Korban tewas akibat gempa bumi Turki dan Suriah telah mencapai 50.000 jiwa setelah pencarian selama tiga pekan. Sementara puluhan ribu korban lainnya masih dinyatakan hilang.
Melansir detikNews yang mengutip kantor berita Associated Press, Rabu (1/3/2023), data 50.000 korban jiwa tersebut diungkapkan Kepala Kemanusiaan PBB, Martin Griffiths kepada Dewan Keamanan PBB pada Selasa (28/2/2023) waktu setempat.
Martin Griffiths mengatakan terdapat 44.000 korban tewas di Turki dan sekitar 6.000 korban tewas di Suriah, terutama di wilayah Suriah barat laut yang dikuasai oleh pemberontak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada pertemuan dewan yang berfokus pada Suriah, Griffiths mengatakan 15,3 juta orang atau 70 persen dari populasi negara tersebut membutuhkan bantuan kemanusiaan. Dia juga mengatakan bahwa selama kunjungannya pasca gempa, dia melihat banyak kawasan yang hancur.
"Penilaian awal menunjukkan 5 juta orang di Suriah membutuhkan tempat tinggal dasar dan bantuan non-pangan," kata Martin Griffiths." Di banyak daerah, empat hingga lima keluarga ditampung dalam tenda, tanpa fasilitas khusus untuk orang lanjut usia, penderita penyakit kronis, atau penyandang disabilitas," imbuhnya.
Selain itu, Griffiths juga memberitahu anggota DK PBB untuk menghancurkan bangunan-bangunan tinggi karena sangat beresiko untuk runtuh. Resiko peningkatan wabah kolera pra-gempa, dan harga makanan serta barang-barang penting lainnya juga terus melonjak.
"Perempuan dan anak-anak menghadapi peningkatan pelecehan, kekerasan dan risiko eksploitasi dan kebutuhan akan dukungan psikososial sangat besar," katanya.
(hmw/asm)