Mengapa Allah Ciptakan Babi Jika Akhirnya Diharamkan?

Mengapa Allah Ciptakan Babi Jika Akhirnya Diharamkan?

Tim detikFood - detikSulsel
Minggu, 05 Mar 2023 19:15 WIB
silhouette pig in sunset
Foto: Getty Images/iStockphoto/sakepaint
Makassar -

Babi merupakan hewan yang haram dikonsumsi bagi umat muslim. Lalu, apa alasan babi diciptakan namun diharamkan oleh Allah SWT.

Aturan halal haramnya sebuah makanan bagi muslim telah tercantum dalam Alquran, yakni segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah SWT untuk hambanya pasti ada mudaratnya. Bahkan mudaratnya itu bisa lebih besar dibandingkan manfaatnya, seperti hewan babi.

Jelas tercatat di beberapa surah dalam Al-Qur'an tentang larangan Allah SWT untuk mengonsumsi babi. Salah satunya pada surah Al-Maidah ayat 3 yang artinya:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala," (QS: Al-Maidah:3).

Tak hanya dagingnya saja, namun semua bagian yang dihasilkan dari hewan tersebut diharamkan. Seperti kulit, minyak, tulang, darah dan lainnya. Lantas mengapa Allah SWT menciptakan babi namun diharamkan?

ADVERTISEMENT

Dilansir dari detikFood yang mengutip Bincang Syariah (3/5/2018), sepatutnya manusia tidak mesti mengetahui hikmah apa yang terkandung dari apa yang dilakukan Allah SWT. Kewajiban manusia hanyalah beriman kepada Allah SWT.

Karena sesungguhnya, Allah SWT lebih mengetahui apa yang terbaik bagi ciptaannya. Jadi, cukup percaya saja jika ada suatu larangan dari Allah SWT, maka pasti hal tersebut mengandung mudarat atau bahaya bagi hambanya.

"Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai," (QS Al-Anbiya:23).

Barangkali, Allah SWT menciptakan babi untuk dijadikan sebagai bahan ujian pada manusia. Jika seseorang mampu menghindari larangan tersebut, maka ia lulus dalam ujian yang Allah SWT telah berikan.

Dalam dakwah yang dibawakan Ustaz Abdul Somad, ia mengibaratkan ujian dari Allah SWT itu seperti pertanyaan ujian pilihan ganda di sekolah.

"Kenapa dari empat pilihan itu, yang tiga tidak betul kenapa yang satu betul? Apakah guru itu bodoh? Tidak. Kenapa dibuatnya satu betul, tiga tidak betul? itu sebagai ujian," jelas Ustaz Abdul Somad.

Ustaz Abdul Somad juga menambahkan bahwa hal itu sama seperti pilihan anjing, babi, dan kambing. Bagi kaum mulim pasti akan memilih kambing untuk dikonsumsi.

Mengutip dari Bintang Syariah, dengan diciptakannya babi, diharapkan dapat dijadikan pelajaran yang dapat dipetik, yakni agar tidak hidup seperti babi. Maksudnya, karena babi dicirikan dengan hidupnya yang malas dan rakus.

Rakusnya babi bisa dilihat dari sikapnya yang selalu memuntahkan makanannya, lalu dimakan lagi.

Selain itu, babi juga merupakan hewan yang jorok karena babi memakan kotorannya sendiri. Bahkan makanan yang dimakan babi pun terkadang dikencingi oleh babi itu sendiri.

Dengan adanya babi, bisa jadi pengingat bagi manusia untuk tidak malas, hidup lebih bersih, serta tidak rakus.

Sebagaimana Allah SWT pernah menggunakan babi sebagai perumpamaan kaum terdahulu yang dikutuk karena perbuatannya yang buruk, dan tertuang dalam Al-Qur'an surah Al-Maidah ayat 60:

"Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu di sisi Allah, Yaitu orang-orang yang dikutuk dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?". Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus," (QA Al-Maidah:60)




(hmw/hmw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads