Wakil Komandan Subden Bantis Detasemen Gegana Satuan Brimob Polda Papua Iptu Suriadin diusulkan masuk nominasi Hoegeng Awards 2023. Sosoknya yang tegas memberantas perjudian hingga tak mempan disuap membuatnya dicintai oleh masyarakatnya.
Iptu Suriadin merupakan personel BKO di Tolikara yang menjabat sebagai Komandan Pos sejak tahun 2017 lalu. Sepak terjang Iptu Suriadin di Tolikara itu diceritakan oleh Bripka Heri Sukamto yang sempat 2 tahun menjadi anak buah Iptu Suriadin saat penugasan BKO Brimob Tolikara.
Bripka Heri mengatakan ia bersama 19 rekannya dipimpin Iptu Suriadin pada tahun 2017 lalu. Mereka diberikan tugas oleh Irjen Boy Rafli Amar yang saat itu menjabat sebagai Kapolda Papua untuk mengamankan tahapan pemungutan suara ulang (PSU) saat
Pilkada Tolikara.
"Usai PSU kami diminta pimpinan tetap bertahan dalam rangka memelihara kamtibmas. Nah, saat itu komandan mengamati situasi di Tolikara dengan kita melakukan patroli. Mirisnya, saat itu kami melihat perjudian dan minuman keras sangat marak di Kota Karubaga, Ibukota Tolikara. Praktek perjudian itu bukan di pedesaan melainkan di tengah kota atau di depan-depan kios," ungkap Heri Sukamto kepada detikcom di Mako Brimob Polda Papua, Kamis (13/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Heri, Iptu Suriadin saat itu mengumpulkan mereka dengan meminta pendapat dan dukungan agar praktek perjudian atau segala bentuk penyakit masyarakat diberantas. Ia bersama rekan-rekannya kemudian mendukung.
"Memberantas penyakit masyarakat seperti perjudian dan miras di Tolikara sangat berat tantangannya. Apalagi kami BKO Brimob di bawah pimpinan Iptu Suriadin hanya 20 orang. Melihat maraknya perjudian saat itu yakni tahun 2018, kami sudah melakukan analisa pasti ada oknum-oknum aparat di belakang para bandar judi," terangnya.
"Saat kami baru memulai, analisa itu benar terbukti dan kami sering berseberangan dengan oknum TNI dan Polri yang ada di sana. Karena mereka dahulu mendukung praktek perjudian dan miras di sana, apakah mereka sebagai bandar atau membekingi, tentu kami tidak tau," ujarnya.
Heri menceritakan banyak bandar judi togel, sabung ayam, dadu, roullet dan permainan kartu berkali-kali berupaya untuk menyuap dan mengintimidasi Iptu Suriadin sebagai pimpinan. Namun dengan komitmennya yang tinggi, tak ada yang mampu menyuap Iptu Suriadin.
"Saya masih ingat kisah ketika kami melakukan patroli sekitar bulan Oktober 2018. Saat itu kami menangkap 5 orang yang sedang bermain judi kartu. Lalu kami bawa ke Polres Tolikara untuk diproses hukum. Akan tetapi sebelumnya, sudah ada orang datang ke Pos Brimob dengan tujuan atur permasalahan di lapangan. Orang itu membawa uang Rp 100 juta, dengan rincian setiap orang yang ditangkap dibayar Rp 20 juta," katanya.
"Namun oleh komandan, kami dipanggil seluruh anak buahnya dan menjelaskan adanya seseorang yang hendak memberikan suap. Akan tetapi kita tahu maksudnya untuk menunjukkan bahwa tidak ada toleransi bagi praktek perjudian dan minuman keras. Lalu para pelaku diproses hukum hingga sampai ke pengadilan," ujarnya.
![]() |
Kisah lainnya, kata Heri, ada seorang pria bernama Dapit yang saat itu mencoba mendekati Iptu Suriadin dengan cara membayar biaya makan siang. Orang itu lantas dipanggil oleh Bripka Heri dan dihadapkan kepada Iptu Suriadin.
"Ketika dipanggil orang itu ternyata punya maksud untuk melobi agar diberikan kelonggaran membuka sabung ayam di Karubaga Ibu Kota Tolikara. Namun komandan saat itu menolaknya. Bahkan pria bernama Dapit itu mengeluarkan uang senilai Rp 20 juta. Lagi-lagi ditolak dan kemudian uang yang digunakan untuk membayar makan dikembalikan senilai Rp 750.000," tuturnya.
Tak sampai di situ, pernah ada 5 pelaku judi terdiri dari 3 wanita dan 2 laki-laki mendatangi Pos Brimob. Kelima orang itu adalah bandar judi togel, sabung ayam, dadu roulette.
"Saat itu ke 5 bandar judi itu kemudian menyampaikan maksud kedatangan mereka, yakni agar perjudian kembali diaktifkan. Dari ke 5 orang itu mengatakan siap memberikan ke Pos Brimob Rp 100 juta per minggu. Itu adalah godaan yang besar, sebab satu bulan bisa menghasilkan Rp 400 juta. Namun lagi-lagi itu ditolak beliau di hadapan anak buahnya," jelasnya.
"Sebagai manusia kami bawahannya pasti sempat berfikir itu uang besar dan tergiur. Namun ketegasan beliau mendidik kami secara tidak langsung, pentingnya bertugas dengan jujur penuh dengan integritas dan kerja keras. Beliau merupakan teladan bagi kami," tegasnya.
Heri juga menceritakan kisah rekannya didekati bandar judi togel guna meluluhkan hati Iptu Suriadin. Walau dianggap lancang, akan tetapi Iptu Suriadin tak memberikan hukuman kepada rekannya dan meyakini bahwa itu adalah sifat manusiawi yang hanya perlu dibina.
"Kami saat itu kaget, rekan kami berani menyampaikan pesan bandar judi togel. Tapi beliau bukan marah, melainkan memberikan pemahaman tentang bagaimana perjudian ini merusak masa depan masyarakat di Tolikara. Dia memaklumi cara-cara bandar judi itu untuk mendekatinya, karena tidak bisa dipungkiri khusus togel perputarannya sangat tinggi bisa mencapai Rp 1 miliar per dua-empat minggu," paparnya.
BKO Brimob Sempat Bersitegang dengan Oknum Aparat dan Diintimidasi
Bripka Heri Sukamto juga mengungkap momen mereka menggerebek praktek sabung ayam di Giling Batu, Karubaga. Dia mengatakan penangkapan saat itu dihadang belasan oknum aparat.
"Kita pernah satu jali gerebek sabung ayam sempat kles dengan aparat tentara di Giling Batu, Karubaga. Tentara tidak mau kami datang melakukan menggerebek dan mereka melawan. Jadi mereka itu pengamanan di sana," kata Heri.
"Kalau hari itu komandan kami tidak sabar, maksudnya kami saat itu pada saat patroli kan lengkap dengan fasilitas. Tapi alhamdulillah pada saat itu tidak terdampak konflik," katanya.
Tak lama dari kejadian itu, lokasi praktek sabung ayam itu pindah dan bersebelahan dengan Pos TNI. Saat itu dengan komitmen yang tinggi, BKO Brimob tetap melakukan penggerebekan yang hampir berujung terjadi gesekan.
"Saat itu situasinya terpaksa kami buang tembakan peringatan, rekan-rekan oknum TNI langsung lari ke pos dan mengambil perlengkapan senjatanya. Namun beruntung, karena komandan mengingatkan kami untuk tenang dan jangan terpancing gesekan itu akhirnya tidak terjadi komandan bersama pimpinan Pos TNI bisa mencegah terjadinya gesekan dengan pola komunikasi dan akhirnya gelanggang itu pun kita tutup," ujarnya.
