Gempa berkekuatan magnitudo (M) 5,3 mengguncang Seram Bagian Timur, Maluku. Gempa bumi ini dipicu aktivitas subduksi Laut Banda.
Informasi gempa dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Minggu (26/3/2023). Gempa terjadi pada pukul 21.41 WIT.
"Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M 5,1. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 4,83° LS ; 131,91° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 128 km arah Barat Laut Tual, Maluku pada kedalaman 68 km," tulis BMKG dalam keterangan tertulisnya sebagaimana yang dilihat detikcom, Minggu (26/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BMKG menjelaskan, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi kedalaman menengah yang diakibatkan aktivitas subduksi Laut Banda.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposentrumnya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Laut Banda. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," tulis BMKG.
Gempa bumi M 5,3 yang mengguncang Seram Bagian Timur ini turut dirasakan di sejumlah wilayah. Skala gempa yang dirasakan pun bervariasi, mulai dari skala II hingga IV MMI. Berikut rinciannya:
- IV MMI: Teor, Wakate, Seram Bagian Timur
- III - IV MMI: Pulau-Pulau Kur, Kota Tual
- III MMI: Kota Langgur, Kota Tual
- II-III MMI: Kota Fakfak, Kota Bula, dan Kota Kaimana
Sebagai informasi, gempa dengan skala IV MMI artinya jika pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah. Sedangkan skala III MMI, getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu. Sementara itu, skala II MMI getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Sejauh ini berdasarkan hasil monitoring BMKG, tidak ditemukan potensi adanya gempa bumi susulan. Berdasarkan hasil pemodelan yang dilakukan, BMKG menyatakan gempa bumi tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
"Hingga pukul 19.56 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock)," tulis BMKG.
BMKG juga mengimbau agar masyarakat tidak terpengaruh oleh informasi-informasi terkait peristiwa ini yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu, BMKG mengimbau masyarakat tetap berhati-hati serta memastikan keamanan tempat tinggal masing-masing.
"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa," tulis BMKG.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," sambungnya.
(urw/nvl)