5 Fakta Ketua DPRD Luwu Timur Tolak Salami Warga hingga Terancam Dicopot

5 Fakta Ketua DPRD Luwu Timur Tolak Salami Warga hingga Terancam Dicopot

Andi Nur Isman, Rachmat Ariadi - detikSulsel
Kamis, 16 Mar 2023 07:20 WIB
Ketua DPRD Luwu Timur Aripin.
Foto: Ketua DPRD Luwu Timur Aripin. (dok. istimewa)
Makassar -

Kasus Ketua DPRD Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel) Aripin yang viral menolak bersalaman dengan warga berbuntut panjang. Golkar selaku partai asalnya membuka wacana pencopotan Aripin sebagai Ketua DPRD Luwu Timur.

Aksi Aripin menolak bersalaman dengan warga itu terjadi di depan gedung DPRD Luwu Timur, Senin (6/3). Saat itu Aripin hendak memimpin sidang paripurna pemilihan Wakil Bupati Luwu Timur.

Dirangkum detikSulsel, Kamis (16/3/2023), berikut 5 fakta Ketua DPRD Luwu Timur Aripin menolak bersalaman dengan warga hingga terancam dicopot:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Aripin Kepalkan Tangan Saat Diajak Salaman

Mulanya, Aripin tiba di Gedung DPRD Luwu Timur dan langsung turun dari mobil. Secara bersamaan seorang warga juga berjalan menuju keluar gedung dan berpapasan dengan Aripin.

Warga itu lantas mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Aripin. Sementara Aripin terlihat langsung mengepalkan tangannya sebelum melintas di samping warga tersebut.

ADVERTISEMENT

Ekspresi wajah warga itu tampak tertawa kecil saat dicueki Aripin. Dia pun langsung lanjut berjalan mengarah keluar area gedung DPRD Luwu Timur.

Aripin pun telah membenarkan adanya peristiwa itu saat dirinya hendak memimpin sidang paripurna pemilihan Wakil Bupati Luwu Timur. Peristiwa terjadi pada Senin (6/3) sekitar pukul 09.00 Wita.

"Waktu hari Senin tanggal 6 Maret 2023 kemarin bertepatan dengan agenda pemilihan wakil bupati Luwu Timur. Sesuai jadwal dan undangan yang beredar, paripurna dimulai pada pukul 09.00 WITA. Kebetulan saya yang akan memimpin sidang tersebut selaku ketua DPRD," ujar Aripin saat dikonfirmasi detikSulsel, Kamis (9/3).

2. Aripin Ngaku Buru-buru saat Kejadian

Aripin lantas membantah dirinya menolak berjabat tangan dengan warga. Dia mengaku terburu-buru saat kejadian sehingga tidak melihat warga yang hendak bersalaman.

"Sama sekali tidak pernah terbesit dalam hati saya untuk menolak berjabat tangan dengan orang lain," kata Aripin.

Dia menjelaskan saat kejadian dirinya sedang terburu-buru. Sebab, dia saat itu juga sedang mengejar waktu untuk memimpin sidang paripurna.

"Saya terburu-buru ingin menghadiri rapat paripurna. Sekira pukul 09.15 ajudan saya memberi tahu jika sudah dihubungi Sekwan agar saya segera bergegas ke gedung DPRD Luwu Timur membuka sidang paripurna pemilihan wakil bupati," jelasnya.

"Semata-mata karena saya terburu-buru dan perhatian saya fokus ingin segera tiba di arena sidang paripurna," lanjut Aripin.

3. Golkar Nilai Ulah Aripin Bentuk Keangkuhan

Wakil Ketua DPD I Golkar Sulsel Bidang Kaderisasi dan Keanggotaan Abbas Hady mengaku menyesalkan sikap Aripin yang menolak bersalaman dengan warga. Aksinya itu dinilai sebagai bentuk keangkuhan.

"Ulah angkuh semacam itu amat tidak sejalan dengan sikap dan karakter kepemimpinan yang dikembangkan oleh Golkar. Lebih-lebih Golkar Sulsel, di Era Kepemimpinan Pak Taufan Pawe," kata Abbas kepada detikSulsel, Rabu (15/3).

Abbas mengatakan semestinya semangat dan doktrin partai menjadi panduan dalam menjalankan aktivitas dan interaksi sosial. Dia menilai apa yang dilakukan Aripin dalam video viral sangat jauh dari prinsip tersebut, apalagi dengan statusnya sebagai Ketua DPD II Golkar Luwu Timur.

"Semangat dari doktrin karya kekaryaan yang menjadi panduan sikap bagi setiap kader Golkar mestilah tergambar dari aktivitas dan interaksi sosialnya. Kelakuan Aripin itu, sangat jauh dari prinsip doktrin utama Golkar itu," ujarnya.

Aripin siap terima sanksi di halaman selanjutnya.

4. Golkar Ancam Copot Aripin dari Ketua DPRD Luwu Timur

Abbas lantas mengatakan bakal mengusulkan evaluasi terhadap Aripin. Bahkan Golkar tak segan membuka wacana pencopotan Aripin sebagai Ketua DPRD Luwu Timur.

"Saya akan meminta DPD Golkar Sulsel untuk melakukan evaluasi, terutama terkait penugasan Aripin sebagai Ketua DPRD Lutim," ujar Abbas.

Menurut Abbas, hasil evaluasi akan menentukan nasib Aripin nantinya. Dia tidak menutup kemungkinan jika akan keluar usulan pencopotan Aripin sebagai Ketua DPRD Luwu Timur.

"Mudah-mudahan hasil evaluasi itu bisa menjadi dasar untuk melakukan penarikan Aripin dari penugasannya sebagai Ketua DPRD," terangnya.

Menurut Abbas, penarikan Aripin sebagai Ketua DPRD Luwu Timur bisa dilakukan atas beberapa pertimbangan. Salah satunya karena belum memadai doktrin karya kekaryaan Golkar.

"Belum memadai doktrin karya kekaryaan. Itu mi salah satu pangkalnya," ungkap Abbas.

5. Aripin Siap Terima Sanksi dari Golkar

Aripin menanggapi wacana dirinya terancam dicopot dari jabatan Ketua DPRD Luwu Timur oleh DPD I Golkar Sulsel. Dia mengaku siap menerima sanksi sebagai kader yang taat.

"Kalau ada wacana itu (pencopotan) saya selaku kader akan taat kepada perintah pimpinan partai, sesuai mekanisme yang ada," kata Aripin kepada detikSulsel, Rabu (15/3).

Dia lantas menyebut dirinya khilaf saat kejadian menolak berjabat tangan dengan warga. Menurutnya, saat itu dirinya tidak melihat warga yang mengulurkan tangannya saat hendak masuk ke Gedung DPRD Luwu Timur.

"Saya menyesal dan juga khilaf. Sebagai manusia biasa, ini terjadi di luar kemampuan saya. Saat itu memang dalam keadaan spontanitas dan terburu-buru tidak sempat melihat saudara saya itu menyodorkan tangannya," terangnya.

Lebih lanjut, Aripin mengaku dirinya dan warga yang bersangkutan sudah bertemu. Dia mengklaim dirinya dan warga tersebut sudah saling memaafkan.

"Saya juga sudah saling memaafkan dengan warga itu. Saya serahkan saja kepada pimpinan karena partai Golkar adalah partai yang besar, modern, dan kita lihat nanti bagaimana penilaian pimpinan," ucapnya.


Hide Ads