KSOP Sorong Bantah Kapal Kargo Inggris Kandas di Raja Ampat: Ada Kebocoran

Papua Barat Daya

KSOP Sorong Bantah Kapal Kargo Inggris Kandas di Raja Ampat: Ada Kebocoran

Juhra Nasir - detikSulsel
Kamis, 27 Apr 2023 14:25 WIB
Konferensi pers soal kapal bocor di perairan Barat Daya yang dihadiri Kepala KSOP Kelas 1 Sorong (tengah), Komandan Lantamal XIV Sorong (kanan) dan Perwakilan Dirpolairud Polda Papua Barat (kiri).
Foto: Konferensi pers soal kapal bocor di perairan Barat Daya yang dihadiri Kepala KSOP Kelas 1 Sorong (tengah), Komandan Lantamal XIV Sorong (kanan) dan Perwakilan Dirpolairud Polda Papua Barat (kiri). (Juhra Nasir/detikcom)
Raja Ampat - Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Sorong membantah kapal kargo berbendera Inggris, MV Indian Partnership London kandas di Perairan Misool, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya. Kapal itu berhenti di lokasi karena mengalami kebocoran.

"Kapal tidak dalam keadaan kandas. Karena mengalami kebocoran di bagian lambung kanan haluan kapal dan untuk memastikan keselamatan kapal dan ABK kapal maka nakhoda kapal memutuskan untuk lego jangkar di Perairan Misool," jelas Kepala KSOP Kelas 1 Sorong, Jece J Pirisi saat konferensi pers di Kantor KSOP Sorong, Kamis (27/4/2023).

Jece menjelaskan kapal tersebut berlabuh di Perairan Misool karena kondisi darurat. Kapal dianggap rawan jika memaksakan berlayar sehingga memutuskan singgah di perairan NKRI.

"Dia (kapal) melintasi perairan Indonesia karena emergency," ungkap Jece.

Jece mengatakan nakhoda kapal sudah melaporkan kejadian ini ke pemilik kapal. ABK saat ini masih menunggu proses pemeriksaan terkait kondisi kapal berbendera Inggris itu.

"Mereka (ABK) masih menunggu underwater survey yang ditunjuk oleh pemilik kapal," ungkap Jece.

Kantor UPP Teminabuan disebut sudah mengizinkan Kapal MV Indian Partnership London untuk survei bawah laut. Survei ini juga untuk memastikan ada atau tidaknya kerusakan terumbu karang.

"Sesuai pernyataan Kepala UPP Teminabuan bahwa pihaknya sudah mengeluarkan izin survei pekerjaan bawah air. Di mana ada petugas ke TKP untuk survei lantai kapal dan di bawa kapal sehingga bisa mengetahui apakah merusak terumbu karang atau tidak," tuturnya.

Pihaknya pun belum menjelaskan soal dugaan penyebab kebocoran. Namun Jece kembali menegaskan jika kapal tidak mengalami kandas.

"Kami sudah mengecek kedalaman kapal dengan alat eco solder KSOP Sorong. Dilaporkan bahwa kapal ini tidak kandas atau kedalaman air sekitar 30,8 meter. Jadi masih ada jarak antar kapal dan dasar," tegas Jece.

Jece memastikan 22 ABK kapal dinyatakan sehat usai melalui pemeriksaan kesehatan. Kapal itu sebelumnya bertolak dari pelabuhan Skarten River, Australia menuju China dengan muatan Bauksit sejumlah 178.087 ton.

"Kapal MV Indian Partnership dalam pelayaran dari Australia ke China membawa muatan bauksit sebanyak 178.087 MT," jelasnya.

Sementara Komandan Lantamal XIV Sorong, Laksamana Pertama TNI Deny Prasetyo menegaskan jika kapal berbendera Inggris itu tidak kandas. Deni menegaskan kapal mengalami kebocoran.

"Benar yang dikatakan KSOP Kapal tidak dalam kondisi kandas namun mengalami kebocoran," ucap Deny.

Saat ini kapal MV Indian Partnership London itu masih dalam pemeriksaan. Pihaknya berharap kapal yang berlabuh itu tidak berdampak pada kerusakan di bawah laut.

"Mudah-mudahan tidak terjadi sesuatu yang diinginkan. Kami tidak menginginkan terjadi pencemaran ataupun kerusakan karang," paparnya.

Kapal Sempat Dilaporkan Kandas

Diberitakan sebelumnya, kapal kargo berbendera Inggris, MV Indian Partnership London berlabuh di Perairan Misool, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya pada Minggu (24/4). Awalnya kapal tersebut dilaporkan kandas.

"Informasi sementara, kejadian ini (kapal kargo kandas) sudah terjadi pada Minggu sore (23/4)," ujar Penyidik Bidang Lingkungan Hidup Gakkum Kabupaten Raja Ampat Rizko Ramadhan saat dihubungi detikcom, Selasa (25/4).

Rizko mengatakan pihaknya masih mencari tahu penyebab kapal itu kandas. Sejumlah warga juga sempat mendekat untuk berkomunikasi dengan awak kapal namun terkendala komunikasi.

"Kami belum dapat data valid karena kendala komunikasi, akses dan jarak," kata Rizko.


(sar/hsr)

Hide Ads