Warga Bone Keluhkan Biaya Bengkak di RSUD Tenriawaru gegara Sistem Eror

Warga Bone Keluhkan Biaya Bengkak di RSUD Tenriawaru gegara Sistem Eror

Agung Pramono - detikSulsel
Sabtu, 08 Apr 2023 13:41 WIB
RSUD Tenriawaru Bone.
Foto: RSUD Tenriawaru Bone. (Agung Pramono/detikSulsel)
Bone -

Seorang warga di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel), Muh Sulhan (32) mengeluhkan pelayanan RSUD Tenriawaru yang menagih biaya perawatan mencapai Rp 8,7 juta dari seharusnya hanya Rp 2,2 juta. Pihak rumah sakit menyebut itu terjadi karena sistem sedang eror.

"Jadi Rp 2,2 juta saya bayar untuk biaya operasi ringan (kuret) istriku di RSUD Tenriawaru Bone. Awalnya pihak RSUD menyebut biayanya Rp 8,7 juta," kata Muh Sulhan kepada detikSulsel, Sabtu (8/4/2023).

Sulhan mengatakan, biaya Rp 2,2 juta itu termasuk perawatan selama 2 malam di RSUD Tenriawaru. Namun ia mengaku heran setelah pihak RS menyebut biaya perawatan mencapai Rp 8 juta sehari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya pihak RSUD menyebut biayanya Rp 8,7 juta. Setelah saya mempertanyakan hal ini, pihak kasir RSUD tidak mau memberi penjelasan. Kemudian malah membuat rekap yang baru dengan rincian Rp 2.262.799," sebutnya.

Biaya Rp 2,2 juta tersebut pun sebetulnya masih membuat Sulhan heran. Sebab, istrinya sudah menjalani operasi yang sama di RSUD Tenriawaru dengan biaya yang lebih murah yakni Rp 1,9 juta.

ADVERTISEMENT

"Bukan kali itu saja saya menjalani kuret, sudah yang kedua kalinya. Kuret yang pertama saya bayar kurang lebih Rp 1,9 juta," keluhnya.

Sementara itu, Humas RSUD Tenriawaru Bone Andi Dedy Astaman menjelaskan pembayaran yang membengkak hingga Rp 8,7 Juta disebabkan kelalaian petugas dan aplikasi yang digunakan untuk merekap biaya eror.

"Ada kelalaian yang dilakukan teman kami dan pada saat itu pembayaran sampai sebesar Rp 8 juta. Dan memang pada saat itu sistem juga sedang eror dan maintenance," tuturnya.

Dedy menambahkan, jika sistemnya yang eror itu di luar kendali pihak RSUD Tenriawaru. Sebab aplikasi yang digunakan masih tergolong baru.

"Aplikasi yang digunakan memang masih tergolong baru pasti ada kendala-kendala dan sistem ini masuk terus dilakukan pembenahan electronic health record (EHR)," jelasnya.




(ata/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads