Siswa SD 203 Ukukumpang, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel) terpaksa belajar di jalan raya gara-gara gedung sekolah mereka terendam banjir. Siswa pun terpaksa belajar beralaskan terpal.
"Kami belajar di jalanan ini sudah 3 hari, gedung sekolah banjir jadi tidak bisa digunakan aktivitas mengajar. Kita cuma tebar terpal sebagai alas anak-anak," kata Kepala Sekolah SD 203 Urukampang, Masjaya Albar kepada detikSulsel, Sabtu (18/3/2023).
Masjaya mengatakan tidak semua siswanya belajar di jalan, sebahagian mengikuti proses belajar mengajar secara daring. Hal ini dilakukan agar siswa tidak ketinggalan pelajaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak semua yang belajar di jalanan. Ada juga yang lewat daring, yang tidak bisa daring ini tetap belajar tatap muka, lokasinya di jalan. Mau bagaimana lagi daripada siswa kami ketinggalan mata pelajaran kan," terangnya.
Banjir juga menyebabkan gedung sekolah SD 203 Ukukumpang nyaris roboh akibat diterjang banjir. Masjaya menilai gedung sekolah tersebut sudah tak layak digunakan.
"Kelas 1, 2 dan 3 itu sudah terkikis banjir bangunannya, jadi sudah hampir roboh. Bahaya sekali kalau anak-anak menggunakan gedung sekolah sekarang," tuturnya.
Dia menambahkan, banjir kali lebih parah jika dibandingkan banjir tahun-tahun sebelumnya. Ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa.
"Sepertinya ini banjir terparah. Kemarin itu banjirnya sampai pinggang orang dewasa, tapi sudah surut tinggal sebetis orang dewasa. Tapi itu tadi, gedung sekolah kami masih belum bisa digunakan," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Luwu Utara Misbah mengatakan telah menginstruksikan sekolah yang terdampak banjir agar sementara menempati tenda pengungsian untuk aktivitas belajar mengajar. Pihak sekolah juga diberikan izin melaksanakan pembelajaran secara daring.
"Sebenarnya ada tenda darurat pengungsian di sana. Itu bisa digunakan untuk aktivitas belajar sementara, atau secara dari saja dulu. Tapi mungkin ada kendala yang dialami sekolah itu yah," ujarnya.
Misbah menuturkan akan membantu sekolah tersebut untuk mendapatkan tempat yang layak sambil menunggu perbaikan tanggul Sungai Rongkong yang jebol.
"Kita turun untuk mencarikan tempat yang layak sementara sambil tunggu perbaikan tanggul. Karena memang setiap hujan di sana, sekolah selalu terdampak banjir," tandasnya.
(hsr/hmw)