Ide menu takjil buka puasa hari ini adalah pisang ijo, kudapan khas Sulawesi Selatan yang populer. Kenikmatan es pisang ijo ini dijamin bikin tenggorokan segar setelah seharian berpuasa.
Pisang ijo merupakan olahan pisang raja yang dibalut dengan adonan tepung berwarna hijau.Sementara itu, kue bermandikan fla vanila serat ini dipadukan dengan es batu yang diguyur sirup pisang ambon (DHT).
Kudapan khas Makassar ini sungguh sangat pas ketika dikonsumsi saat berbuka puasa. Pasalnya, tidak hanya sebagai pelepas dahaga, tapi juga bisa mengenyangkan perut.
Nikmatnya takjil pisang ini tidak dapat diragukan lagi. Sajian ini memberikan cita rasa paduan rasa manis pisang, fla yang lembut serta es yang memberi sensasi dingin menyegarkan. Ditambah dengan aroma pandan dan tampilan yang menarik.
Pisang ijo mudah diperoleh di Kota Makassar, terutama saat bulan Ramadan karena hampir setiap pedagang takjil menyediakannya.
Tetapi bagi yang ingin membuatnya sendiri caranya cukup mudah. Berikut bahan dan cara membuat pisang ijo:
Cara Membuat Pisang Ijo
Pisang ijo cukup mudah ditemukan di pasaran, khususnya di bulan Ramadan. Namun jika ingin membuatnya di rumah, berikut detikSulsel telah meramu bahan dan cara pembuatannya.
Bahan-Bahan Pisang Ijo
Bahan Kulit Pisang:
-175 gr tepung beras yang telah diayak
-6 buah pisang raja matang
-1/2 sdt garam
-50 gr tepung tapioka/sagu
-1000 ml air daun suji/pandan
-300 ml air
Bahan Vla/ Bubur:
-800 ml santan
-50 gr tepung beras
-75 gr gula pasir
-1/2 sdt garam
-bubur mutiara
-1 lembar daun pandan yang diikat
-Sirup Pisang Ambon (DHT)
-Es Serut
Cara Membuat Pisang Ijo
Pisang ijo:
1. Campurkan tepung beras, garam, air pandan dan air biasa hingga merata
2. Adonan yang telah tercampur rata dijerang diatas api kecil, diaduk sampai mendidih dan angkat
3. Masukkan tepung tapioka sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga kalis, dinginkan adonan
4. Selanjutnya, balut pisang dengan adonan hingga tertutup rata
5. Kukus pisang ijo selama 15-20 atau sampai matang.
Bubur:
1. Campurkan bahan yang ada seperti tepung terigu, santan, gula pasir, garam, dan daun pandan, kemudian aduk hingga rata.
2. Selanjutnya masak bubur di atas api sedang.
3. Aduk fa hingga mengental seperti bubur,
4. Sementara itu, bubur mutiara dimasak dengan air selama 30 menit atau tidak nampak lagi mata mutiara.
5. Setelah vla pisang ijo matang, campurkan bubur mutiara.
Penyajian Pisang Ijo
1. Potong-potong pisang ijo sesuai selera
2. Selanjutnya tambahkan bubur yang telah jadi
3. Sebagai pelengkap, tambahkan es serut seta guyur dengan sirup pisang ambon dan susu kental manis.
4. Terakhir, sajikan pisang ijo dan bisa di sandingkan dengan kacang.
Asal Usul Pisang Ijo
Sebagai salah satu makanan khas Bugis-Makassar, pisang ijo memiliki sejarah hingga filosofi. Pisang ijo terdiri atas dua kata yaitu pisang dan ijo. Kata pisang diambil karena kue ini berbahan dasar pisang, sedangkan kata ijo merupakan warna kulit pisang yang hijau karena sari daun pandan.
Pisang Ijo mulai dikenal pada abad ke-17. Awalnya, kue pisang ini merupakan eksperimen masyarakat Bugis-Makassar.
Budayawan Bugis-Makassar Universitas Hasanuddin(Unhas) Dr. Firman Saleh, S.S., S.Pd., M.Hum mengatakan dahulu masyarakat Bugis melakukan percobaan terhadap bahan-bahan yang tersedia. Sedangkan, pisang pada saat itu merupakan makanan pokok.
"Masyarakat Bugis melakukan eksperimen berdasarkan pada benda-benda yang ada di sekelilingnya, contohnya pisang. Pisang merupakan bahan utama baik berupa cemilan ataupun makanan pengganti," jelas Firman kepada detikSulsel, Selasa (28/3/2023).
Firman kembali menambahkan bahwa pada saat itu juga, tepung menjadi bahan utama dan pandan banyak ditemukan di wilayah Sulawesi Selatan. oleh karena itu dilakukan eksperimen yang melahirkan pisang ijo.
"Tepung merupakan bahan makanan yang menjadi bahan utama yang dilakukan dengan menghaluskan, kemudian pandan juga merupakan tumbuhan atau tanaman yang hidup di wilayah hampir di seluruh wilayah Sulawesi Selatan," tambah Firman.
Dia juga mengatakan kudapan ini hanya disajikan berupa pisang ijo dan kuah fla yang terbuat dari tepung. Namun, seiring perkembangan zaman pisang hijau mulai dipadukan dengan sirup pisang ambon dan es.
"Makan khas Sulawesi Selatan yang sudah dipadukan dengan sirup DHT, namun awalnya hanya pisang ijo dan kuah yang terbuat dari tepung," kata Firman.
Filosofi Pisang Ijo
Menurut Firman terdapat filosofi yang tersirat dari sajian pisang ijo. Ia menjelaskan adonan warna hijau yang digunakan sebagai pembungkus pisang berkaitan dengan akulturasi kebudayaan dan kepercayaan.
"Hijau merupakan warna bangsawan khususnya bagi masyarakat Bugis-Makassar. Setelah terjadi akulturasi Bugis-Makassar dan Islam, warna hijau dianggap warna surga," ujar Firman.
Sementara itu, bentuk pisang ijo sesuai besaran pisang disimbolkan sebagai kelaki-lakian. Sedangkan kulit pisang hijau sebagai sarung.
"Pisang disimbolkan sebagai kelaki-lakian. pisang merupakan simbol laki-laki yang harus dibungkus. Kulit pisang ijo merupakan sarung untuk membungkus pisangnya, dari aspek filosofi tanda," tutup Firman.
(alk/alk)