Terungkapnya Penganiayaan Sadis Siswi MAN 2 Makassar Setelah 7 Bulan

Kota Makassar

Terungkapnya Penganiayaan Sadis Siswi MAN 2 Makassar Setelah 7 Bulan

Ihksan Bayu Aji Saputra, Reinhard Soplantila - detikSulsel
Kamis, 11 Mei 2023 05:14 WIB
MAN 2 Makassar
Foto: MAN 2 Makassar. (Reinhard Soplantila/detikSulsel)
Makassar -

Kasus bully di MAN 2 Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) bikin heboh lantaran baru terungkap setelah 7 bulan. Seorang siswi berinisial NA (17) diduga menjadi korban perundungan hingga ditampar berkali-kali oleh rekannya.

Peristiwa ini terjadi di salah satu ruang kelas MAN 2 Makassar pada 22 September 2022. Kasus ini baru terkuak usai rekaman video yang menunjukkan dugaan perundungan itu viral di media sosial.

"Persoalannya dari September 2022, tapi ini masalah saya tidak tahu, baru 2 hari yang lalu saya tahu," ujar orang tua NA, Sri Wahyuni saat dihubungi detikSulsel, Rabu (10/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wahyuni mengatakan, anaknya tidak hanya menjadi korban kekerasan secara verbal. Anaknya juga dianiaya oleh teman sekolahnya sendiri.

"Secara verbal, secara media sosial, secara fisik," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Dia menjelaskan awalnya anaknya masuk ke sebuah ruang kelas bersama siswi lainnya. Setelah itu anaknya ditampar hingga terbentur ke papan tulis.

"Dia dikasih masuk dalam suatu ruangan, terus dia dikelilingi dengan teman-temannya. Terus yang si pem-bully inilah yang menempeleng sampai beberapa kali dan terlempar sampai ke papan tulis," urai Wahyuni.

Menurutnya, persoalan yang menimpa anaknya saat itu langsung dimediasi oleh pihak sekolah usai kejadian. Namun anaknya masih dirundung juga oleh temannya.

"Sudah bikin pernyataan masing-masing tidak akan ada lagi mem-bully dan di-bully. Tapi dasar anak-anak setiap kali berpapasan selalu keluar kata-katanya, 'kamu ini miskin kamu hitam, kamu jelek'," beber Wahyuni.

"Yang bikin sakit hati anak saya karena dia membawa-bawa orang tuanya. Dia bilang, 'memang tidak ada uangnya orang tua mu kah belikan skin care, tidak uang orang tua mu kah belikan behel supaya kamu cantik'," kesalnya.

Wahyuni mengaku kecewa dengan pihak sekolah yang tidak bertindak tegas atas kasus ini. Bahkan dianggap melakukan pembiaran.

"Itulah yang buat saya kecewa, karena tidak ada sanksi," sebut Wahyuni.

Apalagi saat dimediasi, Wahyuni menuding pihak sekolah mengintimidasi anaknya. NA bahkan diancam akan dikeluarkan jika menceritakan kasus bully yang menimpanya.

"Ternyata anak saya tidak dikasih kesempatan untuk membela diri dia selalu disudutkan. Malah dibilang, 'kalau masalah ini diperpanjang atau kau bikin part dua di luar saya akan DO kamu'. Itu ancamannya wakil kepala madrasah terhadap anak saya. Ini lucunya anak saya jadi korban anak saya yang diintimidasi," terangnya.

Wahyuni curiga pihak sekolah sengaja menutupi kasus ini karena dirinya tidak mendapat informasi saat kejadian. Anaknya dibungkam karena sempat diduga diancam pihak sekolah.

"Karena saya tidak tahu makanya saya merasa ini ditutup-tutupi karena saya selaku orang tua tidak diberi tahu," jelas Wahyuni.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Orang Tua Lapor Polisi

Wahyuni mengaku keberatan terhadap insiden yang menimpa anaknya hingga kasus ini sudah dilaporkan ke polisi. Namun Wahyuni tidak menjelaskan detail terkait pelaporannya.

"Iya sudah (melapor ke polisi)" ucap Wahyuni.

Wahyuni mengatakan kasus ini membuat anaknya trauma berat. Semangat belajarnya menurun karena menjadi sasaran bully.

"Tugas-tugas sekolah dia tidak kerja, semangat belajar semakin menurun," paparnya.

Wahyuni mengatakan kondisi mental anaknya terganggu karena peristiwa tersebut. Dia bahkan sempat membawa anaknya ke psikiater.

"Pskiaternya bilang, 'ini anak ibu sudah sampai di tahap melukai diri sendiri', artinya sudah parah karena di rumah tertekan, sekolah tertekan. Jadi otomatis dia mencari penyelesaiannya sendiri dengan caranya dia," ungkapnya.

Saat ini anaknya belum aktif bersekolah. Wahyuni khawatir psikologis anaknya terganggu.

"Tadi pagi saya larang dulu sekolah karena takut jangan sampai masalah semakin berkembang dan jangan sampai ada efek sampai setelah berkembang masalah itu," imbuh Wahyuni.

Penjelasan MAN 2 Makassar

Wakil Kepala MAN 2 Makassar Bidang Kesiswaan Muhammad Ilyas mengaku pihaknya sudah memediasi kasus ini tidak lama setelah kejadian. Di hadapan guru, kedua siswa yang bertikai diklaim sudah saling memaafkan.

"Alhamdulillah pada saat itu kami anggap sudah tidak ada masalah karena kedua belah pihak dari anak ini sudah saling merangkul dan berpelukan," ujar Ilyas kepada detikSulsel saat ditemui di MAN 2 Makassar, pada Rabu (10/5).

Wakil Kepala MAN 2 Makassar Bagian Kesiswaan Muhammad Ilyas.Foto: Wakil Kepala MAN 2 Makassar Bagian Kesiswaan Muhammad Ilyas. (Reinhard/detikSulsel)

Ilyas juga heran kasus ini kembali mencuat setelah videonya viral di medsos. Namun dia menduga rekaman kasus bully ini kembali tersebar karena kedua anak yang bertikai kembali berselisih.

"Adapun kejadian video viral yang terjadi baru-baru ini, itu terjadi karena di antara keduanya itu mungkin namanya anak-anak, mungkin ada masalah yang dibesar-besarkan saling mem-bully sehingga akhirnya ini terjadi dan ada video viral," ucapnya.

Pihaknya juga membantah disebut menutupi kasus ini meski diakui pihak sekolah tidak memanggil orang tua siswa saat itu mediasi. Dia beralasan kasus ini sudah selesai dan saat itu wali kelas diminta menginformasikan ke orang tua.

"Kan kami kalau sudah sampaikan ke wali kelas, berarti tugasnya wali kelas (menyampaikan ke ortu). Kami hanya bagaimana memediasi. Padahal itukan sudah tuntas pada saat itu, tidak ada mi masalah," jelasnya.

Halaman 2 dari 2
(sar/hsr)

Hide Ads