.webp)
Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKB Makassar melakukan seleksi terhadap 72 bakal calon legislatif (bacaleg) lewat uji kelayakan dan kepatutan (UKK). Mereka yang gagal lolos seleksi ditawari untuk bisa menjadi tim pemenangan Pemilu 2024.
"Melebihi sekali mi ini, sekarang 72 (bacaleg ikut UKK), sementara yang akan diterima cuman 50 orang," kata Ketua Lembaga Pemenangan Partai (LPP) PKB Sulsel Syamsu Rizal kepada detikSulsel, Kamis (4/5/2023).
Pria yang akrab disapa Deng Ical ini mengatakan UKK bacaleg PKB Makassar tersebut untuk memetakan potensi bacaleg. Mereka yang diterima akan bertarung di lima daerah pemilihan (dapil) di Makassar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun indikator yang menjadi penilaian yakni wawasan kepartaian dan komitmen keberagaman. Dua indikator itu menjadi tolok ukur keberhasilan bacaleg.
"Kita lihat, banyak yang tidak terungkap teknis kepartaian," tambah Deng Ical.
"Jadi ini (penilaiannya) sistem ranking, mengidentifikasi yang potensial. Kemungkinan lain seperti perpindahan dapil atau pertukaran dapil dengan bacaleg yang lain," tuturnya.
Deng Ical juga mengapresiasi tingginya peminat yang mendaftar menjadi bacaleg PKB Makassar namun kuota yang diterima terbatas. Hanya saja dia berharap, bacaleg yang tidak lolos UKK bisa tetap berjuang menjadi tim pemenangan pemilu.
"Nah ini kita minta untuk berkomitmen, bisa kah jadi tim. Artinya, kalau tidak bacaleg, bisa digeser ke tim pemenangan," imbuh Deng Ical.
Diketahui, UKK bacaleg PKB ini melibatkan panelis non Islam yakni keterwakilan agama Hindu, Buddha dan Kristen. Menurutnya, hal ini untuk mengeksplorasi wawasan keberagaman para bacaleg.
"Kita kan harus mengakui sebagai salah satu dasar demokrasi itu, kenyataan keberagaman kita di Makassar yang heterogen, mesti teman-teman bacaleg ini paham kondisi sosial ini," jelasnya.
Deng Ical menekankan PKB merupakan partai yang terbuka untuk semua kalangan. Partai tidak membatasi golongan tertentu untuk ikut bergabung.
"Kita ini partai terbuka, walaupun asas utamanya kita itu Islam, garis perjuangannya kita itu adalah Nahdlatul Ulama, tapi tidak menafikan komponen yang lain dan keberagaman, welcome ke semua," jelasnya.
(sar/sar)
