Komponen Tertua Tata Surya Ternyata Ada di Bumi

Komponen Tertua Tata Surya Ternyata Ada di Bumi

Tim detikEdu - detikSulsel
Minggu, 12 Mar 2023 21:40 WIB
Ilustrasi Farfarout, objek terjauh di tata surya
Foto: NOIRLab/NSF/AURA/J. da Silva
Jakarta -

Bumi adalah planet ketiga dari Matahari yang berada dalam lingkup Tata Surya dan merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis makhluk hidup. Bumi diketahui memiliki faktor penunjang kehidupan makhluk hidup di dalamnya seperti atmosfer dengan oksigen bebas, gravitasi, lautan air cair di permukaan, dan lainnya.

Dilansir dari detikEdu, Bumi juga menyimpan komponen tertua di Tata Surya, yakni Air. Air di Bumi diyakini dibawa oleh komet yang bertabrakan miliaran tahun yang lalu, namun air itu tidak terbentuk dengan tata surya.

Mengutip dari laporan situs IFL Science, para peneliti meyakini bahwa air itu sudah menjadi komponen nebula pra-surya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para peneliti kemudian mencoba memahami asal usul air di Bumi, mereka mengamati emisi dua jenis air yaitu reguler dan berat. Secara sederhananya, Air terbuat dari satu atom oksigen dan dua atom hidrogen.

Setiap unsur dari air memiliki isotop yang merupakan kembaran kimia yang sedikit lebih erat karena memiliki neutron ekstra di intinya.

ADVERTISEMENT

Salah satu isotop hidrogen deuterium, dan jika air memiliki atom deuterium, bukan hidrogen biasa disebut dengan air deras.

Air Berasal dari Pembentukan Sistem Bintang?

Rasio antara air sederhana dan berat adalah sidik jari kimiawi dapat menjelaskan awal mula air itu berasal. Beberapa komet memiliki rasio yang sangat mirip dengan milik Bumi.

Dalam penelitian yang dilakukan, para ilmuwan menemukan hubungan antara air dan pembentukan sistem bintang dalam sistem baru yang berjarak 1.300 tahun cahaya dari Bumi.

Bintang sendiri terbentuk dari awan gas, awan gas mengembangkan piringan tempat planet dan komet dapat muncul.

Seorang astronom di Observatorium Astronomi Radio Nasional, John J. Tobin menjelaskan, ada mata rantai yang hilang dalam kasus ini yaitu V883 Orionis. Tobin juga berbicara terkait komposisi air di piringan itu sangat mirip dengan komposisi komet di Tata Surya ini.

Hal ini membuktikan bahwa air dalam sistem planet terbentuk miliaran tahun yang lalu, bahkan sebelum Matahari, di ruang antarbintang, dan telah diwarisi oleh komet dan Bumi yang relatif tidak berubah.

Penemuan luar biasa air di sistem bintang yang jauh seperti yang ada di Bumi merupakan bukti bahwa air yang biasanya diminum dan digunakan, ternyata jauh lebih tua dari Bumi itu sendiri.

"Kali ini, kita sekarang dapat melacak asal usul air di Tata Surya kita hingga sebelum pembentukan Matahari," kata Tobin.

Perlu Penelitian Lebih Lanjut

Pengamatan dapat dilakukan berkat kemampuan dari Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) yang luar biasa karena diperlukan sesuatu yang khusus untuk melakukan pengamatan ini.

Seorang peneliti pascasarjana di Observatorium Leiden di Belanda, Margot Leemker, menjelaskan bahwa sebagian besar air di piringan pembentuk planet membeku seperti es, sehingga biasanya tersembunyi dari pandangan kita.

Untungnya, V883 Orionis adalah sistem yang aneh karena luar biasa panas karena ledakan bintang yang menyebabkan es berubah menjadi gas. Dan ALMA berhasil mempelajari komposisi gas, menemukan hubungan antara air kosmik dan bumi.

Sebenarnya, bisa dikatakan bahwa penelitian ini masih jauh dari kata selesai. Observatorium inframerah masa depan seperti the Extremely Large Telescope akan lebih cocok untuk melacak perjalanan air dari awan antar bintang ke komet dan kemudian ke planet.




(urw/alk)

Hide Ads