Skripsi mahasiswa jurusan Sosiologi Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar yang diduga menghina suku Tolaki resmi dicabut oleh pihak kampus. Meski demikian, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Lembaga Adat Tolaki (LAT) tetap melanjutkan laporan hukum terhadap provokator yang membuat gaduh di media sosial.
"Secara hukum, kami tetap melanjutkan kepada pihak penegak umum, terutama provokator yang memviralkan skripsi ini secara tidak benar, agar tetap dicari," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP LAT, Bisman kepada detikSulsel di Menara Iqra Unismuh Makassar, Kamis (13/4/2023).
Bisman menyebut Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) saat ini tengah melakukan penyelidikan. Jika nantinya terdapat pelanggaran, dia menyerahkan sepenuhnya kepada pihak yang berwenang untuk menindak tegas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian selanjutnya ini, manakala dalam penyelidikan pihak Polda Sulawesi Tenggara terdapat indikasi pelanggaran pidana, kita akan serahkan kepada dewan hakim yang mulia, bukan kita ini yang mau memutuskan," katanya.
Dia pun berterima kasih kepada pihak kampus yang telah mencabut skripsi mahasiswa yang sempat viral itu. Bisman mengaku bersyukur atas keputusan pihak kampus dan akan kembali ke Sultra pada Jumat (14/4) besok.
"Jadi kesepakatan tadi, atas nama warga Tolaki dimanapun berada, saya sampaikan bahwa civitas akademika Universitas Muhammadiyah Makassar kami berterima kasih atas respon yang baik dan sudah memuaskan kami. Insyaallah kami akan kembali besok (ke Sulawesi Tenggara) dalam keadaan syukur kepada Allah," tandasnya.
Sebelumnya, Rektor Unismuh Makassar Prof Ambo Asse memutuskan menarik skripsi mahasiswa yang isinya dianggap mengucilkan suku Tolaki. Pihak perguruan tinggi memutuskan untuk mengkaji lebih lanjut karya ilmiah mahasiswa tersebut.
Kebijakan itu diputuskan Prof Ambo usai berdiskusi dengan DPP LAT di Ruangan Rektor Unismuh Makassar pada Kamis (13/4).
"Atas nama pimpinan Universitas Muhammadiyah Makassar menyatakan menarik skripsi tersebut agar tidak lagi menjadi rujukan dan kutipan oleh siapa pun," tegas Ambo Asse dalam pernyataan sikapnya.
Ambo mengaku skripsi alumni Prodi Pendidikan Sosiologi Unismuh Makassar itu menuai polemik di masyarakat. Judul skripsi mahasiswa tersebut, yakni 'Asumsi Masyarakat Bugis Terhadap Ideologi Suku Tolaki di Kolaka Utara'.
Prof Ambo juga meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi karena skripsi tersebut. Dia menegaskan penyusunan skripsi itu tidak pernah dimaksudkan untuk mengkerdilkan suku manapun.
"Civitas akademika Unismuh Makassar memohon maaf jika skripsi tersebut menimbulkan ketidaknyamanan Suku Tolaki, sama sekali tidak ada niat untuk mencederai semangat kebersamaan antara masyarakat Tolaki dan masyarakat Bugis yang telah terbina selama ini," paparnya.
"Kami Civitas akademika menghargai setiap suku dan agama yang ada di Indonesia, dan tidak pernah mendukung pertentangan sara karena tidak sesuai dengan nilai kemuhammadiyahan," tutupnya.
(ata/hsr)