Kapan Islam Pertama Kali Masuk ke Indonesia? Ini Penjelasan Serta Buktinya

Kapan Islam Pertama Kali Masuk ke Indonesia? Ini Penjelasan Serta Buktinya

Tim detikEdu - detikSulsel
Minggu, 05 Mar 2023 19:00 WIB
Ilustrasi fokus (bukan buat insert) Jazirah Islam 2018 (Andhika Akbaryansyah/detikcom)
Ilustrasi Foto: Ilustrasi fokus (bukan buat insert) Jazirah Islam 2018 (Andhika Akbaryansyah/detikcom)
Jakarta -

Islam saat ini menjadi agama mayoritas di Indonesia. Lantas kapan Islam pertama kali masuk di Indonesia?

Dilansir dari detikEdu, masuknya Islam ke Indonesia ada banyak pendapat dengan teorinya masing-masing. Setidaknya pendapat tersebut dibagi menjadi tiga waktu.

Berikut waktu masuknya Isillam di Indonesia beserta penjelasan dan buktinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengulas Pendapat Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia

Dalam buku yang dibuat oleh Siti Wahidoh yang berjudul Intisari SKI (Sejarah Kebudayaan Islam) diterangkan bahwa sebagian besar Orientalis atau peneliti Barat tentang Islam beranggapan kalau agama Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-7 dan ke-13 M.

Kendati demikian, muncul juga pendapat yang mengemukakan bahwa peristiwa ini pertama kali terjadi pada abad pertama Hijriyah, yaitu pada saat pedagang sufi muslim Arab masuk ke China melalui jalur laut bagian barat. Hal ini disimpulkan dari manuskrip China era Dinasti Tang.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, dalam buku Ensiklopedia Sejarah Lengkap Indonesia dari Era Klasik Sampai Kontemporer oleh Adi Sudirman, terdapat sebuah pendapat yang mengatakan bahwa proses pengenalan Islam di Nusantara terjadi pada abad ke-11 sampai abad ke-17 Masehi. Sedangkan masa pengembangan agama Islam di Indonesia terjadi di abad-abad setelahnya.

Pendapat mengenai masuknya Islam masuk ke Nusantara pada abad ke-11 tak semerta-merta disebutkan tanpa bukti-bukti sejarah. Adapun bukti-buktinya yakni:

1. Laporan dari Sejarah Dinasti Yuan (1280-1376) yang menyebutkan pertemuan duta Cina dengan dua orang menteri dari Kerajaan Samudra Pasai terjadi di Quilon.

2. Laporan Marco Polo, seorang perantau dari Venesia (Italia) pada tahun 1292 Masehi. Ia mengatakan tertahan di Samudra Pasai selama lima bulan yang penduduknya telah beragama Islam.

3. Ying Yai Sheng Lan atau laporan umum tentang pantai-pantai lautan yang ditulis oleh seorang Cina Muslim bernama Ma Huan yang diterbitkan pada tahun 1416.

Selain pendapat-pendapat tersebut, ada juga yang menyebutkan bahwa pengaruh Islam mulai masuk ke Indonesia terjadi di abad ke-13. Berikut bukti peninggalan dari pendapat tersebut:

1. Batu nisan Sultan Malik As-Saleh, batu nisan ini berangka tahun 1297 Masehi. Sultan Malik As-Saleh ini merupakan Raja Samudra Pasai yang pertama kali masuk Islam. Sebagaimana yang diketahui, Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah Samudra Pasai.

2. Catatan perjalanan Marco Polo yang menceritakan ia pernah singgah di Kerajaan Perlak (1292). Dan dalam catatan tersebut disebutkan bahwa penduduk kota Perlak telah menganut agama Islam.

3. Ada lagi laporan mengenai Samudra Pasai yang diceritakan dalam catatan Ibnu Batutah (1345-1346) menyebutkan bahwa Samudra Pasai menganut paham Syafi'i. Hal ini membuktikan bahwa Islam sudah berkembang di kerajaan tersebut.

