Pangdam Ungkap KKB Egianus Kogoya Marah Usai Warga Selamatkan 15 Pekerja

Pangdam Ungkap KKB Egianus Kogoya Marah Usai Warga Selamatkan 15 Pekerja

Jonh Roy Purba - detikSulsel
Senin, 13 Feb 2023 18:12 WIB
Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen Muhammad Saleh Mustafa.
Foto: Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen Muhammad Saleh Mustafa. (Jonh Roy Purba/detikcom)
Timika -

Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen Muhammad Saleh Mustafa mengatakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya marah besar usai warga menyelamatkan 15 pekerja puskesmas di Distrik Paro, Nduga, Papua Pegunungan. Saleh menilai Egianus Kogoya ingin menyandera 15 pekerja tersebut.

"Jadi menurut saya sebenarnya Egianus Kogoya itu sebenarnya mau menyandera 15 pekerja itu. Namun tidak kesampaian," ungkap Mayjen Saleh kepada detikcom di Timika, Senin (13/2/2023).

Menurut Saleh, KKB Egianus Kogoya kemudian membakar pesawat milik maskapai Susi Air dan menahan pilotnya, Philip Mark Mehrtens. Saleh pun menganggap tindakan Egianus Kogoya salah sasaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menurut saya niatnya untuk menyandera 15 orang pekerja itu tidak kesampaian. Sebagai bargaining dia. Kan 15 orang itu warga negara Indonesia. Yang satu ini warga negara Selandia Baru. Ibaratnya bisa kita katakan dia salah tangkap," jelasnya.

"Jadi yang 15 pekerja yang benar 1 hari sebelum Selasa (7/2) pembakaran pesawat itu sudah diselamatkan oleh masyarakat. Itulah yang membuat Egianus marah. Makanya ketika dia temukan ada pesawat mendarat dan ada pilotnya, jadi pilotnya dia sandera dan bakar pesawatnya," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Saleh mengatakan Selandia Baru selama ini memiliki hubungan yang baik dengan pemerintah Indonesia khususnya terhadap pemerintah Daerah Papua. Penahanan warga asing asal Selandia Baru akan memperburuk hubungan pemerintah daerah Papua dengan negara tersebut.

"Saya mau katakan Negara Selandia Baru ini sangat dekat dengan masyarakat Papua. Banyak anak-anak kita dari Papua menempuh pendidikan di sana. Masa mereka baik dengan masyarakat kita di Papua, tapi warganya ditangkap," ujarnya.

Sebelumnya KKB pimpinan Egianus Kogoya disebut mengintimidasi 15 pekerja di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Para pekerja kemudian berhasil dievakuasi setelah berjalan kaki melewati hutan dan pegunungan.

Awalnya, 15 pekerja tersebut mendapat ancaman dari KKB bersenjata lengkap pada Sabtu (4/2) lalu. Warga setempat kemudian mengumpulkan para pekerja untuk membantunya.

"Jadi ketika mereka diancam dan diintimidasi oleh KKB dengan dilengkapi senjata api, lalu masyarakat datang dan menolong mereka hingga akhirnya mereka diamankan oleh masyarakat," ujar Kepala Operasi Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani kepada detikcom, Kamis (9/2).

Para pekerja proyek pembangunan puskesmas itu pun diminta agar meninggalkan Distrik Paro. Rencana keluar dari wilayah Paro menuju Distrik Kenyam pun dijalankan pada Minggu (5/2).

"Paro-Kenyam itu sangat jauh. Melewati gunung-gunung dan hutan," tuturnya.

Mereka harus berjalan kaki lantaran tidak ada akses transportasi. Ke-15 pekerja didampingi 5 warga setempat sebagai penunjuk jalan.

"Namun sebelum mereka berjalan kaki, mereka sempat berkomunikasi dengan kontraktor atau pimpinan para pekerja bahwa mereka akan ke Kenyam," lanjut Faizal.




(hsr/asm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads