- Niat Sholat Witir 1. Niat Sholat Witir Satu Rakaat 2. Niat Sholat Witir Dua Rakaat
- Jumlah Rakaat Sholat Witir
- Bacaan Sholat Witir Sesuai Jumlah Rakaatnya 1. Bacaan Sholat Witir 1 Rakaat 2. Bacaan Sholat Witir 3 Rakaat 3. Bacaan Sholat Witir Melebihi Tiga Rakaat
- Tata Cara Melaksanakan Sholat Witir 1. Boleh Menyambung (Washal) 2. Boleh Dilakukan Secara Terpisah (Fashal),
- Doa Setelah Mengerjakan Shalat Witir
- Keutamaan Shalat Witir
Niat sholat witir Ramadan perlu diketahui karena amalan ini merupakan salah satu yang dianjurkan untuk dilaksanakan pada saat bulan Ramadan. Sholat witir dianjurkan untuk dilaksanakan setelah sholat tarawih.
Dilansir dari laman NU Online, kata 'witir' secara bahasa memiliki arti 'ganjil'. Sesuai maknanya, maka sholat witir harus dilakukan dalam jumlah rakaat ganjil dengan minimal satu rakaat.
Dalam salah satu hadis, Rasulullah SAW menganjurkan untuk melaksanakan sholat witir sebagai penutup dari sholat-sholat yang dilakukan umat Muslim dalam satu hari. Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis berikut:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
اِجْعَلُوْا اٰخِرَ صَلَاتِكُمْ مِنَ الَّليْلِ وِتْراً
Artinya: "Jadikanlah akhir sholat kalian semua di malam hari dengan dengan sholat witir" (HR Bukhari)
Niat Sholat Witir
Ketika hendak melaksanakan sholat witir, hendaknya umat muslim membaca niat karena niat merupakan salah satu rukun sholat witir.
Berikut lafal niat sholat witir:
1. Niat Sholat Witir Satu Rakaat
أُصَلِّيْ سُنَّةً مِنَ الْوِتْرِ رَكْعَةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab latin: Ushallî sunnatan minal witri rak'atan lillahi ta'âlâ
Artinya: "Aku niat sholat sunnah witir satu rakaat karena Allah ta'ala."
2. Niat Sholat Witir Dua Rakaat
أُصَلِّيْ سُنَّةً مِنَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Arab latin: Ushallî sunnatan minal witri rak'ataini lillahi ta'âlâ
Artinya: "Aku niat sholat sunnah witir dua rakaat karena Allah ta'ala."
Jumlah Rakaat Sholat Witir
Mengenai jumlah rakaat sholat witir, sebenarnya tidak ada hitungan jumlah rakaat secara khusus. Dengan demikian, umat muslim boleh mengerjakannya sesuai keinginan dan kemampuannya, asalkan jumlah rakaatnya ganjil.
Umat muslim boleh mengerjakan sholat witir dalam satu, tiga, atau lima rakaat, dan seterusnya. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits, yaitu:
اَلْوِتْرُ حَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ، مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِخَمْسٍ فَلْيَفْعَلْ، وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِثَلَاثٍ فَلْيَفْعَلْ، وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِوَاحِدَةٍ فَلْيَفْعَلْ
Artinya: "(Shalat) witir adalah hak bagi semua umat Islam, maka barang siapa yang suka untuk melakukan witir dengan lima rakaat, maka lakukanlah. Barang siapa yang suka melakukan witir dengan tiga rakaat, maka lakukanlah. Dan, barang siapa yang yang suka melakukan sholat witir dengan satu rakaat, maka lakukanlah." (HR Abu Dawud, An-Nasa'i, dan Ibnu Majah).
Namun, terkait hal ini, para ulama berbeda pendapat. Disebutkan bahwa ada jumlah rakaat yang lebih baik dari yang lainnya, ada juga jumlah rakaat yang sangat baik.
Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith dalam kitab Taqrirat as-Sadidah menjelaskan, jumlah rakaat paling sedikit dalam sholat witir adalah satu rakaat. Namun, jika ini dilakukan terus-menerus tanpa adanya uzur tertentu, maka menjadi makruh hukumnya. Dia berpendapat, melaksanakan sholat witir sebanyak tiga rakaat lebih baik dari satu rakaat, sedangkan paling sempurna adalah dilakukan sampai sebelas rakaat. (Habib Zain Ibrahim bin Sumaith, Taqriratus Sadidah, [Darul Ilmi wad Dakwah, Tarim, 2003], halaman 281-282).
Bacaan Sholat Witir Sesuai Jumlah Rakaatnya
Dalam pelaksanaan sholat witir, ada beberapa bacaan yang dianjurkan. Bacaan yang dianjurkan ini berbeda-beda di setiap jumlah rakaat witir yang dilaksanakan, berikut ini penjelasannya:
1. Bacaan Sholat Witir 1 Rakaat
Jika sholat witir dikerjakan dalam satu rakaat, maka bacaan surah yang dianjurkan adalah membaca surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas setelah membaca surah Al-Fatihah.
2. Bacaan Sholat Witir 3 Rakaat
Jika umat muslim mengerjakan sholat witir sebanyak 3 rakaat, maka maka bacaan surah yang dianjurkan adalah surah Al-A'la pada rakaat pertama, surah Al-Kafirun pada rakaat kedua, dan surah Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas pada rakaat yang ketiga.
3. Bacaan Sholat Witir Melebihi Tiga Rakaat
Jika jumlah rakaat sholat witir yang dikerjakan jumlahnya melebihi tiga rakaat, maka disunahkan membaca surah Al-Qadr di setiap awal rakaat dan membaca surah Al-Kafirun pada rakaat yang kedua.
Kesunahan membaca surah tersebut terus berlanjut sampai pada rakaat kedelapan. Sedangkan pada rakaat kesembilan, dianjurkan mengikuti bacaan yang telah dijelaskan pada poin 2, yaitu membaca Surat Al-A'la pada rakaat kesembilan, membaca surah Al-Kafirun pada rakaat kesepuluh, dan membaca surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas pada rakaat kesebelas (Sayyid Muhammad Abdullah al-Jurdani, Fathul Allam bi Syarhi Mursyidil Anam, [Bairut: Dar Ibnu Hazm, Lebanon, 1997], juz II, h. 73).
Tata Cara Melaksanakan Sholat Witir
- Niat
- Takbiratul ihram
- Membaca Al-Fatihah
- Ruku'
- I'tidal
- Sujud
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud kedua
- Tasyahud Akhir
- Salam
Tata cara yang disebutkan di atas dilaksanakan untuk sholat witir yang dikerjakan dalam satu rakaat. Apabila jumlah rakaat yang dilakukan melebihi dari satu rakaat, maka sholat witir bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Boleh Menyambung (Washal)
Ini dilakukan jika rakaat terakhir digabungkan dengan rakaat sebelumnya. Contoh: melakukan sholat witir sebelas rakaat dengan satu kali takbiratul ihram dan satu salam.
2. Boleh Dilakukan Secara Terpisah (Fashal),
Ini dilakukan dengan memisah rakaat sebelumnya dengan rakaat sesudahnya. Contoh: melakukan sholat witir 10 rakaat dengan satu salam lalu ditambah satu rakaat dengan satu salam, atau bisa juga dilakukan dengan satu salam pada tiap dua rakaat. Cara yang kedua ini lebih utama daripada cara yang pertama. (Habib Zain bin Sumaith, Taqriratus Sadidah, 2003, h. 287).
Doa Setelah Mengerjakan Shalat Witir
Setelah melakukan sholat witir, umat muslim juga dianjurkan untuk membaca dzikir berikut:
سُبْحَانَ المَلِكِ القُدُّوسِ
Artinya: "Mahasuci Allah Dzat Yang Maha Merajai dan Yang Maha Esa."
Bacaan dzikir di atas dibaca sebanyak 3 kali, dan pada bacaannya yang ketiga dianjurkan untuk lebih mengeraskan suara melebihi bacaan pertama dan kedua.
Setelah itu, dilanjutkan dengan membaca doa berikut:
سُبْحَانَ المَلِكِ القُدُّوْسِ رَبِّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوْحِ، جَلَّلْتَ السَّمٰوَاتِ وَالْأَرْضِ بِالعَظَمَةِ وَالْجَبَرُوْتِ، وَتَعَزَّزْتَ بِالْقُدْرَةِ، وَقَهَّرْتَ الْعِبَادَ بِالْمَوْتِ. اَللّٰهُمَّ إنِّيْ أَعُوذُ بِرِضَـاكَ مِنْ سُخْطِكَ بِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْكَ لَا أُحْصِيْ ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم (وَذَا النُّوْنِ اِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ اَنْ لَّنْ نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادٰى فِى الظُّلُمٰتِ اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ)
Artinya: "Mahasuci Allah Penguasa Yang Kudus, Tuhan para malaikat dan Jibril. Engkau penuhi langit dan bumi dengan kemuliaan dan keperkasaan-Mu. Engkau memiliki keperkasaan dengan kekuasaan-Mu, dan Engkau tundukkan hamba-Mu dengan kematian. "Ya Allah, aku berlindung dengan ridha-Mu dari kemurkaan-Mu, aku berlindung dengan maaf-Mu dari siksaan-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari-Mu, aku tidak bisa menyebut semua pujian untuk-Mu sebagaimana Engkau memuji diri-Mu sendiri. Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan terkutuk dari tiupan dan bisikannya, dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, 'Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim."
Setelah membaca doa di atas, dapat dilanjutkan dengan membaca bacaan berikut:
يَاحَيُّ يَاقَيُّوْمُ لَاإِلٰهَ اِلَّا أَنْتَ سُبْحَــانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ
Artinya: "Wahai Dzat Yang Mahahidup dan berdiri sendiri, tiada tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim." (Bacaan ini paling baik dibaca sampai 40 kali)
Setelah itu, diakhiri dengan membaca ayat berikut:
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذٰلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ
Artinya: "Maka Kami kabulkan (doa)nya dan Kami selamatkan dia dari kedudukan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman." (Habib Zain bin Sumaith, Taqriratus Sadidah, 2003, halaman 287).
Keutamaan Shalat Witir
Sholat witir merupakan salah satu amalan yang dianjurkan karena memiliki keutamaan. Penjelasan mengenai keutamaan sholat witir ini telah disebutkan dalam beberapa hadits Rasulullah, salah satunya yang diriwayatkan oleh Abu Dud, yaitu:
إِنَّ اللّٰهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ أَمَدَّكُمْ بِصَلاَةٍ هِىَ خَيْرٌ لَكُمْ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ، وَهِىَ لَكُمْ مَا بَيْنَ صَلاَةِ الْعِشَاءِ إِلَى طُلُوعِ الْفَجْر
Artinya:
"Sesungguhnya, Allah SWT telah menyediakan kepada kalian semua sebuah sholat, yang ia lebih baik bagi kalian daripada unta merah, yaitu sholat witir, dan menjadikannya berada di antara sholat Isya hingga terbitnya fajar (shadiq)" (HR Abu Daud).
Dari hadits tersebut, dapat dipahami bahwa dengan sangat jelas Allah memberikan waktu secara khusus dan ibadah secara khusus pula. Dengan demikian, umat muslim bisa mendapatkan pahala yang lebih besar dan lebih banyak dari Tuhan-Nya.
Seperti dalam sholat witir, amalan ini sebagai pelengkap dan penyempurna bagi ibadah wajib lainnya yang masih belum sempurna. Wallahu A'lam.
(urw/alk)