2 Sekolah di Sultra Diterjang Longsor, Diduga Dipicu Aktivitas Tambang

Sulawesi Tenggara

2 Sekolah di Sultra Diterjang Longsor, Diduga Dipicu Aktivitas Tambang

Nadhir Attamimi - detikSulsel
Rabu, 15 Mar 2023 11:29 WIB
2 sekolah di Konawe Utara, Sultra diterjang longsor.
Foto: 2 sekolah di Konawe Utara, Sultra diterjang longsor. (Dok. Istimewa)
Konawe Utara -

Dua sekolah di Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) diterjang longsor. Adanya aktivitas tambang lantas dituding turut menjadi penyebab peristiwa tersebut.

Peristiwa longsor itu terjadi pada Minggu (12/3) sekitar pukul 22.00 Wita. Sekolah terdampak yakni SMP Negeri 1 Satap Andowia dan SD Negeri 8 Andowia yang terletak di Desa Puusuli, Kecamatan Andowia, Konut.

"Iya hujan deras (penyebab longsor) dan ada dua sekolah yang terdampak. Sekolah saya terdampak tiga ruangan dan jalan utama," kata Kepala SMP Negeri 1 Satap Andowia, Hasbullah kepada detikcom, Selasa (14/3/2023) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasbullah menuturkan ruangan terdampak tidak bisa digunakan karena dimasuki material tanah dan batu. Namun pihaknya tidak meliburkan sekolah karena siswa sedang ujian semester.

"Sekolah masih tetap jalan karena tidak semua ruangan yang dikena lumpur. Untuk tempat ulangannya pindah ke ruangan tidak terkena lumpur," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Aktivitas Tambang Dituding Jadi Penyebab Longsor

Terpisah, seorang guru yang enggan disebutkan namanya menduga bahwa longsor terjadi dipicu akibat aktivitas perusahaan pertambangan PT Bumi Nikel Nusantara (BNN). Kemudian hujan mengguyur semalaman dan membawa material pertambangan ke arah sekolah.

"Yang lagi beroperasi itu PT Bumi Nikel Nusantara. Tidak mungkin longsoran murni, nyatanya pasti akibat aktivitas itu (pertambangan). Karena sudah gundul di atas dan hujan itu dari magrib sampai pagi," ungkapnya.

Dia mengungkapkan aktivitas pertambangan PT BNN hanya berjarak sekitar 500 meter dari lingkungan sekolah. Ia menuturkan pihak perusahaan tersebut pun sudah datang ke sekolah dan menyatakan akan bertanggungjawab akibat dampak tersebut.

"Pihak perusahaan (PT BNN) sudah datang komunikasi, katanya tetap bertanggungjawab membersihkan dan mengganti kerusakan semuanya," imbuhnya.

Dia menuturkan pihak perusahaan juga sudah mulai membantu membersihkan dampak dari tanah longsor yang menerjang kedua sekolah tersebut. "Tadi pagi pihak perusahaan sudah membersihkan tapi belum maksimal," ungkapnya.

Sementara, General Manager PT Bumi Nikel Nusantara (BNN) Syahrul Nippo saat dikonfirmasi membantah longsor merupakan dampak dari aktivitas pertambangan secara keseluruhan. Ia mengatakan masih menunggu hasil analisis lingkungan dari pemerintah setempat guna menentukan penyebab pastinya.

"Jadi itu bukan longsor, karena di situ ada sumber mata air dan sungai, artinya saya tidak mau ngomong karena belum ada hasil investigasi dari DLH. Kalau sudah keluar hasilnya itu baru saya bisa bicara (penyebabnya)," katanya.

Namun ia tak menampik ada pengaruh pertambangan terhadap dampak tersebut. Terlebih hujan mengguyur wilayah tersebut cukup deras.

"Hujan pastilah (penyebab). Artinya ada kesalahan teknis saja di situ. Kalau longsor tidak (kawasan pertambangan), hujan saja itu, tentunya pasti ada pengaruh dari beberapa hal termasuk penambangan kita umpamanya, pasti ada pengaruhnya," pungkasnya.




(sar/asm)

Hide Ads