.webp)
Dentuman dahsyat di langit Texas yang misterius membuat warga kaget bahkan ketakutan. Dentuman tersebut juga dikabarkan membuat rumah ada yang sampai bergetar serta burung-burung ketakutan.
Dilansir dari detikINET yang mengutip dari CNN, dentuman dahsyat itu terdengar oleh warga di area Lower Rio Grande Valley. Suara dentuman ini sempat direkam oleh sejumlah warga hingga cukup ramai dibahas di media sosial saat diposting.
Situasi menjadi semakin mencekam lantaran beberapa objek tak dikenal ditembak militer AS dalam beberapa waktu belakangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentunya dengan segala macam insiden itu, Anda bisa membayangkan bagaimana takutnya warga kami," kata Sheriff setempat.
Sejumlah teori dikemukakan terkait dentuman dahsyat tersebut, hingga akhirnya pihak NASA memberikan penjelasan. Menurut mereka, dentuman dahsyat di langit Texas itu kemungkinan besar berasal dari ledakan meteor seberat sekitar 450 kilogram yang hancur setelah memasuki atmosfer Bumi.
"Pakar NASA meyakini bahwa obyek itu merupakan meteorit. Sudut dan kecepatan masuknya benda itu, bersama dengan tanda khasnya di radar cuaca, konsisten dengan jatuhnya meteor yang lain," sebut NASA.
Meteor itu juga dideteksi oleh Satelit dari National Weather Service. Selain itu, dua pilot juga mengaku menyaksikannya.
Meteor itu disebut telah hancur berkeping-keping dan menimbulkan suara dentuman. Puing-puing sisa ledakannya disebut mendarat di wilayah yang jauh dari pemukiman.
"Meskipun meteorit cenderung menghujam atmosfer Bumi dalam kecepatan tinggi, mereka melambat saat melalui atmosfer, terpecah menjadi fragmen-fragmen kecil sebelum menabrak permukaan. Meteor mendingin dengan cepat dan secara umum tidak menimbulkan risiko bagi publik," papar NASA.
Lebih lanjut, pihak NASA mengatakan hujaman meteor semacam ini merupakan pengingat agar mereka selalu waspada, khususnya terhadap kemungkinan hujaman asteroid besar di masa depan.
"Meteor di langit ini merupakan pengingat untuk NASA untuk meningkatkan pemahaman kita dan perlindungan terhadap Bumi," kata NASA.
(urw/alk)