4. Catatan Ma-Huan, musafir Cina yang mengatakan bahwa sebagian besar masyrakat di Pantai Utara Jawa Timur sudah beragama Islam sejak awal abad ke-15 Masehi.

5. Suma Oriental dari Tome Pires, musafir asal Portugis ini memberitakan bahwa penyebaran Islam terjadi antara tahun 1512-1515 Masehi. Dan terjadi di Sumatera, Kalimantan, Jawa hingga Kepulauan Maluku.

Pendapat Islam Masuk ke Indonesia di Abad ke 13

Di dalam buku Adi Sudirman menjelaskan, yang paling diterima oleh berbagai sumber dari tiga pendapat tentang masuknya Islam ke Indonesia adalah di abad ke-13.

Memang, sebelumnya kemungkinan para pedagang Arab sudah lama masuk ke Indonesia dan mulai melakukan penyebaran. Namun, islamisasi yang nyata di Indonesia terjadi pada abad-13.

Hal tersebut juga didukung oleh Teori Gujarat dan Teori Persia yang juga dianggap sebagai dua teori besar masuknya agama Islam ke Indonesia. Disebutkan dalam buku Sejarah Indonesia Masuknya Islam hingga Kolonialisme tulisan Akhmad Fakhri Hutauruk, berikut ini pemaparannya:

1. Teori Gujarat

Teori yang berdasarkan Pijnappel asal Universitas Leiden ini menyatakan bahwa asal muasal Islam adalah Gujarat dan Malabar. Gujarat menerangkan penduduk Indonesia memeluk agama Islam pada abad ke-13 melalui pedagang muslim dari India.

Pendapat itu pun ditegaskan Snouck Hurgronje dalam L'arabie et Les Indes Néerlandaises atau Revue de L'Histoire des Religious.

Yang di dalamnya disebutkan bahwa hubungan dagang antara Nusantara dan India telah lama berlangsung. Di Sumatra juga terdapat prasasti tertua tentang Islam yang menggambarkan hubungan antara Sumatra dan Gujarat.

Moquette juga ikut berpendapat tentang teori Gujarat, ia berpendapat agama Islam di Indonesia berasal dari Gujarat. Hal yang mendasarinya adalah batu nisan di Pasai, utara Sumatera pada 1428 M.

Batu nisan itu memiliki kemiripan dengan nisan Maulana Malik Ibrahim yang berada di Jawa Timur. Kemiripannya yaitu, bentuknya yang seperti batu nisan di Cambay, Gujarat, India.

2. Teori Persia

Teori Persia yang disampaikan oleh Hoesein Djajadiningrat ini mengatakan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia melalui Persia dan singgah di Gujarat pada abad 13. Hal ini dapat dilihat dari kebudayaan Indonesia yang memiliki persamaan dengan Persia.

Dosen dan peneliti Kenneth W. Morgan (1963: 139-140) mempertegas teori bahwa penduduk Islam di Indonesia, sama dengan Persia.

Buktinya dengan adanya peringatan 10 Muharram atau Asyura sebagai peringatan Syi'ah atau syahidnya Husein yang terwujud dengan tradisi memasak bubur Syura.

Selain itu, pada bulan Muharram di Minangkabau juga dikenal sebagai bulan Husein. Sementara di Sumatra bagian tengah terdapat tradisi parade keranda Husein yang akan dilemparkan ke sungai.

Kesamaan ajaran Syaikh Siti Jenar dengan ajaran sufi Iran al-Hallaj juga mendukung Teori Persia. Ada pula penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem ejaan huruf Arab untuk tanda bunyi harakat dalam pengajian Al-Quran tingkat awal.

Kesamaan terakhir yaitu nisan pada kubur Malik Saleh dan Malik Ibrahim yang dipesan dari gujarat serta mendapat pengakuan dari masyarakat Islam atas mazhab Syafi'i di daerah Malabar.




(alk/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads