Bupati Tana Toraja (Tator) Theofilus Allorerung mengingatkan jajarannya untuk tidak pamer harta kekayaan. Theofilus lantas menyinggung gaji aparatur sipil negara (ASN) yang dianggap tidak seberapa.
"Kalau kalangan ASN ditahu ji gajinya berapa kan, jadi belum pantaslah saya rasa," tegas Theofilus kepada detikSulsel, Rabu (22/3/2023).
Theofilus menganggap, pamer harta hanya akan menimbulkan kecurigaan. Dia lantas mewanti-wanti menurunkan Inspektorat untuk melakukan pemeriksaan yang tetap berprilaku hedonis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hanya justru menimbulkan kecurigaan, nanti inspektorat periksa kalau ada begitu," tambahnya.
Theofilus menambahkan, dirinya selalu mengingatkan agar membiasakan hidup sederhana. Pamer harta di media sosial ditegaskan bukan tindakan terpuji.
"Saya selalu ingatkan rekan-rekan, bagaimana hidup sederhana dan tak berlebihan, apalagi memamerkan di media sosial itu tidak patut," ujarnya.
Menurutnya, ASN sebagai petugas pelayanan publik wajib menjadi contoh bagi masyarakat. Dia menekankan, pegawai digaji dari masyarakat.
"Iya harus menjadi contoh. Ingat gaji kita semua ini dari masyarakat, jadi tidak pantaslah begitu-begitu (pamer harta). Saya juga mengingatkan kepada ASN Tana Toraja agar berhati-hati dalam bermain media sosial," imbuhnya.
Untuk diketahui, fenomena gaya hidup mewah dan pamer harta ASN membuat kesal Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jokowi menyentil keras para pejabat yang berlaku hedonis dan memajang hartanya di media sosial.
"Saya tahu betul mengikuti kekecewaan masyarakat terhadap aparat kita aparat pemerintah dan hati-hati, tidak hanya urusan pajak dan bea cukai, ada kepolisian dan juga aparat hukum lainnya terhadap birokrasi yang lainnya dan kalau seperti itu," ucap Jokowi saat sidang kabinet paripurna di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, dilansir detikNews, Kamis (2/3) lalu.
Jokowi mengatakan pantas saja jika masyarakat kecewa jika ada pelayanan yang dianggap tidak baik. Sementara itu, sikap pejabat hanya pamer kekuasaan.
"Ya kalau menurut saya, pantas rakyat kecewa karena pelayanannya dianggap tidak baik, kemudian aparatnya perilakunya jemawa dan pamer kuasa, kemudian pamer kekuatan, pamer kekayaan, hedonis," imbuhnya.
(sar/nvl)