Ceramah nuzulul Quran bisa menjadi referensi bagi dai dan daiah yang hendak membawakan tausiah di malam peringatan nuzulul Quran. Berikut kumpulan teks ceramah nuzulul Quran dengan berbagai pembahasan.
Malam nuzulul Quran merupakan peristiwa diturunkannya Al-Quran. Malam ini diperingati pada hari ke-17 bulan Ramadan.
Peringatan nuzulul Quran mengacu pada peristiwa saat Rasulullah SAW menerima wahyu untuk pertama kalinya di Gua Hira, yaitu Al-Quran surah Al-'Alaq ayat 1-5.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ. خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ. اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Artinya: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."
Pada tahun 2023 ini, malam nuzulul Quran jatuh pada Jumat, 7 April 2023. Sedangkan hari nuzulul Quran jatuh pada Sabtu, 8 April 2023.
Berbagai amalan dapat dilakukan untuk memperingati nuzulul Quran. Salah satunya dengan membawakan dakwah bertema nuzulul Quran.
Nah, berikut ini kumpulan teks ceramah bertema nuzulul Quran yang bisa jadi referensi.
1. Memaknai Nuzulul Quran
Assalamu'alaikum, Warahmatullahhi Wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim.
Kaum muslimin muslimat Rahimakumullah, marilah kita tidak henti-hentinya memanjatkan puji syukur kepada Allah.
Karena dengan nikmat-Nya, Allah masih memberikan kita kesempatan untuk hadir dalam acara mulia ini.
Semoga dalam acara mulia ini, kita semua mendapatkan rahmat dan ampunan Allah SWT.
Hadirin yang dimuliakan Allah
Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur'an sehingga Ramadhan juga disebut Bulan Al-Qur'an. Al-Qur'an diturunkan pertama kali di Gua Hiro oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad. Yang berupa Surat al-Alaq dari ayat 1-5:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ. خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ. اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Al-Quran merupakan kitab petunjuk yang memiliki keistimewaan. Al-Qur'an merupakan kitab penyempurna daripada kitab-kitab Allah yang diturunkan sebelumnya. Selain itu, Al-Qur'an juga sebagai mukjizat Nabi Muhammad.
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Tak heran banyak masyarakat yang memperingatinya dengan cara beragam. Mulai kegiatan bersama di masjid atau mushala, buka bersama, hingga menghatamkan Al-Qur'an.
Semua itu dilakukan dalam rangka menghormati turunnya Kalamullah berupa Al-Qur'an. Kegiatan tersebut juga bertujuan untuk mengingat sejarah dan menanamkan nilai-nilai Islam, khususnya pada anak-anak sebagai generasi selanjutnya.
Hadirin yang dimuliakan Allah
Banyak sekali keistimewaan yang bisa kita dapatkan dari Al-Qur'an. Apalagi seseorang mau membaca dan mengamalkannya di Ramadhan. Di antara empat keistimewaan Al-Qur'an yaitu:
1. Menjadi Pedoman, petunjuk, dan rahmat bagi manusia
Di dalam menjalani kehidupan, agar manusia berada dalam kebenaran, maka manusia butuh pedoman dan petunjuk. Al-Qur'an adalah petunjuk Allah, oleh karenanya manusia harus menjadikan Al-Qur'an sebagai petunjuk kehidupannya agar bisa hidup dengan baik dan nyaman. Allah berfirman:
هَٰذَا بَصَائِرُ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
Artinya: "(Al-Qur'an) ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini." (QS Al Jasiyah Ayat 20)
2. Menjadi obat bagi manusia
Bahwa dalam waktu tertentu, terkadang manusia merasa kurang nyaman dalam hidupnya. Baik secara dhahir maupun batin. Ketidaknyamanannya itu membutuhkan pengobatan sesuai dengan penyakitnya. Al-Qur'an diturunkan Allah untuk menjadi obat bagi manusia yang merasa dalam hidupnya mengalami ketidaknyamanan. Allah berfirman:
وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا خَسَارًا
Artinya: ''Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.'' (QS. A-Isra/17: 82)
