usaha, pekerjaan Saudara.
2 Jangan pernah berhenti mencari Tuhan
Kisah 1:11, dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke Surga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke Surga."
Saya beri stabilo dan garis bawahi "Hai orang-orang Galilea". Kenapa kedua malaikat Tuhan itu secara khusus memanggil dan menekankan "orang-orang Galilea"? Padahal tidak semua yang hadir di sana berasal dari Galilea! Kenapa harus ditekankan dengan nama Galilea?
Dalam pesan Firman Tuhan beberapa waktu yang lalu, saya pernah menyampaikan bahwa danau di utara Israel ini memiliki empat nama, yaitu Galilea, Tiberias, Genesaret, dan Kineret.
Galilea sendiri memiliki arti "revolution of the wheel". Roda yang berputar, yang tidak pernah berhenti. Malaikat Tuhan ingatkan kita, bahkan menekankan, "hai orang-orang Galilea"! Orang-orang Galilea adalah orang-orang yang akan bertemu dengan Tuhan Yesus Kristus, yang tidak pernah berhenti mencari Tuhan, tidak pernah berhenti hidup kudus, tidak pernah berhenti berdoa, tidak pernah berhenti pengharapan! Karena di dalam Tuhan, pengharapan tidak pernah mengecewakan.
Waktu Tuhan Yesus menampakkan diri kepada dua orang murid Yesus, Kleopas dan murid yang satu lagi tidak ditulis namanya, tapi menurut sejarawan murid tersebut adalah Lukas sendiri. Mereka berjalan dari Yerusalem ke Emaus, perjalanan yang menurun, karena ketinggian Emaus lebih rendah daripada Yerusalem yang 800 meter di atas permukaan laut. Ketika mereka sedang berjalan menurun, tiba-tiba Tuhan Yesus ada di tengah-tengah mereka. Mereka tidak menyadari siapa Dia. Mereka bercakap- cakap, dan heran bahwa Yesus tidak tahu apa yang terjadi belakangan ini. Saudara, orang yang berhenti mencari Tuhan, berhenti di dalam pengharapan, akan mengalami keputusasaan. Emaus berbicara keputusasaan.
Kedua murid berjalan menurun. Waktu Saudara ada dalam keputusasaan, lalu berhenti berpengharapan, berhenti berdoa, berhenti berpuasa, berhenti membaca Firman Tuhan, berhenti melakukan kebenaran Firman Tuhan, maka Saudara sedang berjalan menurun. Kerohanian Saudara sedang berjalan menurun. Tapi kita umat-umat Tuhan, tidak mau berjalan menurun, semakin hari bertambah naik di dalam Tuhan. Untuk itu, jangan pernah berhenti mencari Tuhan, jangan berhenti membaca Alkitab, jangan pernah berhenti tetap berdoa, terus berjalan menaik, Tuhan pasti menolong kita!
Selain Galilea berbicara mengenai orang yang tidak pernah berhenti mencari Tuhan, Galilea juga berbicara mengenai orang-orang yang sederhana. Kalau Saudara pergi ke Danau Galilea dijual tempelan dinding gambaran Danau Galilea, yang menunjukkan mujizat-mujizat yang Tuhan lakukan 2000 tahun lalu. Ternyata 70% mujizat Tuhan terjadi di daerah Galilea. Kenapa? Galilea berbicara mengenai orang yang rendah hati, sederhana. Waktu Saudara rendah hati, maka mujizat Tuhan akan terjadi dalam hidup Saudara. Waktu kita merasa kuat, sombong, merasa besar dan mampu, maka mujizat Tuhan tidak akan pernah terjadi. Waktu kita merendahkan hati, mujizat Tuhan justru terjadi dalam hidup Saudara
Saya masih ingat ada seorang hamba Tuhan kaliber dunia datang ke Indonesia, dan memberi pesan bagi Indonesia, bahwa Indonesia akan mengalami seperti Galilea, artinya di Indonesia akan terjadi banyak mujizat bagi orang-orang percaya! Kita melihat hari-hari ini mujizat makin besar, makin besar, dan makin besar lagi. Itu akan datang kepada Saudara kalau Saudara memiliki kerendahan hati di hadapan Tuhan. Tuhan pasti memberikan kita jalan keluar.
Galilea berbicara bahwa kita harus terus menerus cari Tuhan dan mengenai orang yang rendah hati.
