Masyarakat suku Mandar yang umumnya mendiami Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar), memiliki kue khas bernama Kasippi. Umumnya kue tradisional ini disajikan warga setempat saat perayaan hari besar, salah satunya lebaran.
Bentuk kue Kasippi bulat dan pipih seperti krispi. Kue ini terbuat dari bahan sederhana dan mudah dijumpai, diantaranya tepung terigu, gula pasir, santan kelapa, vanili hingga telur.
Proses pembuatannya pun tampak mudah. Bahan kue yang telah dicampur menjadi satu diaduk hingga berbentuk adonan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya adonan dipanggang menggunakan cetakan terbuat dari logam ataupun kuningan yang disebut Pakkasippiang. Selama pemanggangan berlangsung, Pakkasippiang harus selalu dibolak balik agar adonan Kasippi tidak gosong.
Rasa kue ini manis renyah dan gurih. Sangat cocok dinikmati bersama segelas teh hangat ataupun kopi manis.
Para pengrajin kue khas suku Mandar ini dapat dijumpai di Desa Tangnga-tangnga, Kecamatan Tinambung. Jauh hari sebelum lebaran, sejumlah warga di daerah ini mulai menerima banyak orderan untuk membuat kue Kasippi.
Salah satu warga yang menekuni pembuatan kue kasippi bernama Lia (40). Dia mengaku telah menerima orderan membuat kue Kasippi sejak awal Ramadan.
"Pas mulai sepuluh Ramadan sudah mulai buat, karena sudah banyak warga yang datang ke rumah untuk pesan Kasippi," kata Lia kepada wartawan, Kamis (20/4/2023).
Meski proses pembuatannya tampak sederhana, Lia mentatakan, dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan saat memanggang cetakan berisi adonan Kasippi agar tidak gosong.
"Karena kenapa, saat adonan sudah berada dalam cetakan, harus selalu dibolak balik agar tidak gosong. Terus saat cetakan berisi adonan mulai dipanggang juga tidak bisa ditinggal, karena beberapa menit saja sudah matang jadi harus segera diangkat ," terangnya.
Lia mengaku, dalam sehari mampu membuat dua kaleng kue Kasippi yang dijual seharga Rp 50 ribu per kaleng. Hingga menjelang lebaran, dia mengaku mendapatkan omset hingga Rp 2 juta dari hasil menjual kue Kasippi.
"Kalau dulu harganya lebih murah, tapi karena harga bahan naik semua, jadi kita juga ikut menyesuaikan harga. Biasanya sehari sebelum lebaran kita sudah berhenti buat, orderan juga sudah banyak yang kita tolak. Kalau omset bisa sampai dua jutaan," tandasnya tersenyum.
Kasippi Berasal dari Kata Terjepit
Penggiat seni dan budaya Mandar, Adil Tambono mengungkapkan, penamaan kata kasippi berasal dari kata terjepit. Sebabnya, kue khas ini dibuat dengan cara dijepit menggunakan alat cetak berbahan logam ataupun kuningan.
"Kasippi itu dari kata terjepit. Karena kasippi itu dibuat dengan cara dijepit memakai alat terbuat dari logam dan sebagainya," ungkap Adil Tambono saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis (20/4).
Lebih lanjut dia mengatakan, kue Kasippi dikenal juga sebagai kue lebaran orang Mandar, karena lebih banyak disajikan pada saat hari lebaran.
"Dikatakan kue khas Mandar, karena memang kue ini lebih banyak didapati di Mandar. Dan sejak dulu selalu muncul pada saat lebaran," tuturnya.
Karena praktis dan menggunakan bahan yang mudah didapatkan, Adil mengatakan emak-emak di daerah ini lebih banyak membuat kue Kasippi untuk disajikan kepada tamu saat lebaran.
"Bahannya juga sangat praktis, bermodalkan terigu dan gula pasir, sehingga para emak-emak, orang Mandar menjelang lebaran ini mulai sibuk membuat kue Kasippi untuk disajikan kepada para tamu saat lebaran nanti," tutupnya.
(ata/sar)