Papua Pegunungan

Penampakan 500 Truk 3 Bulan Terjebak di Trans Papua Yalimo yang Rusak Berat

Jonh Roy Purba - detikSulsel
Senin, 20 Feb 2023 09:30 WIB
Foto: Deretan truk yang terjebak macet di Jalan Trans Papua Jayapura-Wamena. (Dokumen Istimewa)
Yalimo -

Sebanyak 500 truk terjebak macet hingga 3 bulan lamanya di Jalan Trans Papua Jayapura-Wamena, Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan. Arus lalu lintas terhambat lantaran jalanan tersebut rusak parah.

Dalam foto yang diterima detik.com, tampak dereten mobil truk yang tertutup terpal biru tengah berhenti. Terlihat kendaraan itu berada di kawasan lereng perbukitan dengan kondisi jalan bertanah.

Tampak ada gundukan tanah yang timbul di bagian yang dilalui kendaraan. Sejumlah orang tampak menunggu di pinggir jalan meratapi deretan truk yang tidak bisa berjalan.


Dalam foto lainnya, tampak sejumlah truk melewati jalan berlumpur dan licin. Kondisi itu semakin menyulitkan kendaraan untuk melintas.

Penampakan truk terjebak gegara Jalan Trans Papua Jayapura-Wamena rusak berat. (Foto: Dokumen Istimewa)

"Kami berharap ada bantuan untuk mengeluarkan mobil yang terjebak. Saya perkirakan mobil yang antri mencapai 500 unit dan antrian itu sepanjang 8-9 km," ujar ibu Fatma Simbiak yang ikut dalam rombongan truk saat dimintai konfirmasi detikcom, Minggu (19/2/2023).

Fatma mengatakan, lokasi ratusan truk terjebak berada di Kampung Wiralek. Dia bersama rombongan baru saja keluar dari wilayah itu.

"Saya baru saja keluar dari Kampung Wiralek, lokasi mobil truk terjebak. Saya keluar dengan berjalan kaki dan kemudian menumpang mobil yang memutar balik ke Jayapura," tuturnya.

Fatma mengaku sudah terjebak sejak Desember 2022. Truk yang ditumpanginya terjebak kubangan di ruas jalan yang menghubungkan Jayapura-Wamena.

"Kalau kami dari bulan Desember 2022 terjebak. Namun di bagian depan diperkirakan sudah terjebak sejak November 2022 lalu. Saya kembali ke Jayapura untuk mencari bahan makanan, karena stok bahan makanan kami habis," urai Fatma.

Dia mengaku kondisi itu tergolong kejadian yang parah. Pasalnya, Fatma yang memiliki jasa usaha transportasi, biasanya paling lama melintas sampai ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya memakan waktu 1 bulan.

"Biasanya kami tidak tertahan selama ini. Paling lama 1 bulan. Ada 3 truk kami yang tertahan di sana dengan berisikan muatan barang," jelasnya.

Sediakan Bekal Selama Perjalanan

Fatma mengatakan kondisi ini membuat truk yang melintas harus menyediakan bekal selama perjalanan. Pasalnya butuh waktu yang lama bisa keluar dari wilayah tersebut.

"Truk yang melintas di sana itu memang disiapkan bahan makanan. Misalnya saya ada 3 mobil truk yang lagi berangkat ke sana, nah mereka itu dipersiapkan bahan makanan seperti beras, indomie, ikan asin dan sarden serta minyak goreng dan tabung gas 5 kg untuk pembekalan selama di perjalanan," jelasnya.

Namun dirinya tetap khawatir jika bahan makanan habis. Apalagi tidak bisa diprediksi kapan kendaraan bisa terbebas dari kemacetan.

"Kalau mobil jalan bagus seperti biasa, iya bahan makanan kita cukup. Tapi kalau parkir lebih dari 2 minggu pasti habis dan kurang. Karena di sana makan terus tidak ada pekerjaan. Sekarang sudah banyak sopir yang berjalan kaki ke Kota Elelim, Kabupaten Yalimo untuk belanja bahan makanan. Lokasinya ke Elelim sekitar 20-30 KM," tambah Fatma.

Fatma menceritakan pihaknya sempat mempertanyakan para pekerja jalan mengapa tak ada pekerjaan. Pasalnya diketahui ruas jalan Trans Papua di lokasi para truk terjebak diketahui ada 2 perusahaan konstruksi jalan yang bekerja.

"Ketika saya masih di lokasi terjebaknya truk, kami mempertanyakan kenapa tidak ada pelaksanaan pekerjaan jalan. Mereka menjawab kehabisan solar untuk alat berat bekerja dan juga faktor cuaca. Lalu kami mencoba untuk membantu memberikan 10 liter solar dengan perhitungan bisa 5000 liter apabila seluruh truk membantu. Namun tak ada tanggapan juga," paparnya.

Fatma berharap pemerintah segera memberi perhatian atas kondisi itu. Setidaknya ada aparat yang juga berjaga di lokasi sembari mempersiapkan pengerjaan jalan.

"Dari aparat keamanan belum ada yang turun. Mudah-mudahan tidak apa-apa terjadi kepada para supir karena lokasinya di tengah hutan," keluhnya.

Simak respons BBPJN Wamena di halaman berikutnya.




(sar/ata)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork