Catat! Ini Lokasi Shalat Gerhana Matahari di Makassar

Catat! Ini Lokasi Shalat Gerhana Matahari di Makassar

Nur Ainun - detikSulsel
Kamis, 20 Apr 2023 05:14 WIB
Ilustrasi Sholat
Ilustrasi lokasi sholat gerhana Matahari (Foto: Nur Ainun)
Makassar -

Shalat gerhana matahari akan dilaksanakan di sejumlah lokasi di Kota Makassar. Lokasi sholat gerhana Matahari atau kusuf penting diketahui bagi umat muslim yang hendak melaksanakan ibadah sunnah tersebut.

Shalat gerhana merupakan salah satu ibadah sunnah yang dianjurkan pelaksanaannya saat fenomena astronomi gerhana terjadi. Perintah untuk melaksanakan shalat gerhana diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا ، وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya: "Sesungguhnya matahari dan rembulan adalah dua tanda-tanda kekuasaan Allah, maka apabila kalian melihat gerhana, maka berdo'alah kepada Allah, lalu sholatlah sehingga hilang dari kalian gelap, dan bersedekahlah." (HR Bukhari-Muslim)

Gerhana Matahari Hibrida akan terjadi pada esok hari, Kamis 20 April 2023. Fenomena ini dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia kecuali wilayah utara Provinsi Aceh.

ADVERTISEMENT

Durasi fase Gerhana Matahari Hibrida di wilayah Sulawesi Selatan yakni 3 jam 4 menit. Fenomena ini dapat diamati mulai pada pukul 10.40 Wita.

Berikut lokasi yang akan menggelar shalat Gerhana Matahari secara berjamaah dan waktunya.

Lokasi dan Waktu Shalat Gerhana Matahari di Makassar

1. Masjid Takmirul Masajid

Alamat: Jalan Banda Lorong 203 Nomor 5, Kota Makassar.

Waktu: 11.00 Wita

Khatib: Ust. Hadianto, SE

2. Masjid Ilham

Alamat: Lorong 10, Bara-Baraya Utara, Kecamatan Makassar, Kota Makassar

Waktu: 10.00 Wita

Khatib: Drs. K.H. Jalaluddin Sanusi

3. Balai Sidang Unismuh

Alamat: Kampus UNISMUH Jalan Sultan Alauddin Nomor 259

Waktu: 08.00 Wita

Khatib: Dr. K.H. Abbas Baco Miro

Waktu Pelaksanaan Shalat Gerhana Matahari

Melansir laman resmi Muhammadiyah, waktu pelaksanaan shalat Gerhana Matahari adalah pada saat terjadinya gerhana. Hal ini berdasarkan beberapa hadis antara lain,

عَنِ الْمُغِيرَةِ بنِ شُعْبَةَ قال انْكَسَفَتْ الشَّمْسُ يوم مَاتَ إِبْرَاهِيمُ فقال الناس انْكَسَفَتْ لِمَوْتِ إبراهيم فقال رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ من آيَاتِ اللَّهِ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ ولا لِحَيَاتِهِ فإذا رَأَيْتُمُوهُمَا فَادْعُوا اللَّهَ وَصَلُّوا حتى يَنْجَلِيَ [رواه البخاري

Artinya: Dari al-Mughirah Ibn Syu'bah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Terjadi gerhana matahari pada hari meninggalnya Ibrahim. Lalu ada orang yang mengatakan terjadinya gerhana itu karena meninggalnya Ibrahim. Maka Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua dari tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak gerhana karena mati atau hidupnya seseorang. Apabila kamu melihat hal itu, maka berdoalah kepada Allah dan kerjakan shalat sampai matahari itu terang (selesai gerhana) [HR al-Bukhari].

Dalam hadis ini digunakan kata idz (إذا) yang merupakan zharf zaman (keterangan waktu), sehingga arti pernyataan hadis itu adalah: Bersegeralah mengerjakan shalat pada waktu kamu melihat gerhana yang merupakan tanda kebesaran Allah itu. Yang dimaksud dengan gerhana di sini adalah gerhana total (al-kus­f al-kulli), gerhana sebagian (al-kusuf al-juz'i) dan gerhana cincin (al-kusuf al-halqi) berdasarkan keumuman kata gerhana (kusuf).