![]() |
Lebih lanjut, Heri mengaku pihaknya juga pernah menerima intimidasi oknum Polres Tolikara. Namun ia bersama teman-temannya percaya bahwa apa yang diperjuangkan Iptu Suriadin untuk masyarakat luas.
"Saya tidak paham mengapa komandan diintimidasi, namun kami merasa memang banyak orang yang kehilangan mata pencahariannya yang didapat secara ilegal atau tidak benar. Memang dalam memberantas praktek perjudian dan miras itu paling terberat pada tahun 2018-2019 lalu. Karena banyak pihak yang merasa dirugikan hingga dengan segala cara mereka upayakan untuk menghentikan upaya kami memberantas perjudian," katanya.
Bripka Heri Sukamto bekerja sama dengan Iptu Suraidin sebagai BKO Brimob Tolikara selama 2 tahun. Atas dedikasi dan kerja keras mereka akhirnya mendapat piagam penghargaan dari Kapolda Papua Irjen Martuani Sormin.
"Piagam penghargaan ini kami capai dengan perjuangan Iptu Suriadin sebagai komandan kami saat itu. Sebab sempat penghargaan itu hanya diterima olehnya, namun ditolak apabila kami 19 anak buahnya tidak menerimanya. Hingga akhirnya kami 20 BKO Brimob Tolikara diberikan piagam penghargaan Kapolda Papua atas prestasinya telah berhasil dalam meredam konflik dan pemberantasan minuman keras serta perjudian di wilayah hukum Tolikara. Sehingga dianggap dapat memajukan organisasi Polri dan meningkatkan kepercayaan public," tutupnya.
Banyak Pihak Terganggu, Minta Iptu Suriadin Ditarik dari Tolikara
detikcom juga mengkonfirmasi Dansat Brimob Polda Papua Kombes Budi Satrijo. Dia menjelaskan banyak dukungan datang kepada Iptu Suriadin dalam memberantas perjudian dan minuman keras di Tolikara.
"Saya itu jarang ketemu Iptu Suriadin, padahal 1,4 tahun bertugas jadi komandannya. Karena apa, karena yang bersangkutan bertugas di Tolikara yang jauh dari perkotaan dan tentunya dia bahagia bekerja di sana, walau meninggalkan keluarganya yang tinggal di Kota Jayapura," ungkapnya saat ditemui di ruang kerjanya.
Budi mengatakan sebenarnya belum lama ini telah terbit surat perintah tugas pergantian jabatan Pos Brimob BKO Tolikara. Namun surat itu dibatalkan atas permintaan Kapolda Papua, Bupati Tolikara, para pendeta, tokoh adat dan juga elemen masyarakat lainnya.
"Harusnya sekali 6 bulan itu mutasi dilakukan. Namun karena dicintai masyarakat di sana, Iptu Suriadin harus tetap bertugas di pedalaman Papua. Namun kami menganggap dia bahagia bertugas di sana dan tentunya dia sangat dibutuhkan masyarakat di Tolikara," ujarnya.
Budi tak menampik banyak pihak yang ingin Iptu Suriadin ditarik dari Tolikara, baik dari internal Polri maupun dari pihak luar hingga anggota DPRD Tolikara. Namun Iptu Suriadin tak ditarik dan masih BKO di Tolikara sampai sekarang.
"Sudah ada 4 kali saya diintervensi agar Iptu Suriadin kami mutasi, motifnya banyak ada yang menganggap dia sudah lama dan butuh penyegaran. Kan kami juga banyak perwira di sini. Ada juga politisi dan pihak lain, yang mungkin dipakai oleh oknum tertentu agar praktek perjudian kembali dibuka di sana. Itu hanya andai-andai saya saja, apalagi imbas ditutupnya perjudian banyak orang yang merasa kehilangan penghasilannya, yang didapat secara ilegal," katanya.
(hmw/nvl)