Tutupan Awan Berkurang, Suhu Panas di Gorontalo Meningkat hingga 35 Derajat

Gorontalo

Tutupan Awan Berkurang, Suhu Panas di Gorontalo Meningkat hingga 35 Derajat

Apris Nawu - detikSulsel
Rabu, 26 Apr 2023 12:41 WIB
Kepala Stasiun Iklimatologi BMKG Wilayah IV Gorontalo Merpati Teodoris Nalle.
Foto: Kepala Stasiun Iklimatologi BMKG Wilayah IV Gorontalo Merpati Teodoris Nalle. (Apris Nawu/detikcom)
Gorontalo -

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Gorontalo mengungkap suhu udara di Provinsi Gorontalo meningkat antara 34-35 derajat celcius. Hal tersebut disebabkan berkurangnya tutupan awal di wilayah Gorontalo.

"Saat ini di Gorontalo suhu udara makin panas meningkat antara 34-35 derajat celcius," kata Kepala Stasiun Iklimatologi BMKG Wilayah IV Gorontalo Merpati Teodoris Nalle kepada detikcom, Rabu (26/4/2023).

Merpati mengungkap kurangnya tutupan awan terjadi pada siang hari atau pada saat terik matahari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk suhu panas dapat disebabkan oleh kondisi cuaca cerah atau kurangnya tutupan awan pada siang hari dan posisi semu matahari," terang Merpati.

Merpati menambahkan, Indonesia sebetulnya tidak terdampak gelombang panas ekstrem. Menurutnya, situasi itu hanya terjadi di sebagian negara Asia Selatan.

ADVERTISEMENT

"Untuk Indonesia tidak mengalami gelombang panas/heatwave. Namun suhu udara permukaan yang diamati di Gorontalo meningkat suhu udara tertinggi pada April 2023," terangnya.

"Kondisi cuaca tergolong normal dan ke depan dapat berubah tergantung kondisi cuaca pada hari itu," sambungnya.

Gelombang Panas di Asia Selatan

BMKG mengaku sebagian besar negara Asia Selatan tengah dilanda gelombang panas sejak sepekan terakhir hingga 40 derajat celcius. Negara yang terdampak yakni Bangladesh, Myanmar, India, China, Thailand, dan Laos.

"Di Indonesia, suhu maksimum harian tercatat mencapai 37,2 derajat celcius di stasiun pengamatan BMKG di Ciputat pada pekan lalu, meskipun secara umum suhu tertinggi yang tercatat di beberapa lokasi berada pada kisaran 34 derajat celcius-36 derajat hingga saat ini," ucap Kepala BMKG Dwikorta Karnawati dalam keterangannya, Selasa (25/4).

Dwikorta menekankan Indonesia tidak mengalami gelombang panas sebagaimana yang terjadi di negara Asia Selatan lainnya. Cuaca panas yang dirasakan di Indonesia karena adanya gerak semu matahari.

"Secara karakteristik fenomena, suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun, sehingga potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya," terangnya.

Sementara jika ditinjau secara indikator statistik suhu kejadian, lonjakan suhu maksimum yang mencapai 37,2°C melalui pengamatan stasiun BMKG di Ciputat pada pekan lalu hanya terjadi satu hari. Tepatnya pada tanggal 17 April 2023.

Suhu tinggi tersebut sudah turun dan kini suhu maksimum teramati berada dalam kisaran 34 hingga 36 derajat celcius di beberapa lokasi. Variasi suhu maksimum 34 derajat celcius-36 derajat celcius untuk wilayah Indonesia masih dalam kisaran normal klimatologi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," imbuhnya.




(ata/hmw)

Hide Ads