3. Menjadi pemelihara dan mempertahankan martabat kemanusiaan
Al-Qur'an mengajarkan manusia bagaimana cara untuk mempertahankan martabat yang tinggi. Yakni, memelihara dan mempertahankannya dengan iman dan kebajikan. Hal ini diajarkan dalam ayat berikut:
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
Artinya: "Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya." (QS At-Tin Ayat 6)
4. Pelajaran dan penerangan
Al-Qur'an juga menjadi kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad sebagai kitab untuk memberi penerangan bagi manusia. Berikut Surat Yasin Ayat 69:
وَمَا عَلَّمْنَاهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْبَغِي لَهُ ۚ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ وَقُرْآنٌ مُبِينٌ
Artinya: "Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah pantas baginya. Al-Qur'an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang jelas," (QS. Yasiin/36: 69)
5. Solusi masalah masyarakat
Al-Qur'an juga diturunkan sebagai pemutus hukum dan pengangkat perselisihan serta pembeda antara yang hak dan batil. Mengingat banyaknya masalah yang muncul di kalangan masyarakat dari zaman Nabi sampai sekarang. Allah berfirman:
وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ إِلَّا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ ۙ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Artinya: "Dan Kami tidak menurunkan Kitab (Al-Qur'an) ini kepadamu (Muhammad), melainkan agar engkau dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan, serta menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (Surat An Nahl Ayat 64)
Demikianlah ceramah yang bisa saya sampaikan, semoga kita selalu berusaha dekat dengan Al-Qur'an dan menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman seumur hidupnya sehingga Allah ridha dan menjadikan kita orang-orang yang mendapatkan keberkahan dari Al-Qur'an, di dunia dan akhirat, amin.
(KH Ahmad Misbah, Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama Tangerang Selatan)
2. Kemuliaan Nuzulul Qur'an
Assalamu'alaikum Warahmatullahhi Wabarakatuh.
Segala puji hanya milik Allahu Rabbi.
Segala zat yang Maha Ghafur, zat yang Maha Syukur yang telah memberikan beribu-ribu nikmat yang tidak terukur.
Nikmat iman, nikmat islam, sampai nikmat sehat wal afiat sehingga kita bisa berkumpul di tempat yang insyaallah diberkahi Allah SWT.
Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi akhirul jaman, seorang Nabi yang lahirnya saja membuat goncang alam semesta, membuat heboh para malaikat Allah SWT, yang kalau bukan karenanya tidak akan Allah ciptakan alam semesta ini.
Siapakah dia, tidak lain dan tidak bukan yaitu Nabi Muhammad SAW.
Semoga keluarganya, sahabatnya, dan kita selaku umatnya yang mengikuti sunnah-sunnahnya semoga mendapatkan syafaatnya.
Hadirin yang dirahmati Allah SWT,
Dari 12 bulan yang ada dalam kalender agama Islam, Ramadhan merupakan bulan yang paling istimewa. Karena keistimewaannya, Ramadhan mendapat julukan sebagai sayyidus syuhur-raja atau pemimpin seluruh bulan.
Atas julukan ini, ada beberapa keistimewaan bulan Ramadhan yang tidak dimiliki oleh bulan-bulan lain, antara lain:
Pertama, karena Ramadhan dipilih sebagai bulan diturunkannya ayat pertama Al-Quran (QS. al-Baqarah: 185). Oleh karena itu, salah satu ibadah yang dianjurkan untuk dilaksanakan di bulan Ramadhan adalah memperbanyak membaca Al-Quran.
Kedua, dalam bulan Ramadhan, ada suatu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan yang disebut malam lailatul qadar. Nilai ibadah yang dilaksanakan di malam ini, lebih baik daripada nilai ibadah seribu bulan.
Ketiga, ramadhan merupakan bulan istimewa, karena kebaikan-kebaikan yang dikerjakan bulan Ramadhan nilainya berlipat ganda.
