Pilu Bayi Meninggal di RSUD Tenriawaru Bone Usai Sekuriti Persulit Masuk IGD

Agung Pramono - detikSulsel
Rabu, 12 Apr 2023 06:10 WIB
Foto: RSUD Tenriawaru Bone. (Agung Pramono/detikSulsel)
Bone -

Bayi bernama Alisa Hayana di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) meninggal di RSUD Tenriawaru. Kematian bayi 4 bulan itu karena lambat mendapatkan penanganan usai keluarganya dipersulit sekuriti RS masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD).

Ayah bayi bernama Firmansyah mengaku awalnya membawa anaknya yang sedang kritis ke RSUD Tenriawaru pada Senin (10/4) sekitar pukul 08.30 Wita. Namun sekuriti RS memintanya mengambil surat rujukan di puskesmas agar bisa mendapat penanganan.

"Saya bawa anakku naik motor dibungkus pakai sarung. Saya sama istriku dan anakku langsung ke IGD dan ditahan sama sekuriti," kata Firman kepada detikSulsel, Selasa (11/4/2022).


Firman mengatakan anaknya menderita diare dan kejang-kejang sehingga perlu mendapat penanganan. Namun harapannya terhambat prosedur RS.

"Keadaan anak saya gawat darurat makanya saya bawa ke IGD. Kalau memang cuman berobat biasa bisa saya bawa ke bidan," ucapnya.

Firman mengaku sempat memberi pemahaman kepada sekuriti RS agar dibantu. Namun sekuriti kekeh mengarahkannya mengurus surat rujukan lebih dulu.

"Kalau memang sekuritinya ingin membantu kenapa tidak disuruh masuk (IGD) untuk dilayani. Ini saya langsung diarahkan ke gedung sebelahnya untuk mendaftar di bagian administrasi," kata Firman.

Namun arahan sekuriti tidak dia lakukan karena ogah terlibat dengan urusan administrasi RS yang panjang meski punya BPJS Kesehatan. Firman terpaksa membawa pulang anaknya ke rumah.

"Saya tidak ke bagian administrasi karena akan ribet lagi pengurusannya, karena kondisinya anakku sudah dalam keadaan kritis," ujarnya.

Sekitar pukul 09.00 Wita, kondisi bayi Firman kian memburuk. Firman langsung melarikan anaknya ke Puskesmas namun tidak bisa ditangani.

"Jam 09.30 Wita saya bawalah dia naik motor lagi ke Puskesmas. Namun orang Puskesmas tidak bisa tangani, diarahkan ke rumah sakit lagi," imbuh Firman.

Firman pun kembali ke RSUD Tenriawaru hingga akhirnya anaknya bisa dirawat di IGD sekitar pukul 12.00 Wita. Hal ini setelah dirinya dibantu oleh seseorang untuk berkomunikasi dengan pihak RS.

"Saat itu ada mi bapak-bapak kasihan bantu ka komunikasikan dan baru ditangani sama dokter," jelasnya.

Namun bayinya tidak bisa diselamatkan. Dokter yang merawatnya memberi kabar jika bayinya meninggal dengan alasan terlambat dibawa ke RS.

"Memang tidak bisa kita pungkiri kehendak Tuhan, tapi kemarin seandainya cepat ditangani, mungkin bisa ji terselamatkan," keluhnya.

RSUD Tenriawaru Bone Minta Maaf

Manajemen RSUD Tenriawaru Bone meminta maaf atas meninggalnya bayi 4 bulan karena lamban ditangani. Pihaknya pun memberi penjelasan terkait prosedur RS.

"Dengan kejadian ini kami segenap Pihak RSUD menghaturkan permohonan maaf jika dalam pelayanan kami tidak maksimal baik itu dalam hal penyampaian informasi. Kami turut berduka cita atas kejadian ini," kata Humas RSUD Tenriawaru Bone Andi Dedy Astaman, Selasa (11/4).

Menurutnya sekuriti RS hanya menjalankan standar operasional RS termasuk meminta surat rujukan. Namun sekuriti tidak dalam situasi menolak pasien.

"Sebenarnya bukan menolak dan cuma menanyakan karena orang-orang yang masuk IGD biasa atas rujukan Puskesmas atau RS yang tipe C seperti RS Datu Pancaitana, RS M Yasin dan RS Hapsah. Hal itu dilakukan oleh sekuriti tak lain untuk membantu pihak pasien nantinya untuk mendaftarkan diri di administrasi," jelasnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...




(sar/hsr)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork