Dokter baru-baru ini menemukan sebuah kasus yang sangat langka, sebuah janin berukuran 10 cm ditemukan bersarang di otak bayi perempuan berusia 1 tahun. Janin tersebut ditemukan ketika bayi tersebut menunjukkan perkembangan keterampilan motorik yang tertunda, lingkar kepala membesar, dan penumpukan cairan di otak.
Dilansir dari detikHealth yang mengutip dari Live Science, laporan yang diterbitkan 12 Desember 2022 di jurnal Neurology tersebut mencatat bahwa benda asing di kepala anak kecil itu adalah 'kembar diamniotik monokorionik yang cacat'.
Kondisi Apa Itu?
Kondisi langka ini terjadi ketika janin kembar pernah berbagi plasenta yang sama di dalam rahim, tetapi memiliki kantung ketuban terpisah. Penyebabnya adalah pemisahan yang tidak sempurna dari kembar identik yang terbentuk ketika salah satu telur terbelah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akhirnya, salah satu janin diselimuti oleh janin yang lain dikenal. Kondisi ini disebut dengan 'fetus in fetu', atau terkadang 'kembar parasit'.
"Kembar yang diserap biasanya berhenti berkembang sementara yang lain terus tumbuh," tulis laporan tersebut.
Dokter menyebut fenomena ini sangat langka, hanya terjadi pada sekitar 1 dari 500 ribu kelahiran. Sejauh ini, hanya ada kurang dari 50 laporan di seluruh dunia tentang kasus yang sama.
Bisanya, janin cacat ditemukan sebagai massa di perut janin lain, terjepit di belakang jaringan yang melapisi dinding perut. Akan tetapi, dalam kasus kali ini, janin tersebut terperangkap di kepala janin dan kemungkinan sudah berada di sana sejak awal perkembangan anak.
Kondisi Janin yang Bersarang di Otak
Dalam jurnal Neurologi, dokter di Huashan Hospital, Fudan University, China, mengatakan dari pemindaian otak atau MRI yang dilakukan, janin yang bersarang di otak bayi tersebut sudah memiliki tungkai atas, tulang, dan bahkan kuku. Janin tersebut juga disebut memiliki spina bifida atau kondisi sumsum tulang belakang terbuka.
Baca juga: Alasan Gurita Punya 3 Jantung dan Fungsinya |
Dari kondisinya itu, dokter menduga ada kemungkinan janin terus tumbuh selama berbulan-bulan saat berada di dalam rahim. Dalam laporan tersebut, tidak dijelaskan secara rinci kondisi anak berusia 1 tahun setelah operasi.
Dokter yang menangani kondisi langka itu juga telah melakukan operasi pengangkatan janin dari otak anak tersebut dan berhasil mengeluarkannya. Kendati demikian, sampai saat ini dokter masih belum tahu persis bagaimana fenomena sangat langka itu bisa terjadi.
(urw/alk)