Riset Buktikan Kurangi Penggunaan Medsos Bisa Bikin Tubuh Makin Sehat

Riset Buktikan Kurangi Penggunaan Medsos Bisa Bikin Tubuh Makin Sehat

Tim detikINET - detikSulsel
Rabu, 15 Mar 2023 22:40 WIB
Ilustrasi Main HP
Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Jakarta -

Sebuah riset membuktikan bahwa mengurangi penggunaan media sosial (medsos) bisa membuat tubuh semakin sehat. Riset tersebut dilakukan terhadap remaja dan dewasa muda.

Dilansir dari detikINET, dalam hasil riset yang diterbitkan oleh Asosiasi Psikologi Amerika (APA), remaja yang mengurangi penggunaan medsos sebanyak 50% dalam waktu hitungan minggu, terbukti tubuhnya semakin sehat. Penampilan mereka berubah secara signifikan dibandingkan dengan teman sebayanya yang masih aktif menggunakan medsos.

"Masa remaja adalah masa yang rentan untuk berkembangnya masalah penampilan tubuh, gangguan makan, dan penyakit mental," kata penulis Gary Goldfield, PhD, dari Children's Hospital of Eastern Ontario Research Institute seperti dilihat dari situs resmi APA, Senin (13/3/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Goldfield mengatakan, anak-anak muda telah menghabiskan rata-rata enam hingga delapan jam per hari di depan layar yang sebagian besar di media sosial.

"Media sosial dapat mengekspos pengguna ke ratusan atau bahkan ribuan gambar dan foto setiap hari, termasuk selebritis dan model fashion atau kebugaran yang kita tahu mengarah pada internalisasi cita-cita kecantikan yang tidak dapat dicapai oleh hampir semua orang, menghasilkan ketidakpuasan yang lebih besar terhadap tubuh berat dan bentuk," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Namun, Goldfield mengatakan sebagian besar penelitian psikologis tentang media sosial, penampilan tubuh, dan kesehatan mental bersifat korelasional. Karena itu, bukan berarti orang dengan masalah penampilan tubuh dan kesehatan mental menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial.

Penelitian ini melibatkan sebanyak 220 mahasiswa sarjana berusia 17-25 (76% perempuan, 23% laki-laki, 1% lainnya). Para peserta yang terlibat dalam penelitian tersebut harus memenuhi syarat, setidaknya menjadi pengguna media sosial biasa setidaknya dua jam per hari di smartphone mereka dan menunjukkan gejala depresi atau kecemasan.

Setelah mengikuti satu minggu pertama percobaan, semua peserta diinstruksikan untuk menggunakan media sosial mereka seperti biasanya. Penggunaan media sosial diukur melalui tangkapan layar HP pada pelacakan screentime di HP peserta.

Setelah melewati minggu pertama, separuh peserta diminta mengurangi penggunaan media sosial mereka tidak lebih dari 60 menit per hari.

Dalam tiga minggu berikutnya, peserta yang diinstruksikan untuk membatasi penggunaan media sosial mereka menguranginya sekitar 50% menjadi rata-rata 78 menit per hari dibandingkan kelompok kontrol, yang rata-rata menggunakan media sosial 188 menit per hari.

Hasil pengujian tersebut menunjukkan, peserta yang mengurangi penggunaan media sosial mengalami peningkatan yang signifikan dalam cara mereka memandang penampilan keseluruhan dan berat badan mereka setelah intervensi tiga minggu dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak melihat perubahan signifikan.

Namun, efek perbedaan perilaku tidak tampak dari jenis kelamin.

"Intervensi singkat kami selama empat minggu menggunakan pelacak waktu layar menunjukkan bahwa mengurangi penggunaan media sosial menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam penampilan dan percaya diri pada remaja yang tertekan dengan penggunaan media sosial yang berat," kata Goldfield.

"Mengurangi penggunaan media sosial adalah metode yang layak untuk menghasilkan efek positif jangka pendek pada citra tubuh di antara populasi pengguna yang rentan dan harus dievaluasi sebagai komponen potensial dalam penanganan gangguan terkait citra tubuh,"tutupnya.




(urw/asm)

Hide Ads