Pada kesempatan ini penting bagi kita mengingat kembali peristiwa yang sangat bersejarah bagi umat Islam, yaitu malam pertama diturunkannya Al-Quran oleh Allah SWT melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.
Pada saat itu, tepat pada malam Jum'at bertepatan dengan hari ke tujuh belas Ramadhan, dan akhirnya kita kenal dengan malam Nuzulul Quran.
Bila kita mengkaji kembali tentang peristiwa ini, pelajaran yang dapat dipetik adalah agar ketaqwaan semakin kuat dan keyakinan semakin mantap terhadap kitab suci Al-Quran yang isinya memberi petunjuk bagi umat manusia serta pembela di antara yang haq dan batil.
Sebagaimana Firman Allah dalam Surat al-Baqarah ayat 185:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya: "(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).
Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.
Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur."
Adapun ayat Al-Quran yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah surah Al-'Alaq ayat 1 sampai 5.
Al-Quran diturunkan ke bumi tidak sekaligus tetapi berangsur angsur, sedikit demi sedikit, bertahap, sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi Rasulullah SAW sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Israa, ayat 106:
وَقُرْآنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَىٰ مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيلًا
Artinya: "Dan Al-Quran itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian."
Dengan bertahap ini, maka Al-Quran lebih mudah diterima dan mudah dihafal. Dan waktu itu, faktanya, banyak dari para sahabat Nabi yang hafal Al-Quran.
Namun di fase berikutnya, terjadi pertempuran antara orang Islam dengan kaum kafir dan musyrik yang menentang serta menghalangi dakwah Nabi hingga akhirnya banyak para sahabat Nabi yang gugur di medan perang sebagai syuhada', tak terkecuali para penghafal Quran.
Oleh karena itu muncul sebuah gagasan untuk membukukan Al-Quran sebagai suatu kitab, hingga pada gilirannya dapat dinikmati sampai sekarang ini dan Allah senantiasa menjaga keasliannya.
Setelah mengetahui sekilas tentang proses turunnya Al-Quran, maka hendaknya kita mensyukuri kenikmatan luar biasa yang dilimpahkan oleh Allah kepada umat manusia melalui Rasulullah SAW berupa Al-Quran yang berisi petunjuk-petunjuk yang benar.
Dari itulah, kita sebagai umat nabi Muhammad, patut kiranya untuk syukur yang senantiasa tercurahkan kepada Allah SWT, karena hingga kini masih menikmati keimanan dan keislaman kita.
Wujud terima kasih dan rasa syukur atas turunnya Al-Quran ini harus direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dengan perlakuan yang sebaik-baiknya dan sungguh-sungguh.
Baik dalam membaca, memahami makna, mengamalkan isinya, mengajarkan dan mendakwahkan isi kandungan Al-Quran dengan harapan kelak di Hari Kiamat mendapat syafaat.
Sebagaimana hadist Nabi yang artinya:
"Bacalah Al-Quran karena ia pada Hari Kiamat nanti akan datang untuk memberikan syafaat kepada para pembacanya." (HR. Muslim).
Begitu besarnya fadhilah membaca Al-Quran bagi para pembacanya. Terlebih lagi pada bulan Ramadhan. Bulan yang dipilih oleh Allah menjadi bulan diturunkanya ayat pertama Al-Quran.
Ibadah yang sangat dianjurkan adalah memperbanyak membaca Al-Quran, di samping memperbanyak melakukan kebaikan yang lainnya. Dalam hadist yang lain Rasulullah menjelaskan,"Seorang mukmin yang membaca Al-Quran dan mengamalkan isinya ibarat buah jeruk manis, rasanya enak dan baunya harum.
Sedangkan, orang mukmin yang tidak membaca Al-Quran tetapi mengamalkan isinya, ibarat buah kurma, rasanya enak dan manis tetapi tidak ada baunya. Adapun perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Quran maka ibarat minyak wangi, baunya harum tetapi rasanya pahit. Sedangkan, orang munafik yang tidak membaca Al-Quran ibarat buah kamarongan, rasanya pahit dan baunya busuk" (HR. Bukhari).
Allah sangat memuliakan orang-orang yang membaca Al-Quran dan Allah mengakuinya sebagai Ahlullah (keluarga Allah) di dunia. Dan Allah memberi kedudukan yang sangat mulia kepada para penghafal Al-Quran, sebagaimana hadist riwayat Abu Hurairah r.a:
"Barang siapa berharap bisa bertemu dengan Allah maka hendaknya menghormati keluarga Allah' Seseorang bertanya, 'Ya Rasul Allah, apakah Allah Azza wa Jallamempunyai keluarga?' Beliau menjawab, 'Keluarga Allah di dunia adalah mereka yang membaca Al-Quran. Ketahuilah, barangsiapa menghormati mereka, maka dihormati Allah dan diberi surga. Dan barangsiapa menghina mereka, maka dihinakan Allah dan dimasukan dalam neraka.'
Hai Abi Hurairah, tidak ada seorangpun di sisi Allah yang lebih mulia daripada penghafal Al-Quran. Dan ketahuilah, sesungguhnya penghafal Al-Quran di sisi Allah adalah lebih mulia daripada siapapun, selain para Nabi." (HR. Bukhari).
Dengan begitu, semangat Ramadhan dengan sekian kemuliaan di dalamnya, rasa-rasanya kita harus senantiasa berkhitmad atas diturunkannya Al-Quran ini. Momentum Ramadhan, sebagai bulan turunnya Al-Quran (Nuzulul Quran) pertama kali ke bumi, patut bersyukur, membaca, dan mengamalkan isi kandungannya.
Demikianlah ceramah tentang Nuzulul Quran, semoga bermanfaat bagi kita semua. Salah dan kurangnya mohon dimaafkan. Wassalamualaikum Wr. Wb.
(Sriharini dalam buku Kumpulan Kultum Ramadhan: Mutiara Nasihat Seribu Bulan)
3. Amalan Saat Nuzulul Quran
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ؛
Segala puji bagi Allah SWT., Tuhan semesta alam. Tuhan yang telah memberikan kita nikmat iman, Islam, dan ihsan. Tak lupa pula kita curahkan selawat serta salam kepada junjungan kita semua, Nabi Muhammad saw. Semoga kita menjadi umat-umatnya yang kelak diberikan ampunan oleh Allah SWT.
Hadirin yang berbahagia!
Tak terasa bulan Ramadan sebentar lagi sudah akan meninggalkan kita semua. Tak terasa kita sudah berada di tengah-tengah bulan Ramadan. Marilah kita tingkatkan ibadah kita di sisa Ramadan yang penuh kemuliaan ini.
Selain itu, jangan lupa juga untuk berdoa agar tahun depan kita semua dapat dipertemukan kembali dengan bulan suci Ramadan. Salah satu doa yang dianjurkan dalam agama Islam dalam hal ini adalah:
اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْهُ آخِرَ الْعَهْدِ مِنْ صِيَامِنَا إِيَّاهُ، فَإِنْ جَعَلْتَهُ فَاجْعَلْنِي مَرْحُوماً وَ لَا تَجْعَلْنِي مَحْرُوماً
Artinya: "Ya Allah janganlah Engkau jadikan bulan Ramadhan ini sebagai Ramadhan terakhir untuk kami berpuasa. Jika pun Engkau mentakdirkan ini Ramadhan terakhir, jadikanlah aku orang yang mendapat rahmat-Mu, jangan Engkau jadikan aku orang yang malang"
Jangan ragu-ragu untuk berdoa kepada Allah SWT., apalagi berdoa pada bulan Ramadan. Karena sesungguhnya Allah SWT telah berjanji dalam QS. Gafir/40: 60 bahwa Ia akan senantiasa memperkenankan doa hamba-hamba-Nya. Allah SWT. berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ
Artinya: "Dan Tuhanmu berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina."
Hadirin yang berbahagia!
Apakah ada yang tahu, apa itu malam Nuzulul Qur'an? Itu adalah malam ketika al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. untuk pertama kalinya. Ketika itu, malaikat Jibril mendatangi baginda Nabi Muhammad saw. yang sedang bertahanuts di Gua Hira.
Setibanya di Gua Hira, malaikat Jibril langsung meminta Nabi saw. untuk membaca:
"Bacalah!" kata malaikat Jibril.
"Aku tak bisa membaca," sahut Nabi saw.
"Bacalah!" kembali malaikat Jibril mengulang.
Perintah membaca itu diucapkan malaikat Jibril sebanyak tiga kali. Namun, tak berubah, Nabi Muhammad saw. selalu mengatakan bahwa ia tak bisa membaca. Sampai pada satu titik, turunlah wahyu pertama Allah SWT. kepada Nabi Muhammad saw.:
إِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِى خَلَقَ. خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ. إِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُ الَّذِى عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ.
Artinya: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajarkan (manusia) dengan (perantaraan) pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS. Al-'Alaq/96: 1-5).
Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad selama 23 tahun tepatnya 22 tahun 2 bulan 22 hari. 23 tahun ini terdiri dari 13 tahun di Mekah dan 10 tahun di Madinah. Ayat-ayat al-Qur'an turun kepada Nabi Muhammad saw. secara berangsur-angsur. Allah SWT. menurunkan ayat-ayat tersebut dalam beberapa momentum.
Ada ayat yang turun ketika ada kejadian tertentu. Ada ayat yang turun ketika Nabi Muhammad saw. ditanya oleh umat Islam atau kaum musyrik. Namun, ada juga ayat yang turun tanpa adanya latar belakang apapun.
Hadirin yang berbahagia!
Lalu apa yang mesti kita lakukan dalam memaknai atau menyemarakkan malam Nuzulul Qur'an di zaman sekarang? Setidaknya ada dua amalan yang bisa dilakukan oleh umat Islam untuk memperingati malam Nuzulul Qur'an.
Pertama, umat Islam bisa meniru apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ketika pertama kali menerima wahyu dari Allah SWT. Amalan itu adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Jika dahulu Nabi Muhammad saw. menyendiri di Gua Hira dalam rangka bertahanuts, maka di zaman sekarang, umat Islam bisa melakukan pendekatan diri kepada Allah SWT. dengan beriktikaf di masjid pada malam hari.
Iktikaf sendiri dianjurkan oleh Nabi Muhammad saw. pada bulan Ramadan. Nabi Muhammad saw. bersabda:
Artinya: "Dari Ibnu Umar (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw. selalu beri'tikaf pada sepuluh hari yang penghabisan di bulan Ramadan."
Kedua, memperbanyak interaksi dengan al-Qur'an baik dalam bentuk membaca, mentadaburi, maupun menghafalnya. Dalam salah satu hadis, Nabi saw. mengatakan bahwa orang yang membaca al-Qur'an akan diberikan ganjaran 10 pahala untuk masing-masing hurufnya. Hal ini tentu akan semakin dilipatgandakan pada bulan Ramadan.
Para ulama juga menganjurkan umat Islam untuk senantiasa mengkhatamkan al-Qur'an selama bulan Ramadan. Umat Islam minimal mengkhatamkan al-Qur'an satu kali selama Ramadan.
Umat Islam mesti memiliki strategi dan rencana agar di akhir Ramadan dapat mengkhatamkan al-Qur'an. Hal ini bisa dilakukan secara berangsur-angsur sebagaimana Nabi Muhammad saw. menerima wahyu. Umat Islam mesti menargetkan satu hari minimal satu juz agar di akhir Ramadan selesai 30 juz.
Wallahu a'lam.
(Sumber: PPPA Daarul Quran)
Nah, itulah beberapa contoh ceramah bertema nuzulul quran yang bisa menjadi referensi. Semoga bermanfaat!
(alk/edr)