Kisah Sahabat Nabi yang Tak Diharapkan Namun Dirindukan Bidadari Surga

Kisah Sahabat Nabi yang Tak Diharapkan Namun Dirindukan Bidadari Surga

Tim detikHikmah - detikSulsel
Sabtu, 15 Apr 2023 22:00 WIB
Silhouette pregnant Mary and Joseph with a donkey on star of cross background
Ilustrasi. Foto: Getty Images/iStockphoto/Boonyachoat
Jakarta -

Ada seorang sahabat Nabi Muhammad SAW dari kalangan Anshar bernama Julaibib yang sosoknya tak begitu dikenal dan tidak diharapkan orang-orang di sekitarnya. Namun, rupanya dia adalah pria yang dirindukan bidadari-bidadari surga.

Melansir detikHikmah, Syaikh Mahmud Al-Mishri dalam Kitab Mausu'ah min Akhlaq Rasulillah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengatakan, Julaibib adalah pria dari kalangan Anshar dan seorang dari sahabat nabi, menurut riwayat Abu Barzah Al-Aslami.

Dia termasuk sahabat nabi yang mulia. Dalam buku Kisah-kisah Inspiratif Sahabat Nabi karya Muhammad Nasrulloh diceritakan, suatu ketika Rasulullah SAW pernah menanyakan kepada Julaibib kenapa ia tidak menikah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Julaibib menjawab dirinya tidak yakin akan ada wanita yang mau menikah dengannya. Julaibib mengaku tahu bahwa dirinya bukanlah pria bernasab, tidak rupawan, dan tidak memiliki harta.

Dalam buku Tarbiyah Cinta Imam Al-Ghazali karya Yon Machmudi dkk, kisah mengenai Julaibib sebagai sahabat yang dirindukan bidadari surga ini turut diceritakan.

ADVERTISEMENT

Dikisahkan, Julaibib merupakan nama yang tidak biasa di kalangan bangsa Arab. Namanya juga tidak lengkap dan tidak bernasab. Julaibib terlahir tanpa tahu siapa kedua orang tuanya. Semua orang pun tak tahu atau tak mau tahu tentang dia, tentang nasabnya, atau dari suku apa ia berasal.

Dari segi tampilan fisik, disebut membuat tak ada yang mau berdekat-dekatan dengannya. Wajahnya jelek, posturnya pendek dan bungkuk, kulitnya hitam, miskin, pakaiannya lusuh, dan kakinya pecah-pecah karena tak beralas.

Julaibib adalah orang yang tidak diharapkan. Namun, bila Allah SWT berkehendak menurunkan kasih sayang-Nya, tak ada yang kuasa menghalanginya. Allah SWT memuliakan Julaibib dengan hidayah, yang semula hina di antara penduduk bumi menjadi mulia di antara penduduk langit.

Julaibib selalu berada di shaf terdepan dalam salat dan jihad. Meski kebanyakan orang tetap menganggapnya tiada, tapi tidak dengan Rasulullah SAW yang selalu menunjukkan perhatian dan cinta kepada umatnya.

Suatau hari, Julaibib yang tinggal di selasar Masjid Nabawi ditegur oleh Rasulullah SAW, "Julaibib, tidakkah engkau menikah?" lembut suara Nabi SAW memekarkan bunga jiwa Julaibib.

"Siapakah orangnya, ya Nabi, yang mau menikahkan anaknya dengan diriku ini?" Julaibib menjawab dengan senyuman. Tidak ada kesan ia menyesali dan menyalahkan takdir. Rasulullah juga tersenyum, dan ia kembali menanyakan hal yang sama kepada Julaibib hingga tiga hari berturut-turut.

Pada hari ketiga itulah Rasulullah SAW mengajak Julaibib ke rumah salah satu pemimpin Anshar. Betapa bahagianya tuan rumah menerima kunjungan kehormatan dari sang Nabi Allah SWT.

"Aku ingin menikahkan putri kalian," kata Rasulullah SAW kepada pemilik rumah.

"Masya Allah, alangkah indah dan berkahnya. Duhai betapa kehadiranmu akan menjadi cahaya yang menyingkirkan temaram di rumah kami," si wali mengira bahwa Rasulullah akan meminang anak gadisnya.

"Bukan untukku, aku pinang putrimu untuk Julaibib," kata Rasulullah SAW.

Ayah sang gadis tentu sangat terkejut mendengarnya, sedang istrinya berseru, "Dengan Julaibib? Bagaimana mungkin? Julaibib yang jelek dan hitam, tak bernasab, tak berkabilah, tak berpangkat, dan tak berharta? Demi Allah, tidak! Tidak akan pernah anak kita menikah dengannya!"

Dari balik tirai, anak gadisnya mendengar percakapan mereka dan angkat bicara. Cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya mengalahkan segalanya.

Ia langsung menerima pinangan dari Rasulullah SAW dan setuju untuk menikah dengan Julaibib. Cintanya kepada Allah SWT ditunjukkan dengan taat dan patuh kepada Rasul-Nya.

Namun, kebersamaan pasangan ini tidak berlangsung lama. Julaibib harus gugur saat berperang dan Rasulullah SAW sangat kehilangan.

"Apakah kalian kehilangan seseorang?" kata Rasulullah SAW usai pertempuran.

"Tidak, ya Rasulullah," serempak para sahabat menjawab.

"Apakah kalian kehilangan seseorang?" kata Rasulullah SAW bertanya lagi. Wajahnya mulai memerah.

"Tidak, ya Rasulullah," Sebagian sahabat menjawab dengan ragu dan was-was, beberapa melihat sekeliling dan memastikan tidak kehilangan seseorang.

Terdengar helaan nafas yang berat, "Aku kehilangan Julaibib, carilah Julaibib!" kata Rasulullah.

Para sahabat tersadar dengan sosok yang dicari Rasulullah SAW, akhirnya mereka menemukan Julaibib. Ia gugur penuh luka, di sekitarnya terdapat tujuh musuh yang telah ia bunuh. Rasulullah SAW dengan tangannya sendiri mengkafani Julaibib dan mensalatinya.

Julaibib telah lama dirindukan oleh para bidadari surga, meski di dunia ia memiliki istri yang salihah. Julaibib lebih diperhatikan oleh penduduk langit daripada penduduk bumi.




(asm/urw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads