Cerita Pekerja PT IBS Lolos dari Penyanderaan di Papua Usai Kelabui Maskapai

Papua Pegunungan

Cerita Pekerja PT IBS Lolos dari Penyanderaan di Papua Usai Kelabui Maskapai

Jonh Roy Purba - detikSulsel
Rabu, 17 Mei 2023 06:45 WIB
Pekerja proyek pembangunan tower BTS dari PT Inti Bangun Sejahtera (IBS) yang sempat disandera KKB kini dievakuasi ke RSUD Oksibil, Pegunungan Bintang (Pegubin), Papua Pegunungan.
Foto: Pekerja proyek pembangunan tower BTS dari PT Inti Bangun Sejahtera (IBS) yang sempat disandera KKB kini dievakuasi ke RSUD Oksibil, Pegunungan Bintang (Pegubin), Papua Pegunungan. (dok.istimewa)
Pegunungan Bintang -

Seorang pekerja tower BTS PT Infrastruktur Bisnis Sejahtera (IBS), Benjamin Sembiring berhasil lolos dari penyanderaan sekelompok warga di Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan. Terungkap, Benjamin lolos dari penyanderaan setelah mengelabui pihak maskapai.

Awalnya, Benjamin bersama Kadis Kominfo setempat Alferus Sanuari serta 4 pekerja IBS lainnya tiba di Distrik Okibab untuk mengerjakan proyek BTS yang sempat tertunda pada Jumat (12/5). Benjamin Cs datang dengan menumpang pesawat.

"Jadi kami ke sana bersama Kadis Kominfo, Staf Kepala Distrik dan pekerja BTS dengan jumlah (total) 6 orang. Dan kunjungan saya ke sana ini bukan yang pertama kali, sudah beberapa kali saya ke sana. Sedangkan pekerjaan harus dilakukan, mengingat material sudah ada di lokasi," ujar Benjamin saat ditemui detikcom di RS Marthen Indey, Kota Jayapura, Senin (15/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pesawat yang mengantar Benjamin Cs langsung pergi dari lokasi. Sementara Benjamin Cs ramai disambut warga setempat.

Namun sambutan ramai dari warga setempat itu hanya berlangsung sebentar. Pasalnya, 2 orang pria tiba-tiba datang membawa senjata tajam.

ADVERTISEMENT

"Ada 2 orang dengan membawa senjata tajam menghampiri kita," kata Benjamin.

Kedua orang itu tanpa basa-basi langsung menggeledah Benjamin dan rekan-rekannya. Sementara warga yang semula ramai langsung pergi dari lokasi.

Tak lama kemudian, Benjamin dan rekan-rekannya digiring ke arah sebuah rumah yang berjarak 50 meter. Mereka selanjutnya diminta baris berjejer hingga difoto dan direkam video oleh 5 orang.

"Lalu tidak tau kejadiannya seperti apa, mereka langsung membacok kami 3 orang. Karena jujur saja dari 6 orang rombongan kami 3 orang pendatang dan 3 orang asli Papua," tuturnya.

Benjamin Kelabui Maskapai

Benjamin mengatakan kelompok penyandera itu sempat meminta uang Rp 500 juta. Benjamin pun diminta untuk menelepon pihak maskapai agar mengirimkan pesawat ke lokasi.

"Mereka minta pesawat menjemput saya. Lalu saya meminta tolong untuk diberikan telepon agar saya menghubungi pihak maskapai," kata Benjamin.

Saat menelepon itulah Benjamin sedikit mengelabui maskapai. Dia tidak mau melaporkan situasi penyanderaan ke pihak maskapai lantaran takut tak ada pesawat yang dikirimkan ke lokasi.

"Saat menelepon pihak maskapai saat itu saya mencoba untuk tenang, agar pihak maskapai tidak curiga kami tengah mendapat musibah. Jangan sampai pihak maskapai tahu bahwa kami sedang disandera, sehingga tidak mau menjemput kami. Saya katakan saat itu silahkan menjemput kami, karena pekerjaan sudah selesai," jelasnya.

Belakangan pesawat akhirnya tiba di lokasi penyanderaan. Namun kelompok penyandera hanya memperbolehkan Benjamin dan Kadis Kominfo pergi dari lokasi.

Benjamin sendiri mengaku tidak tahu alasan KKB akhirnya melepaskannya bersama kepala dinas. Namun dia mengakui situasinya menjadi berat karena timnya meminta untuk ikut dengan Benjamin.

"Tim saya sempat katakan, pak jangan bapak lah yang pergi. Lalu saya katakan kita tidak dalam posisi memilih dan saya sendiri tidak akan meninggalkan kalian. Lalu setelah pesawat tiba, dari belakang mereka mengantarkan kami ke pesawat dan kami terbang menuju Oksibil," katanya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya....

Danrem dan Korban Ngaku Disandera KKB

Danrem 172/PWY Brigjen Juinta Omboh Sembiring sebelumnya mengungkap bahwa pelaku penyanderaan tersebut merupakan kelompok kriminal bersenjata (KKB). Dia menyebut KKB tersebut berjumlah 5 orang.

"Lima orang teroris bersenjata (KKB) memerintahkan enam orang berdiri sejajar, selanjutnya ditelanjangi dan semua barang dirampas (HP, dompet, dan alat survei)," ujar Juinta Sembiring kepada wartawan, Sabtu (13/5).

Dia mengatakan KKB kemudian melakukan pembacokan terhadap 3 karyawan PT IBS. Mereka adalah Benjamin Sembiring, Amar, dan Feri.

"Setelah dilakukan perampasan dan ditelanjangi selanjutnya lima orang tersebut melakukan aksi pembacokan terhadap tiga pejabat tower BTS ZTE," bebernya.

Keterangan Juinta turut dibenarkan oleh Benjamin sendiri. Dia mengatakan kelompok penyandera mengakui mereka merupakan KKB.

Benjamin mengatakan kelompok penyandera sempat membentangkan Bendera Bintang Kejora serta mengeluarkan statemen bahwa mereka Kelompok Kriminal Bintang Kejora dari Bintang Timur.

Panglima TNI Klarifikasi Kelompok Penyandera Bukan KKB

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono belakangan mengklarifikasi pernyataan bawahannya Danrem 172/PWY Brigjen Juinta Omboh Sembiring. Dia menyebut pekerja itu bukan disandera KKB Papua, tapi ditahan masyarakat terkait utang.

"Bukan penyanderaan itu. Kemarin itu ada mungkin dulu utang-utang yang belum terbayar sama mungkin pas pemasangan BTS itu masyarakat menuntut supaya dibayar dulu, sehingga setelah dibayar ya dilepas," kata Yudo seperti dilansir detikNews yang mengutip Antara, Senin (15/5).

Dia lantas meminta semua pihak tak selalu menghubungkan setiap peristiwa sebagai aksi KKB. Dia menduga masalah terkait empat pekerja BTS itu murni karena masalah utang dengan warga.

"Ini bukan KKB yang melakukan itu, tapi masyarakat yang mungkin dulu pernah dipekerjakan atau apa, mungkin bayarannya kurang atau apa. Jadi jangan semuanya disamaratakan, tiap anu disandera, enggak, bukan penyanderaan itu," katanya.

Namun Yudo menegaskan para pelaku tetap akan diproses hukum oleh kepolisian. Hal ini karena ada korban luka akibat dibacok.

"Nanti dari Polri akan menangkap yang melukai tadi," ujar Yudo.

Halaman 2 dari 2
(hmw/hsr)

Hide Ads