3 Tuhan memberikan seorang Penolong
Sebelum Tuhan naik ke Surga, Dia sudah mengingatkan bahwa Dia akan naik ke Surga tapi Dia tidak akan membiarkan murid-murid-Nya sendirian. Tuhan akan memberikan satu pribadi Penolong yang lain yaitu Roh Kudus.
Saudara, pada waktu Tuhan ada di dunia ini, selama 3,5 tahun, Dia pergi ke sana kemari, melayani orang-orang sakit, melepaskan, memerdekakan, Dia 100% manusia tapi juga 100% Allah. Dia lapar seperti kita, makan seperti kita, Dia dibatasi juga, tidak bisa sembarangan pergi ke mana-mana. Ketika Tuhan naik ke Surga, Dia tahu kebutuhan kita, dan Dia curahkan Roh-Nya sendiri menjadi penolong bagi kita semua. Roh Kudus itu omnipresence, sehingga di mana pun Saudara berada, Tuhan sanggup menolong Saudara. Saudara tidak usah bingung dan Saudara bisa berdoa kepada Roh Kudus.
Kenaikan Tuhan Yesus menjadi satu peristiwa penting, titik balik di mana murid-murid-Nya yang tadinya selama 3,5 tahun bisa merasakan kehadiran Tuhan Yesus secara fisik, tapi sejak ditinggalkan mereka bingung ke sana kemari seperti anak ayam kehilangan induknya. Ada yang mau kembali masa lalu, ada yang putus asa, bermacam-macam. Tuhan Yesus menjad satu titik tolak bagi murid-murid-Nya dan bagi kita, bahwa Tuhan tetap bersama-sama dengan kita. Kita berjalan dengan iman kepada Tuhan Yesus Kristus, dan apa yang Saudara harapkan, pasti akan Tuhan tolong dan genapi dalam hidup Saudara. Saudara yang dikasihi Tuhan, pada hari ini kita boleh bersama-sama minta kepada Roh Kudus, kita butuh Roh Kudus. Semua butuh Roh Kudus.
Para pemimpin kita beberapa waktu lalu mengingatkan kita untuk lebih banyak lagi berbahasa roh. Kenapa? Karena ketika berbahasa roh,
1. Kita membangkitkan iman kita yang lemah. Mungkin ada yang ingin mundur, ingin berhenti, banyaklah berbahasa roh, kita akan dikuatkan kembali.
2. Kita berbicara dengan Bapa di Surga, bahasa yang Iblis pun tidak akan bisa mengerti.
3. Mengingatkan bahwa dalam diri setiap orang percaya ada Roh Kudus. Dan orang yang memiliki Roh Kudus pasti mengeluarkan Buah Roh.
Saudara yang dikasihi Tuhan, ada yang belum menerima karunia Roh Kudus, tanda awal dari orang yang dibaptis Roh Kudus akan mulai berbahasa- bahasa yang baru. Baptisan Roh Kudus hanya satu kali, tapi kepenuhan Roh Kudus bisa berulang-ulang. Saudara harus minta. Saya...
Penutup
Firman Tuhan berkata, Aku akan minta kepada Bapa, dan la akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya la menyertai kamu selama-lamanya. (Yohanes 14:16)
Kita perlu penolong yaitu Roh Kudus. Tanpa Roh Kudus kita tidak dapat melakukan apa yang Tuhan perintahkan dalam hidup kita. Tanpa Roh Kudus, kita tidak akan pernah mengerti kebenaran Firman Tuhan, kita tidak mungkin menjadi pelaku Firman Tuhan, kita tidak akan bisa hidup kudus, kita tidak akan bisa hidup sungguh-sungguh di dalam Tuhan, kita tidak akan pernah bisa berjaga-jaga menantikan kedatangan Tuhan Yesus menjemput Gereja. Kalau Roh Kudus ada, Dia menginsafkan kepada kita akan dosa, mengingatkan Saudara dan saya akan dosa. Roh Kudus membawa kita kepada jalan kebenaran.
Roh Kudus memiliki tugas untuk mengingatkan akan adanya penghakiman Dia memberikan kita kekuatan, sukacita, hikmat akan apa yang harus kita lakukan, akan apa yang harus kita putuskan, dan dalam apapun juga, dalam usaha, pekerjaan, bisnis, rumah tangga Saudara, kita perlu membuat keputusan-keputusan yang penting. Untuk itu, tidak ada kata lain, kita perlu Roh Kudus! Kita juga perlu Roh Kudus untuk boleh mengasihi satu sama lain.
Tuhan Yesus memberkati.
(urw/urw)