Autisme merupakan gangguan yang dapat mempengaruhi perkembangan otak. Gejala autisme sudah dapat terlihat sejak anak masih berusia di bawah tiga tahun.
Dilansir dari detikHealth, anak yang mengalami autisme memiliki perbedaan dengan anak yang lainnya. Anak autis memiliki kemampuan sosialisasi yang berbeda, sehingga menyebabkan masalah dalam berkomunikasi dan berinteraksi.
Menurut data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), setiap tahun angka autisme semakin meningkat. Namun, hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti autisme.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anak yang mengidap penyakit autisme akan mengalami kesulitan menjalin hubungan sosial-emosional. Oleh karena itu, anak autisme akan sulit untuk merespon ketika diajak berbicara, dan hampir tidak memiliki emosi atau ekspresi yang sesuai.
Ketika anak mengidap Autisme, mereka tidak dapat melakukan kontak mata atau ekspresi wajah kepada lawan bicaranya. Justru mereka hanya akan menggunakan bahasa tubuh tertentu.
Kapan Anak Terdeteksi Autisme?
Mengutip dari laman Kemenkes RI, diketahui autisme dapat berkembang selama masa bayi hingga awal kanak-kanak. Gejala autisme pada anak akan terlihat sebelum mereka berusia tiga tahun.
IDAI menganjurkan para orang tua untuk melakukan skrining perkembangan anak dengan membawanya ke dokter spesialis. Skrining ini dilakukan secara rutin ketika menginjak usia 9, 18, dan 30 bulan.
Tanda-tanda Autisme Pada Anak
Ada beberapa tanda yang dapat diketahui dan diwaspadai orang tua terkait autisme pada anak. Berikut tanda-tandanya.
- Tidak ada babbling (ocehan) di usia 12 bulan
- Belum bisa menunjuk di usia 12 bulan
- Tidak menunjukkan mimik wajah wajar di usia 12 bulan
- Tidak ada kata-kata berarti di usia 16 bulan
- Tidak ada kalimat terdiri dari 2 kata yang bukan ekolalia di usia 24 bulan
- Hilangnya kemampuan berbahasa atau kemampuan sosial pada usia berapa pun
- Anak tidak bisa atau sulit untuk menoleh ketika dipanggil namanya di usia 6 bulan hingga 1 tahun.
(alk/alk)