Pengikut Aliran Puang Nene Diduga Sesat di Bone Wajib Bayar Iuran Tahunan

Pengikut Aliran Puang Nene Diduga Sesat di Bone Wajib Bayar Iuran Tahunan

Agung Pramono - detikSulsel
Kamis, 23 Mar 2023 13:01 WIB
Aliran Puang Nene di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Ilustrasi. Foto: Dok. Istimewa
Bone -

Pemerintah Desa Mattirowalie, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengungkap adanya iuran tahunan bagi pengikut aliran Puang Nene yang diduga sesat. Pengikutnya wajib membayar dengan nilai yang tidak menentu.

"Dari hasil mediasi betul ada iuran tahunan. Iuran tersebut dibayar, kalau mau acara tahunan," kata Kepala Desa Mattirowalie Andi Swandi kepada detikSulsel (23/3/2023).

Swandi mengatakan, iuran yang beredar di media sosial sebanyak Rp 750 ribu per orang. Namun, ia belum memastikan jumlah tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk nilai iurannya per orang tidak ada. Tergantung dari orangnya saja. Kenyataannya dari pengikutnya yang bilang begitu (bayar iuran)," sebutnya.

Pihak pemerintah desa juga belum berani memastikan aliran Puang Nene sesat atau tidak. Pihaknya baru akan memanggil pimpinan aliran tersebut.

ADVERTISEMENT

"Itupun hasil mediasi belum bisa divonis sesat, karena mengaku sebagai kelompok saja bukan sebagai aliran. Untuk pengikutnya sudah ada beberapa yang dimintai keterangannya. Bosnya disuruh panggil ini dari Soppeng," jelas Swandi.

Untuk diketahui, warga Kabupaten Bone dihebohkan dengan kemunculan aliran Puang Nene. Aliran tersebut disebut sesat karena tidak menunaikan salat Jumat.

Lokasi aliran Puang Nene diketahui berada di Desa Mattirowalie dan Desa Bune, Kecamatan Kibureng. Aliran ini dibawa oleh warga Kabupaten Soppeng yang menikah di Sandrego, Kecamatan Libureng dan merekrut orang melalui jalur kekeluargaan.

"Keluarganya istrinya itu yang merekrut semua orang. Melalui pendekatan kekeluargaan," ucap Swandi.

Diberitakan sebelumnya, aliran Puang Nene diduga sesat sebab mengaku sebagai nabi dan tidak mewajibkan pengikutnya untuk salat.

"Aliran-alirannya tidak salat, dan ada dua bos besarnya mengaku nabi. Kalau di sini dikenal sebagai aliran Puang Nene," kata Kepala Desa Mattirowalie Andi Swandi kepada detikSulsel, Rabu (22/3/2023).

Aliran Puang Nene dikenal sebagai aliran dari Al Mukarramah di media sosial. Aliran itu diduga masuk di Desa Mattirowalie, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone sekitar tahun 2020.

"Masuknya itu kalau tidak salah tahun 2020 sebelum COVID-19. Pengikutnya sekarang sudah ada sekitar 40-an dari masyarakat Desa Bune dan Desa Mattirowalie,"sebut Swandi.




(ata/asm)

Hide Ads