Ibn Qudamah menegaskan, waktu shalat gerhana itu adalah sejak mulai kusuf hingga berakhirnya. Jika waktu itu terlewatkan, maka tidak ada kada (qadha) karena diriwayatkan dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda, Apabila kamu melihat hal itu, maka berdoalah kepada Allah dan kerjakan shalat sampai matahari itu terang (selesai gerhana).

Jadi, Nabi SAW menjadikan berakhirnya gerhana sebagai akhir waktu shalat gerhana. Apabila gerhana berakhir ketika shalat masih berlangsung, maka shalatnya diselesaikan dengan dipersingkat. Sementara jika matahari terbenam dalam keadaan gerhana, maka berakhirlah waktu shalat gerhana dengan terbenamnya matahari, demikian pula apabila matahari terbit saat gerhana bulan (di waktu pagi) [Al-Mughni, II: 145].

Imam ar-Rafi'i menegaskan, Sabda Nabi SAW menjelaskan bahwa "Apabila kamu melihat gerhana, maka shalatlah sampai matahari terang (selesai gerhana)" hal ini menunjukkan arti bahwa shalat tidak dilakukan sesudah selesainya gerhana. Yang dimaksud dengan selesainya gerhana adalah berakhirnya gerhana secara keseluruhan.

Apabila matahari terang sebagian (baru sebagian piringan matahari yang keluar dari gerhana), maka hal itu tidak ada pengaruhnya dalam syarak (maksudnya waktu shalat gerhana belum berakhir) dan seseorang (yang belum melaksanakan shalat gerhana) dapat melakukannya, sama halnya dengan gerhana hanya sebagian saja (V: 340).

Niat Shalat Gerhana Matahari

Berikut niat shalat Gerhana Matahari untuk Imam dan Makmum.

1. Niat Shalat Gerhana Matahari untuk Imam

أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ اِمَامًالِلّهِ تَعَالَى

Arab latin: Ushalli sunnatan-likusuufi-syamsi imaaman lillali ta'ala

Artinya: "Saya niat shalat sunnah Gerhana Matahari sebagai imam karena Allah ta'ala."

2. Niat Shalat Gerhana Matahari untuk Makmum

أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْس مَأْمُوْمًا لِلّهِ تَعَالَىِ

Arab latin: Ushalli sunnatan-likusuufi-syamsi makmuman lillali ta'ala

Artinya: "Saya niat shalat sunnah Gerhana Matahari sebagai makmum karena Allah ta'ala."

Tata Cara Shalat Gerhana Matahari

Setelah mengetahui hukum, waktu pelaksanaan hingga niat, maka selanjutnya perlu diketahui cara melaksanakan shalat Gerhana Matahari. Pelaksanaan shalat sunnah Gerhana Matahari memiliki sejumlah perbedaan dengan shalat wajib.

Untuk mengetahui lebih jelas, berikut tata cara pelaksanaan shalat Gerhana Matahari yang dikutip dari laman resmi IAIN Madura:

  1. Ketika jamaah sudah berkumpul dan Gerhana mulai terjadi maka Bilal menyerukan shalat dengan membaca seruan "As-Shalâtu jâmi'ah."
  2. Takbiratul ihram bersama niat dalam hati sesuai lafaz yang telah disebutkan di atas
  3. Membaca doa iftitah, taawudz
  4. Membaca surat Al-Fatihah dan surat lain (Disunnahkan membaca QS Al-Baqarah atau boleh juga baca surat pendek) secara SIRRY (tanpa dikeraskan)
  5. Ruku'
  6. Bangun dari ruku'
  7. Kembali membaca surat Al-Fatihah dan surat lain (Disunnahkan membaca QS Ali Imran atau boleh juga baca surat pendek) secara SIRRY
  8. Ruku' yang ke 2
  9. Kemudian bangun dari ruku' (itidal)
  10. Sujud, lalu duduk diantara dua sujud dan sujud kembali
  11. Kemudian kembali berdiri untuk rakaat yang ke dua
  12. Membaca surat al-Fatihah dan dan surat lain (sunnahnya baca QS an-Nisa atau boleh juga baca surat pendek ) secara SIRRY
  13. Ruku'
  14. Bangun dari ruku'
  15. Kembali membaca surat fatihah lagi dan surat lain (sunnahnya baca QS Al-Ma'idah atau boleh juga baca surat pendek ) secara SIRRY
  16. Ruku' lagi
  17. Bangun dari ruku' (i'tidal)
  18. Sujud, lalu duduk diantara dua sujud dan sujud kembali
  19. Tasyahud akhir
  20. Kemudian Salam



(alk/hsr)

Hide Ads